JoTing
Jojo membukakan bungkus bubur ayam. Menuang kuah dan meraciknya.
"Nih, ma'em" diserahkannya bubur itu pada seseorang yang sedang sibuk mencari posisi yang nyaman untuk duduk.
"Sakit banget ya?" Sepasang mata yang semula redup menahan perih tiba-tiba terbuka menatap Jojo tajam."Pikir aja sendiri, Jo" Anthony menerima bubur ayam dari Jojo dan menaruhnya diantara kedua kakinya yang terlipat di bawah selimut. Jojo menatap iba kekasihnya itu. Merasa bersalah tapi senang di waktu yang bersamaan.
Anthony terdiam. Memejamkan matanya, mencoba meredam perih yang tak pernah berhenti menyengat setiap ia bergerak.
"Sini, gw suapin" Jojo duduk di hadapan Anthony. Merampas seporsi bubur ayam itu darinya. Sesendok bubur dengan beberapa suwir ayam dan bawang goreng ia sodorkan pada Anthony."Kok, cuma beli satu?" Anthony mengintip dari balik tubuh Jojo. Melihat kresek yang membungkus bubur ayam sekarang terlihat kempis. Jojo mengisyaratkan Anthony untuk membuka mulutnya.
"Iya, tadi pas banget tinggal satu porsi" Anthony menerima suapan bubur dan mulai mengunyahnya perlahan.
"Terus lo gimana?" Secuil bubur yang menempel di sudut bibir Anthony disingkirkan oleh Jojo yang langsung mengemut jarinya."Gw mah gampang. Yang penting lo dulu" Senyuman hangat Jojo lemparkan pada Anthony. Pandangan Jojo kembali jatuh pada bubur ayam yang ia kikis dengan sendok. Anthony bisa merasakan senyum Jojo memudar.
"Jojo kenapa?" Tidak ada jawaban.
"Jo?" Tangan Anthony menggenggam pergelangan tangan Jojo. Menyuruh Jojo untuk menatap kedua matanya."Maaf" satu-satunya kata yang keluar dari Jojo yang kini sudah menatapnya.
"Hey, maaf kenapa?" Ibu jari Anthony mengusap lembut punggung tangan Jojo.
"Lu kesakitan gara-gara gw" Jojo memberikab suapan pada Anthony. Sebuah senyuman sedikit terbentuk saat Anthony membuka mulutnya.
"Itukan konsekuensi gw karena kalah taruhan" Anthony menjawab dengan entengnya
"Iyaa, tapi bukan cuma itu" Jojo mengehela napas. Sesuap bubur yang tadi dikunyah Anthony kini sudah ia telan.
"Hal-hal kaya gini tuh harusnya bukan buat main-main. Ini sesuatu yang serius. Anthony membuka mulutnya, meminta isi ulang.
" Udah gw semalem ga pake otak lagi mainnya" Anthony berusaha menahan tawanya melihat ekspresi memelas Jojo.
"Liat lu kaya gini bikin gw sedih. Gerak dikit aja lu kesusahan" Jojo menambahkan. "Bego banget gw""Heh, ga gitu ah ngomongnya" Segelas air putih yang bertengger di atas nakas diambil oleh Anthony. Jojo menunggu Anthony selesai meneguk air.
"Bego-bego gitu kan pacarnya Anthony" Anthony menyeka bibirnya yang basah.
"Seriuuuus" rengek Jojo
"Iya ini seriuuus" Anthony meniru mimik wajah Jojo.
"Sebego-begonya lu, gw tetep dan akan selalu sayang sama lu" Anthony memegang dagu Jojo di antara ibu jari dan keempat jari lainnya. Membawanya ke arah bibirnya dan memberinya kecupan ringan."Tapi tetep, gw minta maaf" mata Jojo yang hanya berjarak beberapa senti dari Anthony menatapnya penuh harap.
Anthony menatap lekat bibir Jojo yang sedang dalam posisi cemberut. Mengecupnya singkat.
"Iyaaa, gw maafin" Jojo merekahkan senyum lebar mendengar jawaban Anthony.
"Janji deh, kita gabakal main-main soal hal ini. Gw mau kita serius." Anthony cukup terkejut mendengar pernyataan Jojo.
"Maksudnya serius?"
"Iya, serius. Kita serius jalanin hubungan ini. Kalo bisa, sampe ke jenjang selanjutnya"
Anthony diam. Ia tidak sadar matanya mulai memerah, berusaha membendung air mata yang perlahan-lahan mulai meluap.
"Menikah gitu maksudnya?" Jojo mengangguk pelan.
"Kenapa? Lu ga mau ya?" Anthony cepat-cepat menggeleng.
"Engga, kok enggak. Gw cuma kaget aja lu ngomong kaya gitu." Anthony mengusap pipinya yang mulai lembap.
"Lu serius Jo, mau jalanin ini seserius itu?" Jojo menarik napas. Menganggukan kepala sambil menghembuskannya. "Iya, serius. Gw kan udah janji sama orang tua kita berdua. Bakal pertahanin lu apapun konsekuensinya" Jojo mengambil tangan kanan Anthony. Menatapnya dalam-dalam sembari mengusap punggung tangannya dengan kedua ibu jarinya.
"Lu mau kan?" Jojo memindahkan pusat perhatiannya pada kedua mata Anthony yang kini berkaca-kaca.
Anthony mengangguk pelan, tapi pasti.
Jojo tersenyum lega dan mengecup punggung tangan Anthony."Makasih, Anthony" punggung tangan Anthony kini digunakan sebagai bantalan pipi untuk Jojo.
"Sudah membuat seorang Jonatan Christie pria paling beruntung dan bahagia sejagad raya" Anthony memutar kedua bola matanya mendengar kata-kata manis dari Jojo. Mengusap lubang hidungnya yang kini juga mulai basah."I love you very much, Anthony Sinisuka Ginting" Jojo masih mengunci tatapannya pada Anthony.
"I love you way more" Anthony mengecup dalam bibir Jojo.
Baru saja Jojo ingin beranjak, lebih mempertipis jarak Anthony melepaskan kecupannya. Jojo menaikkan kedua alisnya, terlihat bingung.
"Nanti buburnya tumpah" Anthony menunjuk pada bubur ayam yang tersisa beberapa suap hampir keluar dari wadahnya. Jojo cengengesan, memindahkan bungkus bubur ayam ke atas nakas. Kemudian melanjutkan apa yang mereka mulai.Jojo menghentikan ciumannya ketika Anthony meringis. Ia memberi Anthony senyuman hangat. "Bobo'an aja ya" Anthony menyarankan yang tentunya diterima oleh Jojo. Mereka pun mencari posisi yang nyaman untuk beristirahat dalam dekapan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanficRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨