" Mas Fajaaar, bangun mas. Terus sarapan"
Tangan Rian menggoyahkan pundak Fajar yang masih tertidur nyenyak. Tak ada gerakan, hanya terdengar erangan.
"Masak apa kamu, ian?"
"Roti bakar isi meses, kayak yang mas minta semalem"
Aroma roti bakar merambat masuk ke penciuman Fajar. Memberinya dorongan untuk mengangkat tubuhnya.
"Aseeek" masih pagi tapi Rian sudah dibuat geli dengan kelakuan Fajar. Dengan sudut bibir dihiasi iler kering ia menerbitkan senyum secerah mentari pagi ini.
"Udah sana, makan"
"Sun dulu" Fajar menyodorkan pipinya ke hadapan Rian, meminta pengisi energi
"Moh, mambu iler" Rian beranjak dari kasur menuju sudut kamar dimana ia meletakkan koper berukuran cukup besar miliknya dan Fajar.
" Kamu ga ikut sarapan?" Tanya Fajar yang kini sudah duduk di depan piring dengan roti bakar di atasnya.
"Mau ngecek packing-an semalem. Siapa tau ada yang ketinggalan. Fajar sepertinya lupa bahwa hari ini ia akan mengajak Rian ke Bandung untuk menjemput orang tuanya sebelum pergi ke Jogja.
Ia yang sempat ling lung sebentar, kembali normal setelah mengingat hal itu. Melahap roti bakar yang sudah mulai dingin sambil sesekali mengutak-atik ponselnya.
"Ambis ini langsung mandi ya, mas" Fajar mengangkat wajahnya untuk memandang Rian yang masih hilir mudik mencari kemeja yang akan ia pakai.
"Kamu udah mandi?" Fajar meneguk susu yang juga disiapkan Rian sebagai teman sarapan.
"Udah dari pagi tadi"
Anggukan Fajar menjadi akhir perbincangan mereka sebelum ia menghabiskan sarapannya dan mengambil handuk untuk mandi.-
" Bakal berapa lama di sana bang?" Jojo yang sudah selesai membantu Fajar dengan barang bawaannya sekarang bersandar di kap mobil.
"Semingguan paling, ngapa lu senyum-senyum?"
"Eciee, terinspirasi dari gw ya bang pengen ngelamar juga?"
"Enak aja,lu" Fajar mendorong bahu Jojo hingga membuatnya terhuyung. Dari jauh, Fajar bisa menangkap sosok Rian sedang berjalan dengan Anthony dengan wajah yang masih kusut.
"Kok udah bangun?" Tangan Jojo terentang menyambut pria mungil yang mengucek-ucek matanya. Anthony memeluk pinggang Jojo dan menyandarkan kepalanya pada ceruk lehernya.
"Katanya waktu bangun tadi panik lu nya ga ada, trus pas lagi keluar kamar mau nyariin pas banget tuh gw lagi lewat. Gw ajak lah dia ke sini"
Jojo membentuk huruf O dengan bibirnya. Kemudian men-sun kepala Anthony yang masih bertengger di tempat semula.
Fajar dan Rian sebagai saksi mata adegan itu hany melirik satu sama lain deng senyum kesem-sem.
"Yuk, berangkat. Udah semua kan barangnya?" Fajar mengacungkan ibu jarinya. Rian membawa dirinya ke sisi kursi penumpang. Sementara Fajar, membuka kunci mobil dan duduk di bagian sopir. Jojo yang sadar bahwa mobil yang ia sandari hendak melaju, melepaskan punggungnya dari kap mobil dengan Anthony masih dalam dekapannya.
Melambaikan tangan pada Fajar di balik kaca mobil. Perlahan-lahan kaca mobil turun menampilkan wajah sumringah Fajar dan Rian di sampingnya.
"Good luck ya, bang!" Seru Jojo.
"Sip, thanks! Baik-baik berdua, jangan nikah sebelum gw balik"
"Ya kali nikahan ga undang abang"
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanficRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨