This is it
Nb: karena book ini sudah lama ga apdet, baca chapter sebelumnya dulu ya biar ngga lupa jalan ceritanya.
Sinar matahari menembus lapisan kaca jendela kamar. Menumpahkan kehangatannya pada sebagian besar penjuru kamar rumah sakit. Terlebih bagian ranjang Arfa di tempatkan. Dimana dia sedang terduduk dengan Khalif dalam dekapannya. Tak jauh dari sana, Raesha sedang menikmati makan pagi bersama Fajar ayahnya sembari bersantai di sofa. Bibir kecilnya mengulum pucuk dot yang menyalurkan susu formula. Ibu kandungnya tidak bisa memberinya ASI karena ia masih mengonsumsi obat pasca operasi.
"Mereka udah bisa dibawa pulang kan?"
Ucap Arfa tanpa mengalihkan perhatiannya dari Khalif. Rian yang seal tadi di sampingnya sejenak melirik pada perempuan bertubuh mungil itu.
"Udah, tapi masa yo hari ini fa? Nanti yang nemenin kamu di sini siapa?"
"Kan ada Mbak Eri. Toh, aku juga udah biasa sendiri. Kamu pikir selama aku bawa mereka di perutku, aku berjuang sama siapa?"
Rian hanya merespon kalimat tersebut dengan senyuman kecil. Menegakkan posisi tubuhnya untuk mengarahkan pandangan ke arah Fajar yang sedang menikmati kartun dengan putri kecilnya.
"Mas?"
"Yok?"
"Kita bawa mereka pulang hari ini ya?"
"Serius? Yeaay, Raesha bisa boboan sama ayah"
Dahi Rian mengerut mendengar kata "ayah" terlontar dari mulut suaminya. Bibirnya tak bisa tak terangkat dalam senyum melihat Fajar bercengkerama sendiri dengan Raesha. Fajar yang kini tampak lebih bersemangat mengangkat bokongnya dari sofa. Mendekati daerah sekitar ranjang tempat Rian berdiri.
"Aku mau ambil barang di mobil dulu ya"
Tubuh cilik Raesha dipindahtangankan pada Rian yang sudah siap siaga menerimanya. Tak lupa botol susu yang tinggal seperempat penuh.
"Raesha sama bapak dulu ya"
Ucap Fajar sebelum memberikan kecupan pada dahi Raesha dan meninggalkan ruangan. Rian mulai asyik menimang Raesha saat telinganya menangkap dengusan tawa dari seseorang.
"Kenapa ketawa kamu fa?"
"Bapak?"
"Ehe, ya aku juga cara manggilnya kayak gitu di Jogja"
"Iyaa, ngga papa. Cuma kayaknya ngga cocok aja gitu kamu dipanggil bapak"
"Ya terserah mereka lah nanti mau manggil aku apa"
Netra Rian tertuju pada Khalif yang masih terlelap dengan damai. Kemudian pada Raesha yang tampak menikmati susunya.
-
Di lapangan parkir, Fajar tengah disibukkan dengan tas yang menampung baju ganti miliknya dan Rian. Travel bag berukuran sedang itu ia slempangkan di bahu kirinya sementara di bahu kanan tas milik si kembar sudah bertengger di bahu kanan.
Bruk
Bunyi pintu mobil setelah Fajar mendorongnya agar tertutup. Setelah alarm mobil tanda kunci berbunyi Fajar membawa langkahnya kembali ke arah gedung. Kakinya baru saja melangkah tiga kali ketika ponsel di dalam saku celananya berdering. Nama kontak "Onyk" terpampang pada layar benda kecil berbentuk persegi tersebut. Fajar mengangkat panggilan itu sambil melanjutkan perjalanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanfictionRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨