Ke temen-temen + coach udah, ke keluarga masing-masing udah, ke publik sendiri? (Jo-ting)
Anthony terbangun mendengar suara dentang sendok. Ia berusaha menyesuaikan kedua matanya dengan kondisi cahaya ruangan.
"Haloo" Jojo menyapanya sebelum menyesap teh buatannya. Anthony hanya menjawab dengan erangan kecil yang teredam di bawah selimut.
"Mau makan siang apa hari ini?" Tanya Jojo, menyelipkan tangannya di bawah kasur untuk mengusap kening Anthony.
Belum apa-apa Jojo sudah dibuat gemas dengan tingkah laku Anthony. Dia menggelengkan kepala dengan bibir mecucu."Apa itu maksudnya? Engga tau?" Anthony bisa mendengar cangkir teh diletakkan di atas nakas.
"Iya" jawabnya dengan suara parau. Anthony berdeham sedikit membebaskan riaknya."Pengen makan di luar tapi masih sakit buat jalan." Jojo menyatukan alisnya.
"Mau coba dulu?" Ia menawarkan tangannya pada Anthony.Anthony menatapnya agak ragu. Diambilnya tangan Jojo untuk digunakan sebagai pegangan.
"Ssss, aw" langkah Anthony terhenti sekejap. Satu langkah, dua langkah, Jojo merasa seperti membimbing anak bayi sedang belajar berjalan untuk pertama kalinya. Suara tawa kecil lepas dari mulut Jojo."Kenapa?" Anthony yang berdiri dengan posisi tangan sedikit terentang menatap Jojo curiga.
"Gemes aja gw sama lu"Anthony berhasil menemukan cara berjalan yang menurutnya nyaman. Tidak, tidak lucu layaknya penguin. Hanya perlahan tapi pasti.
-
"Bisa ga naiknya?" Jojo mengangkat lengan Anthony membantunya masuk ke dalam mobil.
"Bisa bisa" Anthony menempatkan dirinya pada jok.
"Mau dipasangin ga seatbeltnya?" Tawar Jojo. Tangannya sudah siap mengambil kepala sabukPlak
"Ga usah,Jo. Gw bisa sendiriii. Bucin banget sih jadi orang" Anthony menepis tangan Jojo yang disertai dengan ringisan singkat.
Jojo berpindah ke sisi lain mobil. Memposisikan diri sendiri di kursi pengemudi. Setelah semuanya siap, ia langsung tancap gas.
Bakso menjadi jawaban dari perdebatan mereka siang itu. Jojo memutar-mutar roda kendali mobil, mencari gerai bakso terdekat.
"Cari yang lain aja Jo, kalo susah" pandangan Anthony turut memindai sudut-sudut jalan.
"Sabar lah, masa gitu doang udah nyerah" Anthony memicingkan mata menatap Jojo.
"Dapetin lu aja gw bisa" tambah Jojo. Berusaha menahan senyum dengan mengulum bibirnya.
"Idih" Anthony bergidik mendengar jawaban Jojo.
"Adamah gw yang dapetin lo""Hah?"
"Iyaaaa, lu pikir sebelum ini gw perhatian ke lo tuh sebagai apa?"
"Sahabat,temen sekamar?"
"Awalnya, tapi lama kelamaan makin sayang"
Pipi Jojo terasa hangat. Ia coba memfokuskan pikirannya pada jalanan. Menggubris keinginan untuk mengecup pipi kekasihnya itu.
"Trus gw coba deh, kode-kode. Tapi lu nya ga peka"
"Yang bilang gw ga peka siapa? Gw udah bilang kan gw ga mau buru-buru. Takutnya lo kaget.
Anthony mengangguk sambil membentuk huruf "O" bulat.
"Eh, ternyata udah ngebet pengen dipacarin. Aw!" Jojo mendapat cubitan di pinggangnya sebagai balasan."Sakit tau" Jojo mengelus-elus pinggangnya sendiri.
Roda kemudi Jojo putar ke arah parkiran. Dimana disampingnya, sebuah tenda yang melindungi gerobak bertuliskan "BAKSO PAK EKO"
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanfictionRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨