Berlayar

5.8K 880 160
                                    

"Kok lama banget pesennya?" Fajar menarik kursi disebelahnya untuk Rian duduk "Iya, mas. Antrenya lumayan panjang tadi". Jojo dan Anthony senyum-senyum sendiri melihat tingkah laku pasangan ganda putra ini. Yang sebentar lagi mungkin menjadi pasangan di luar lapangan. "Udah dari tadi kalian nyampe?" Rian membuka kertas bungkus sedotan dan memasukkannya ke dalam gelas berisi jus alpukat untuk Fajar.
"Engga kok, baru aja" jawab Jojo.
Anthony terpaku pada hidangan sate padang di seberangnya. Sesekali menelan ludah.
"Laper lu?" Anthony mengangguk tanpa menoleh ke arah Jojo.
"Yaudah yuk. Cari makan" Jojo berdiri, tangannya memberi isyarat pada Anthony untuk melakukan hal yang sama "Kita cari makan dulu ya, bang" Jojo pamit undur diri sebentar. Meninggalkan Rian dan Fajar berdua.

"Lucu deh mereka" ucap Rian sesaat setelah Jojo dan Anthony pergi. Fajar hanya tersenyum simpul lalu menyeruput jus alpukatnya "Mau lontong ga, mas?" Sepotong kecil lontong berlumuran kuah sate disodorkan ke arah Fajar "A...a...a" Fajar membuka mulutnya.
"Kangen sama ibumu di Yogya. Kira-kira gimana ya kabarnya?" Suara Fajar terhalang oleh lontong yang sedang ia kunyah.
Wajah Rian tiba-tiba tampak heran
"Mas kan baru minggu lalu ketemu" Fajar hanya bisa nyengir, " Ya,kan cuma mau mastiin. Calon mertuaku baik-baik aja atau enggak" Rian menoyor pelan kepala Fajar hingga oleng
"Mertua ndasmu" Fajar terkekeh sambil menusukkan potongan lontong.
¦
¦
¦
¦
"Aduh!" Jojo meringis menerima cengkraman kuat di pergelangan tangannya. "Sakit tau" Jojo mengadu. Tatapan Anthony mengarah pada sesuatu yang kurang terlihat jelas di mata Jojo "Lu ngeliatin siapa sih?" Jojo mencari-cari sasaran tatapan Anthony. "Ituuu, Bang Fajar sama Rian" Anthony menatap mereka gemas, menyandarkan pipinya pada bahu Jojo. Gelendotan kayak kucing kalau kata Fajar
"Hmm, lu pengen gitu juga" Jojo menautkan jari-jarinya dengan Anthony yang hanya bisa tersenyum merasakan kehangatan Jojo. Lupa bahwa mereka sedang berada di tempat umum

Setelah makan siang, 2 pasangan pebulu tangkis itu memutuskan untuk pergi ke department store untuk membeli baju dan kebutuhan sandang lainnya. Sebut saja toko Bulan.

"Kamu mau beli apa sih?" Fajar memang sudah terbiasa menggunakan panggilan aku-kamu pada Rian dan hanya pada Rian. Mengingat Rian yang memulai karena dia memang tipe orang yang halus. "Mau beli kemeja" Rian menjawab.

Jojo dan Anthony berada di sisi lain toko. Sehingga keduanya punya waktu berduaan masing-masing.

Rian sudah mendapatkan 3 buah kemeja yang sama bagusnya. Membuatnya bingung untuk memilih yang mana.
"Bagusan yang mana mas?" tanya Rian, mensejajarkan tiap kemeja dengan badannya.
Fajar menumpangkan dagunya, duduk di salah satu kursi yang tersedia.
"Tiga tiganya bagus. Kenapa ga beli semua?" Tanya Fajar mengambil satu kemeja dari tangan Rian untuk melihatnya lebih dekat.
"Ih tadi nyuruh aku ga usah bawa dompet kan. Itupun mas masih umpetin dompetku" Rian ngedumel membuat Fajar makin gemas
"Ya iya, maksudnya ambil aja tiga tiganya. Aku yang bayarin" kata Fajar santai sambil mengambil dua kemeja lainnya dari tangan Rian dan memasukkannya ke tas belanja. "Serius?" Rian menyusul langkah Fajar. Fajar hanya tersenyum menatap Rian "Yuk ke kasir, Jojo sama Onyk udah nunggu" ajak Fajar. Baru beberapa langkah berjalan Fajar merasakan tepukan dipunggungnya.
"Mas Fajar kan? Sama mas Rian?" Tanya orang itu polos. Seorang remaja perempuan dengan paras cukup menawan menatap mereka dengan mata berbinar-binar. "Iya" jawab Fajar singkat. Ternyata dia adalah salah satu fans dari pasangan FajRi ini. Terutama Fajar. Dia meminta foto bersama keduanya. Ia tentu memilih untuk berdiri di tengah dengan kedua tangan merangkul Fajar dan Rian. Kepalanya ia condongkan ke arah Fajar seolah ingin bersandar.
Setelah sesi foto selesai keduanya melanjutkan perjalanan ke kasir. Lengan Fajar yang tadinya bebas, tiba-tiba di kempit oleh seseorang. Fajar menoleh ke kanan menemukan Rian mengaitkan tangan pada lengannya.
"Kamu ngapain?" Tanya Fajar dengan dengusan tawa. Rian hanya menggeleng.
"Nanti diambil orang" Rian menjawab dalam hati.

Sampai di kasir Fajar bisa melihat Jojo dan Anthony dengan gelisah. "Kemana aja sih, bang? Lama banget" wajah Anthony penuh tanda tanya. "Ada yang minta foto tadi" jawab Rian.

Fajar dan Rian memutuskan untuk pulang duluan karena Rian merengek minta. "Ngantuk aku" ucap Rian dengan suara halusnya. Merupakan senjata yang ampuh untuk meluluhkan hati Fajar.Ia pun menjawab dengan anggukan.

"Udah pake seatbelt?" Tanya Fajar yang sudah siap menstater mobil. Rian mengangguk dalam kantuknya. Deru mesin mobil memecah keheningan. Fajar memutar kendali mobil untuk keluar dari tempat parkir.

Mereka masih setengah jalan. Fajar sesekali menatap wajah Rian. "Indah banget , Ya Allah" kata Fajar dalam hati. Mata Fajar kembali fokus ke jalan raya.

"Mas kenapa perhatian banget sama aku?" Suara parau Rian seketika membuyarkan konsentrasi Fajar. "Kamu ngelindur ya?" Rian menoleh ke arah Fajar. Menatapnya dengan kedua matanya yang sudah terbuka menandakan bahwa ia sudah dalam keadaan terjaga.
"Maksud kamu perhatian gimana?" Fajar bertanya balik, masih terus fokus ke jalan raya karena jalanan cukup ramai sore itu. Rian menyandarkan kepalanya yang semula terangkat ke sandaran jok.
"Perhatian yang bisa dibilang berlebih mas. Sampe rela nganter ke Jogja biar aku bisa ketemu ibu. Beliin ini itu padahal aku juga ada duit. Maksa kamu mah" jawab Rian lirih. Fajar mengulum bibirnya sendiri.
"Itu kan berarti aku sayang" Fajar tidak berani menyatukan tatapannya dengan Rian yang kini sudah mengerutkan kedua alisnya
"Sayang sebagai partner lapangan sampe segitunya?" Rian membetulkan posisi duduknya yang mulai melorot.
Fajar diam sejenak. Lampu merah di persimpangan jalan menyuruhnya untuk berhenti.
"Kalo aku sayangnya sebagai partner hidup?" Tatapan Fajar masih lurus ke depan. Rian memutar tubuhnya sehingga dia berhadapan dengan Fajar sekarang. "Partner hidup?" Fajar mengangguk.
"Maksud mas, pacar?" Senyum selebar bulan sabit merekah di wajah Fajar. Ia memberanikan diri menatap Rian yang sejak sudah tadi sudah menatapnya. Rian membuang muka, berusaha menyembunyikan senyum dan pipinya yang semakin lama semakin hangat.

Sementara itu di AEON:
"Menurut lo, Bang Fajar bakal nembak Rian kapan?" Tanya Jojo pada Anthony yang sedang mengunyah pearl chatime.
"Besok mungkin, pokonya minggu ini lah." Jawab Anthony terbatuk-batuk tersedak pearl.
"Beranu taruhan ga? Gw yakin bang Fajar bakal nembak hari ini" Anthony memicingkan matanya "Apa taruhannya?"

"Kalo lu bener, gw bakal traktir lu chatime
satu bulan" Jojo menggoda Anthony yang mulai meragukan kepercayaan dirinya. "Kalo lu yang bener?"

"Jatah gw 2 kali lipat"

Mampus kan tuh Ginting

More Than Friends? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang