Ada yang kangen katanya
Anthony membebaskan diri dari gendongan. Menapakkan kakinya pada lantai kamar yang keseluruhannya berlapis karpet cokelat gelap.
"Mau mandi dulu atau langsung jalan?"
Mengingatkan Jojo akan rencana jalan-jalan di sekitar hotel, Anthony mendongak. Berusaha mengundang perhatian Herculesnya yang masih singgah pada pemandangan luar.
"Joo~"
Suara lembut itu sukses menjalankan mandat pemiliknya. Oknum ya dituju kini sudah mengunci pandangan dengan pemanggil.
"Hmm, langsung jalan-jalan aja kali ya?"
"Siap! Aku beres-beres bentar. Kamu telpon mereka ya"
Perintah Anthony mengacu pada Fajar dan Rian di kamar sebelah. Bibir Jojo terangkat dalam senyum simpul. Melihat pria mungil kesayangannya bergumul dengan isi koper. Sebuah tas punggung yang menjadi tempat tinggal keperluannya di perjalanan di rogoh oleh Jojo demi mencari ponsel pintarnya yang sedang diberi daya oleh pengisi daya portable alias power bank.
Mendudukan diri di tepi kasur dengan power bank di tangan kiri dan gawai di tangan kanan. Sebuah kontak dengan nama "Bang Jay" dipilih Jojo. Sambungan kabel data diputus oleh Jojo sebelum menempelkan ponsel di telinganya. Panggilan Jojo akhirnya dijawab setelah nada dering ke-6.
"Oy bang, lagi ngapain telpon sampe engga diangkat-angkat?"
"Apaan sih Jo"
Suara yang terdengar jauh lebih kalem menanggap sapaan Jojo.
"Lah, Mas Jom? Bang Fajar mana?"
Bukan jawaban berupa kalimat yang di dapat melainkan suara dengkuran seseorang. Terdengar pula tawa lirih menemaninya di seberang.
"Udah tidur, Jo"
"Ya ampun, perasaan tadi seger- seger aja"
"Ngga tau juga gw. Cuma ditinggal mandi bentar, balik-balik udah ngorok"
Rian bisa mendengar Jojo menghela napas panjang.
"Ya sudahlah, jadi ngga ikut jalan-jalan?"
Sebuah gelengan diberikan oleh Rian. Ia sepertinya lupa jika sedang berbicara via telepon.
"Engga dulu Jo. Dari tadi gw bangunin juga susah"
"Oke deh, dah bunda"
"WEH-
Panggilan diakhiri sepihak. Masih sibuk mengutak-atik ponsel, Jojo bisa merasakan bagian kasur di sampingnya tenggelam. Sudut matanya bisa menangkap seorang Anthony sudah terduduk.
"Jadi?"
"Bang Fajar molor"
Manik Anthony membulat tidak percaya.
"Serius, tadi aku denger sendiri suara ngoroknya"
Sebuah tawa renyah merespon pernyataan tersebut, diakhiri dengan anggukan.
"Berdua aja dong kita?"
Jojo menaik turunkan kedua alisnya. Menyuguhkan senyuman nakal sebagai pelengkapnya. Kepalanya seketika oleng mendapat dorongan pelan di bagian pipi.
"Kuy lah"
Beranjak dari kasur, Anthony meraih jaketnya yang tadi sempat ia sampirkan di kursi. Tak lupa meraih jaket dengan model sama dengan ukuran lebih besar milik suaminya.
"Pake, Paris lagi dingin"
-
Keduanya kini sudah berada di dalam elevator. Sebuah kamera tergantung di depan abdomen Jojo sebagai senjata berburu foto nya. Berburu foto suasana Paris dan foto uwu dari pria di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanfictionRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨