Persetujuan (2)

4.4K 827 80
                                    

" Loh, ini yang mau kamu kenalin ke mama?"

Jojo menatap Anthony penuh harap. "Mama bisa aja ih ngomongnya" Senyum Jojo sirna mendengar jawaban Anthony. Mama memilih duduk di samping anak lanangnya itu sementara  adik dan ayah duduk di seberang. "Mau ketemu ceweknya Anthony juga kamu?" Mama rupanya belum mau mengehentikan sesi kuis nya. Jojo hanya tersenyum kecut. Adik Anthony, Anastasia cemberut kecil melihat aksi ibunya. Pikiran Anthony runyam. Tidak tahu harus mulai dari mana. "Dek, bisa ke kamar dulu ga? Kakak mau ngobrol sama mama papa" Anastasia agak ragu untuk meninggalkan sofa tetapi luluh saat melihat senyuman Jonatan. Ia pun akhirnya menuruti perintah abangnya. "Mau ngomong apa sih, sampe adeknya diusir gitu" ayah masih belum bisa diajak serius. "Pa...ma..." Anthony memulai pemberitahuannya. "Aku sama Jojo punya hubungan serius" Mata ayah terbelalak, menoleh pada ibu yang juga menampakan raut muka heran. Entah dari mana, Anthony bisa mendengar adiknya berteriak terkesiap. "Maksud kamu?" Raut heran ibu berubah jadi harap-harap cemas. "Aku sama Jojo pacaran ma" Jojo di sisi lain, berusaha menyembunyikan rasa cemas dan bahagiannya yang campur aduk. "Siapa aja yang udah tau tentang ini?"

"Beberapa temen pelatnas sama coach"

"Udah? Baru mereka?" Anthony diam. Bingung bagaimana harus memberi tahu ayahnya bahwa orang tua Jojo sudah merestui hubungan mereka.

"Sama orang tua saya om" Jojo yang dari tadi bungkam tiba-tiba angkat bicara. "Kamu bercanda ya?" Anthony dan Jojo menatap satu sama lain. "Engga pa, aku emang udah ketemuan sama mereka. Dan mereka kasih izin" Anthony duduk tegak,mulai mendapat rasa kepercayaan dirinya kembali. Ayah menghela napas panjang. "Kamu bisa pulang dulu,Jo?" Jojo menaikkan kedua alisnya. Berusaha mencerna perkataan ayah Anthony. "Om mau ngomong sama Anthony dulu. Dan mungkin bakal butuh waktu seharian" Ayah meyakinkan Jojo untuk mengiyakan permintaannya. Tidak mau mencari masalah Jojo mengangguk dan segera melaksanakan mandat ayah Anthony.






"MAKSUD KAMU APA PACARAN SAMA LAKI-LAKI?" gertak ayah. Mereka sekarang sedang berada di kamar. Anthony merasa tidak mampu melawan ayahnya tanp Jojo disampingnya. Walaupun ayahnya tetap menggertak, setidaknya ia tahu seseorang akan selalu siap untuk menenangkan dirinya. Memberinya dukungan. "KAMU MAU COBA BILANG KAMU HOMO GITU? GAY?" Mendengr dua kata itu disebut sumbu Anthony yang tadinya mati menjadi panas terbakar. "KALO IYA KENAPA PA?" Anthony balas menghardik ayahnya "Aku gay cuma buat Jojo asal papa tau" Ayahnya mendengus kesal mendengar kalimat sanjungan Anthony. "Papa ga peduli!" Mata ayah melotot. Kalo tidak di tahan mungkin saja bola mata ayah sudah menyembuk keluar dari kelopaknya. "Papa mau kamu itu normal! Kamu itu atlet,Anthony. Orang yang seharusnya mengaharumkan nama bangsa bukan malah ngerusak!" Perkataan ayah mencob untuk meruntuhkan pertahanan Anthony "Atlet itu umumnya diliat dari performanya pa. Bukan dari orientasi seksualnya. Kalau dia "normal" tapi mainnya ga bagus ya sama aja" Anthony memberikan satu lagi argumennya untuk memenangkan debat ini.
" Jadi kamu mau karir yang udah kamu perjuangin ini hancur cuma gara-gara perasaan kamu buatJojo?  Anthony terbungkam oleh pertanyaan ayahnya sendiri. Pertahanannya kini mulai runtuh. Satu tetes air mata mulai mengalir di pipi tembamnya.
" Kamu ga mikir apa kata orang nanti tentang kalian? Gimana kata-kata media nanti apalagi soal Jojo yang lagi digandrungi banyak perempuan. Apa kamu ga mikir Jojo nanti kedepannya gimana?" Pipi Anthony lembap. Mulutnya masih terbungkam.
" Kalo kamu emang sayang sama Jojo. Udahin aja hubungan kalian" Kali ini Anthony menggeleng. Antara tidak mau  dan tidak percaya kalimat itu keluar dari mulut ayahnya. Ayah tidak melanjutkan perdebatannya. Beliau memilih untuk keluar kamar.

Dering ponsel mengejutkan Anthony dari lamunannya. Sesaat setelah ayahnya keluar,Jojo menghubunginya.

J : Hallo?
A : Hmm
J : Puji Tuhan lu masih idup. Kenapa, ting? Lu diapain sama papa? Gw otw kesana ya ini gw cuma di gang samping rumah lu.
A : Ga usah,Jo. Lu pulang aja

Anthony memutuskan sambungan teleponnya.
Siang hari itu, Anthony mengurung dirinya sendiri di kamar. Sampai petang menjelang pun dia belum juga beranjak.



Anthony butuh Jojo saat ini. Butuh seseorang untuk dipeluk. Seseorang untuk melindunginya. Mengusap lembut punggungnya sambil mengatakan "Jangan nangis ah, jelek" lalu mengecup keningnya. Dia rindu kehangatan Jonatan. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah memeluk gulingnya yang sudah basah karena air matanya sendiri. Tiba-tiba, Anthony mendengar pintu kamarnya dibuka. "Nak, boleh mama masuk?" Anthony tidak menjawab.

Anthony tidak mau bertemu dengan mata ibunya. Iya membalikkan badan, memunggungi mama yang sudah duduk dipinggir kasur."Gapapa kalo ga mau liat mama. Tapi tolong dengerin ya?" Mama meminta lembut.
"Jojo emang anaknya baik. Dia mandiri dan selalu bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya" Mama memulai  pencerahannya.
"Jujur mama salut sama dia. Rela ngorbanin semuanya demi ikut sekolah bulu tangkis. Dari awal mama udah liat dia memang tipe orang yang gigih. Mau dan akan selali berjuang untuk mendapatkan yang dia mau. Sekarang kamu salah satunya." Anthony yang sejak tadi sibuk menahan isak tangisnya tiba-tiba terdiam.
"Sayang banget kamu sama Jojo ya sampe nangis begini" Mama mengelus-elus paha Anthony. "Kamu bisa buktiin ke mama ga kalo kamu beneran sayang sama Jojo?" Anthony perlahan-lahan bangun dengan wajah yang tak karu-karuan. "Maksud mama?" Suara bindeng Anthony membalas pertanyaan mama.
" Ya buktiin kalo kamu emang sayang sama dia. Kamu perjuangin dia. Sama kaya dia perjuangin kamu"Seketika mama diserang Anthony dengan pelukan  super duper kencang. Kata-kata Jojo dan papa mertuanya tiba-tiba mampir di benak Jojo

"Berjuang sama-sama sama Jojo"

"Selama kalian mau sama-sama berjuang, ga masalah..."

Malam itu Anthony memutuskan untuk tetap tinggal dirumahnya. Mencari cara untuk memenangkan hati ayahnya sendiri.

25 panggilan tak terjawab memenuhi noifikasi ponsel Anthony yang memang sengaja di pasangkan mode silent. Untuk mengatasi kekhawatiran Jojo, Anthony mengirimnya pesan.

💬"Gw hari ini nginep di rumah dulu ya. Jangan telpon atau line gw. Kalo udah beres pasti gw kabarin." ✔

Hayoloh ngapa tuh si Ginting? Maap ya kalau bikin kalian kesel. Aku sendiri juga ampe nangis ngetiknya (lebay lu, cengeng).Oya, Kalau nanti aku bikin grup chat maunya ku bikin dimana? Line atau WA? Yaudah ya segitu dulu, dadaaah. Salam sesama penumpang!

More Than Friends? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang