Publikasi (1)

8.4K 1.1K 71
                                    

"Jangan lupa nanti jam 10.00 ada pertemuan pelatnas"

Jojo dan Ginting dalam perjalanan pulang sehabis lari pagi.

"Ah, mager"

Tingkah kekanak-kanakan Jojo membuat Ginting geli melihatnya

"Kayak anak kecil banget sih lo, mageran."

Ginting mendorong pelan bahu Jojo. Dengan postur yang lebih tinggi membuat Jojo dengan mudah merangkul Ginting

"Tapi nanti duduk satu meja, boleh?"

Jojo mendekatkan bibirnya ke telinga Ginting, mencoba merayunya

"Jo, ini tempat umum"

Ginting memalingkan wajahnya sementara Jojo masih menunggu penuh harap.

"Buat lo, apa sih yang engga?"

Ginting berlari melepaskan diri dari rangkulan Jojo. Mendengar rayuan pertama kekasihnya itu sontak membuat Jojo tersenyum tak karuan.

"Pacar siapa sih tu? Gemes gw" Jojo berusaha menyusul Ginting yang sudah lumayan jauh di depan.

Di ruang pertemuan, para atlet lain sudah menunggu mereka.

"Woy,sini!"

Ihsan melambaikan tangan memanggil keduanya untuk duduk di kursi yang sengaja ia sisakan.

"Misi semua"

Jojo menyita perhatian orang-orang satu meja dengan sapaannya.Selain Ihsan ada Kevin, Marcus, Fajar, dan Rian. Pertemuan berjalan lancar hingga di tengah acara, perut Ginting mulai meronta.

"Laper lu,ting?"

Jojo mengusap tangan Ginting. Ginting mengangguk. Ihsan yang kelihatan serius mendengarkan coach sebenarnya memperhatikan gerak-gerik mereka. Ia tersenyum lebar mengetahui kedua sahabatnya kini dalam keadaan baik-baik saja.

 Orang-orang sibuk mengantri mengantri untuk mengambil makanan. Termasuk Jojo dan Ihsan.Jojo sedang menyendok nasi ke atas piring ketika Ihsan menyenggolnya

"Udah jadi nih?"

Jonatan yang kurang mengerti maksud pertanyaan Ihsan hanya mengerutkan dahi.Ihsan melirik pada Ginting yang sedang anteng menunggu makanan yang diambilkan Jojo. Pertanyaan Ihsan hanya dijawab dengan rona pipi merah oleh Jojo. Selama pacarnya sibuk dengan makanan, Ginting dihampiri Fajar yang telah selesai mengambil hidangan.

"Engga makan, ting?"

Fajar menarik kursi untuk dia duduk. Membuka tissue pembungkus sendok dan garpu. Ginting menunggu Fajar selesai berdoa sambil memandangi Jojo dari jauh.

"Lagi diambilin, hehe"

Mata Ginting tertuju pada Jojo yang masih sibuk mengambil satu porsi makanan untuk dirinya sendiri.

Fajar mengunyah makanan dalam heran (?)

"Sejak kapan Jojo jadi perhatian banget?"

Tanpa berpikir panjang Fajar mengetahui maksud dari perhatian yang Jojo berikan pada Ginting. Ginting menunduk menghindari kontak mata dengan rekan main yang setahun lebih tua darinya itu.

"Pajak Jadian boleh nih?"

Ginting merespon candaan itu dengan senyum lega. Mengetahui bahwa ada satu orang lagi yang yang tidak keberatan dengan status yang ia jalani dengan Jojo.

"Baru tau gw, lu demen sama laki-laki" kalimat yang diucapkan Fajar terdengar seperti speaker rusak karena mulutnya yang masih penuh.

"Engga bang, gw sukanya Jojo,"

Fajar tersedak mendengar kata-kata manis yang keluar dari seorang Ginting yang selama ini ia kenal sebagai orang yang kalem.

"Kalau laki-lakinya bukan Jojo, gw ga suka"

Pandangan Ginting tertuju pada Jojo yang datang ke arahnya membawa satu porsi makan siang.

Wagelaseh, makin greget aing sama mereka. Btw kalo ada yang belum sadar, bagian si Ginting konfirm ke Fajar itu terinspirasi dari salah satu scene di SOTUS The Series ehehehe.

More Than Friends? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang