"Pak, ke pantai yuk" Fajar membuka percakapan antara ia dan ayahnya. Mereka sedang bersantai di ruang keluarga Rian sambil menonton tv. Tangan bapak asyik menyomot biskuit keluarga tanpa ayah.
"Pak" panggil Fajar untuk mendapatkan perhatian ayahnya yang masih berada pada layar televisi. Sebuah ide muncul di benak Fajar. Ia memasukan tangannya ke dalam bukaan kaleng di saat yang bersamaan dengan ayahnya.Plak
"Apaan sih, pak. Ini kan punya Rian" Fajar mengelus punggung tangannya yang baru saja menerima hadiah dari sang ayah.
"Yang bilang siapa? Orang ini bapak bawa dari rumah" ayah mengembalikan perhatiannya pada tv.
"Bapak mah, mau lebaran mau enggak ngemilnya itu mulu"
Keheningan kembeli mengisi ruangan. Yang Fajar dengar selain kicauan burung peliharaan ayah Rian adalah suara serak doraemon yang sedang mengeluarkan baling- baling bambunya."Paaak, ayok ke pantai"
"Bapak capek, ah. Ajak Rian aja sana"
"Maunya sama keluarga juga, pak"
"Bapak ibunya Rian ada kondangan hari ini"
Dengusan napas kesal terdengar dari lelaki bernama akhir Alfian itu. Ia berdiri, membawa langkah kakinya menuju ruang makan dimana Rian sedang berada di depan kulkas. Mengambil botol air putih dari dalamnya.
"Kenapa mas?" Tanya Rian setelah melihat ekspresi wajah calon suaminya."Mau ke pantai" bibir yang sudah segaris, dilengkungkan ke bawah oleh Fajar.
Air putih yang sedang Rian teguk hampir saja masuk ke saluran hidung. Membuat Rian tersedak sedikit.
"Eh eh, kenapa?" Fajar berusaha menahan tawa melihat wajah putih Rian mendadak menjadi merah.
"Mukamu bikin ngakak, mas." Tutup botol diputar oleh Rian untuk mencegah sisa air untuk tumpah."Ya udah, kita ke pantai hari ini" belum sempat meletakkan botol minum, Rian sudah terperangkap dalam pelukan Fajar.
"Pantai yang bagus apa ya, ian?" Fajar melepas pelukannya. Mata Rian memicing, tangan meraih pintu kulkas untuk membukanya. Dengan maksud mengembalikan botol
"Pantai Indrayanti aja, mau?" Kepala Rian menyembul dari balik pintu kulkas.
"Aku kan kurang tau pantai daerah sini, ian. Jadi mas ngikut aja" Rian menggelengkan kepala mendengar respon tersebut.-
"Mas mau berenang disana?" Sebuah tas yang sudah terbuka lebar tergeletak di samping Fajar yang tengah terduduk di tepi kasur.
"Engga, mau main air aja" Fajar nyengir. Sebuah botol sunscreen dimasukkan Rian ke dalam tas tersebut.
"Sama aja kan, mas. Basah-basahan juga" 2 pasang baju beserta daleman turut menemani botol sunscreen di dalam tas."Kamu mau main air juga, ian?" Rian mengangguk. "Tolong ambilin anduk dong, mas" Fajar menuruti perintah Rian dan beranjak menuju halaman belakang rumah, tempat jemuran handuk berada.
"Mau ke mana, le?" Tanya ayah Rian yang sedang dikelilingi oleh banyak kandang burung yang menunggu untuk dibersihkan.
"Mau ke pantai, pak sama Rian" ayah Rian merespon dengan anggukan dengan tangan masih mengarahkan selang yang menyala ke dalam satu kandang.
"Nih" 2 buah handuk Fajar serahkan pada Rian yang sepertinya sudah selesai berkemas.
"Makasih, mas" setelah memasukkan kedua handuk tersebut, Rian me re-check semua barang bawaannya.
"Alat mandi udah, baju udah, sunblock udah,anduk juga udah"
"Udah?" Rian mengangguk. Menjatuhkan tubuhnya di atas Fajar hingga mereka terbaring di kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanficRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨