Sinar matahari menyelinap masuk melalui tirai. Membuat Anthony terpaksa membuka matanya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah seorang Jojo yang sedang duduk manis di depan layar laptopnya. Anthony merebahkan punggung sehingga ia dalam posisi telentang. Jojo yang sedang asyik dengan film yang ditontonnya ternyata mendengar gerak-gerik sahabatnya.
"Pagi," sapanya dengan hangat
"lama banget lu tidurnya. Perasaan gw yang lebih capek main" sambung Jojo sambil membalikkan badan untuk menghadap Anthony."Ehmm" rasa kantuk rupanya masih menguasai laki-laki yang akrab disapa Ginting itu.
"Bangun gak lu, temenin gw" rengek Jojo
"Kemana njir? Baru bangun juga" Anthony menjawab dengan mata yang masih terpejam.
"Gak kemana-mana. Sini temenin gw nonton film."
Jojo menepuk-nepuk spot kosong di kasurnya. Anthony yang tadinya enggan beranjak, akhirnya terbujuk setelah melihat tatapan lembut Jojo. Ia pun bangun hanya untuk kembali merebahkan tubuhnya di samping Jojo.
Jojo tahu bahwa Anthony bukan tipe orang yang bisa bangun pagi. Walaupun mereka biasanya mendapat jadwal latihan yang terbilang cukup pagi, tetap saja Anthony tidak bisa menang atas rasa lelahnya.
"Mau sarapan ngga? Gw cariin"
Jojo berusaha mengajak Anthony berbicara agar ia tidak ketiduran.
"Hmm? Emang lu belum sarapan?" Anthony menjawab dengan tatapan sayu yang seakan-akan fokus menatap layar.
"Belum, gw nungguin lu"
Mendengar itu, pipi Anthony terasa hangat. Kepalanya yang sejak tadi tegak menjadi layu, dan memutuskan untuk mendarat di lutut Jojo yang duduk bersila. Jojo hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Anthony.
"Permisi!"
Sapaan seseorang terdengar dari arah pintu yang dibuka. Anthony yang tadinya masih mengantuk seketika menjadi segar, terkejut mendengar dobrakan pintu.
"Aih, romantis banget 2 biji kesayangan gw" tambah orang itu.
Siapa lagi kalau bukan Ihsan Maulana, sahabat yang lebih dulu dikenal Jojo sebelum Anthony.
"Nih, gw bawain sarapan"
Ihsan meletakkan plastik berisi bubur ayam di atas meja belajar.
"Tau aja lu kita lagi laper"
Tatapan Jojo yang tidak lepas dari makanan itu mengisyaratkan Ihsan untuk mengambilkannya.
"Iya lah, gw kan peka. Emang kaya lu"
Ihsan menjawab dengan ketus sambil memberikan sarapan yang ia beli.
"Enak aja, emang gw pernah ga respon sama perasaan orang lain?" tanya Jojo. Ihsan hanya terdiam, menatap Anthony yang sejak tadi asyik menonton film "
"Makan, ting" Ihsan menepuk-nepuk punggung Anthony, membujuknya untuk menyantap sarapan kesukaannya itu.
"Eh, ke Gramed yuk. Temenin gw beli buku" ajak Ihsan dengan guling Anthony di pelukannya.
"Lu kesambet apaan tiba- tiba pengen beli buku?"
Anthony yang baru saja selesai mandi sekarang sibuk mengerikan rambutnya dengan handuk.
"Ya lagi kepengen aja. Emangnya engga boleh?" Ihsan menanggapi pertanyaan Anthony dengan menjulurkan lidah kecil. "Yang bilang engga boleh siapa?" kata Jojo sambil menutup pintu di belakangnya setelah membuang sampah bekas sarapan
"Ayolah, sekalian cuci mata. Siapa tau ada barang bagus" sambungnya lagi.
Pagi itu, mereka pun setuju untuk pergi menghabiskan waktu bersama.
Ihsan dan Anthony sedang sibuk melihat-lihat buku di toko buku ternama itu. Sementara Jojo memilih untuk melihat- lihat sepatu di toko olahraga.
"Gimana, ting?" tanya Ihsan memecah kesunyian diantara mereka
"Gimana apanya?" Anthony masih terpaku pada resume pada sampul belakang sebuah buku.
"Lu tau lah yang gw maksud" Ihsan menambahkan.
Anthony menghirup nafas dalam-dalam sebelum menjawab maksud pertanyaan Ihsan"Ini Jojo san, susah" Ihsan meletakkan jari di depan bibirnya sebagai tanda agar Anthony mengecilkan volume suaranya.
"Tapi kan lu belum coba" timpal Ihsan yang sibuk memilih buku. Saat ia mendongak, Anthony sudah hilang dari hadapannya.
Setelah mencari-cari, Ihsan menemukan Ginting sedang mengantri di kasir.
" Jangan ngilang gitu napa"
Ihsan menabok Anthony dari belakang. Usai membayar buku, mereka berdua pergi menyusul Jojo. Di depan toko olahraga, lautan perempuan memenuhi pintu masuk toko.
"Itu apaan rame banget?" tunjuk Ihsan pada lautan perempuan itu. Anthony hanya menjawab dengan mengangkat bahu, tanda tidak tahu. Karena tidak mau tenggelam, keduanya memilih untuk menepi. Ihsan yang lebih tinggi bisa melihat Jojo diantara perempuan-perempuan yang haus akan kasih sayang itu. Untungnya Jojo juga melihat Ihsan sehingga Ihsan tidak perlu memanggil Jojo agar tidak mencuri perhatian. Setelah berhasil keluar dari lautan kaum hawa, yang pertama kali Jojo lihat adalah wajah ketus Anthony yang tangannya dipenuhi belanjaan.
"Mau gw bantu?"
Tanpa menunggu jawaban Jojo dengan sigap mengambil satu plastik belanjaan dari tangan Anthony. Mereka berjalan menuju eskalator ke tempat parkir.
"Ga belanja Jo?"
Anthony yang dari tadi kalem tiba- tiba menyaut.
"Engga jadi. Lagi mau milih-milih, tiba- tiba diserbu gw" jawab Jojo yang disertai tawa dari Ihsan."Eh,gw ke toilet dulu ya"
Jojo memberikan plastik belanjaan Anthony pada Ihsan. Tinggal mereka lagi berdua.
"Lu kenapa kabur?" Ihsan bertanya dengan jurusan topik yang tadi mereka bicarakan.
"Cepat atau lambat dia juga harus tau, Ting. Dia juga sahabat lo" tambahnya.
Anthony terpaku kosong menatap dinding
"Bisa ga, ngomonginnya jangan disini. Banyak orang" baru saja Ihsan ingin membantah tiba-tiba Jojo datang dan mengambil belanjaan yang tadi ia titipkan padanya.
"Yuk pulang"
Di mobil, Jojo kembali ambil kendali. Saat lampu merah Jojo melihat dari kaca spion,Ihsan yang duduk di kursi belakang sibuk menyanyikan lagu yang dimainkan radio. Disampingnya, Anthony sudah tertidur pulas. Melihat keadaan Anthony yang menurutnya menggemaskan Jojo mengabadikan wajah sahabatnya itu dengan kamera handphonenya. Ihsan yang sadar atas kejadian itu hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanficRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨