Udah sah kan? 🚨🚨
Langit sudah mencorengkan lurik jingga pada warna dasar keunguannya. Fajar dan Rian sedang rebahan di ranjang. Posisi Fajar terlentang dengan kepala bersandar di bantal yang juga disandarkan pada headboard. Sementara Rian melintangkan tangannya di perut Fajar. Dengan kepala yang menempati dada Fajar. Menghabiskan waktu mereka dengan menonton berbagai film yang disediakan oleh channel HBO. Melepas penat setelah berdiri di pelaminan. Tangan kiri Fajar membelai lembut rambut Rian. Menghirup aromanya dalam-dalam. Rian mendongakan kepalanya, menyatukan pandangannya dengan kedua mata cokelat gelap favoritnya.
Mata Rian sayup-sayup. Menikmati belaian sang suami.
"Rian ngantuk, hmm?" Fajar mengecup dahi Rian.
"Tidur aja, aku tinggal sebentar ya ke Alfamidi sebelah."
"Mas mau beli apa?" Tanya Rian lirih.
"Beli cemilan, mau titip?"
Rian mengangguk pelan
"Cheetos yang ayam bakar"
"Siap"
Fajar menggeser sedikit badannya, mengode Rian agar melepas dekapannya. Menyibak pelan selimut untuk membebaskan diri.
"Mas tinggal bentar, ya" Tak terdengar jawaban dari pria yang masih bersembunyi di balik selimut. Tombol merah pada remote ditekan oleh Fajar sebelum benar-benar meninggalkan kasur.
Fajar membawa langkahnya keluar dari kamar. Suara gesekan sandal hotel dengan karpet terdengar jelas di lorong hotel yang sunyi. Belok ke kiri tempat di mana tiga buah elevator berjajar. Menekan tombol dengan panah ke bawah hingga menyala merah.
Selang beberapa detik, pintu elevator terbuka. Memperlihatkan seorang perempuan dengan paras rupawan bersandar pada dinding elevator. Tidak menggubris keberadaan perempuan itu, Fajar masuk ke dalam elevator. Melihat tombol "G" sudah menyala, Fajar pun menyandarkan sisi tubuhnya pada dinding elevator. Tidak menyadari bahwa perempuan tadi diam-diam memperhatikannya." Sendirian aja, mas?" Fajar menoleh ke arah sumber suara. Tersenyum simpul sebelum menjawab
"Engga kok, suami saya lagi tidur di kamar" Tanpa melihat, Fajar sudah tahu percis bagaimana ekspresi perempuan itu saat mendengar ucapannya. Keheningan pun mengisi ruangan 2 x 2 meter itu.
Perempuan itu langsung keluar saat pintu elevator melebarkan celah. Satu kata yang dapat Fajar tangkap dari mulut orang itu sebelum ia adalah
"Homo"
Fajar keluar dari elevator, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Berjalan santai sambil menggumam
"Homo kaya gini, gw udah ada yang punya"
Tak perlu berjalan jauh untuk mencapa minimarket dengan lambang huruf "A" kapital tersebut. Satu keranjang merah di tarik oleh Fajar dari tumpukan kawanannya. Menjelajahi seisi minimarket.Dua pocky, masing- masing cokelat dan strawberry, 3 bungkus Tao Kae Noi, dua cheetos rasa ayam bakar pesanan Rian, dan beberapa barang lain menjadi isi dari keranjang Fajar hari itu. Setelah belanjaan itu di satukan dalam sebuah kresek, Fajar tentu tidak lupa membayar.
Rian sudah tertidur saat Fajar kembali ke kamar. Kresek belanjaan diletakkan di mini bar. Menemani tempat makan yang isinya sudah dilahap habis sampai tetes kuah terakhir. Senyuman hangat mengisi wajah Fajar. Menyelundup masuk ke bawah selimut. Memeluk pinggang Rian, dan memberi kecupan singkat di pipinya. Sebuah senyuman turut diulur oleh Rian, merasakan pipinya menghangat. Ia pun membalikkan tubuhnya agar sepenuhnya menghadap Fajar.
"Kirain kamu udah tidur. Itu cheetosnya udah mas beliin" kedua mata Rian masih sayup. Fajar mengecup hidung Rian. Menyebabkan mata Rian sedikit lebih segar terbuka. Menatap dalam kedua manik di hadapannya. Perlahan mempertipis jarak yang kemudian di ikuti oleh Rian. Menautkan bibir mereka dalam sebuah ciuman yang semakin lama semakin dalam. Fajar melumat pelan bibir bawah Rian. Membuat Rian sedikit terperanjat, namun tetap menikmati ritme yang diberikan Fajar.
Pasokan oksigen mereka semakin berkurang. Suara nafas yang berlomba satu sama lain memenuhi kamar. Rian menangkup pipi kiri Fajar. Membiarkan Fajar mengambil seluruh kendali. Bibir Fajar perlahan turun pada rahang Rian. Meninggalkan satu dua buah kecupan sebelum akhirnya turun ke bagian leher.
Menyesapnya dengan sengaja untuk meninggalkan tanda kepemilikan. Tangan Rian kini meremas rambut Fajar. Sementara tangan lainnya memeluk erat bahu Fajar. Kepala Fajar di lepaskan oleh Rian dari lehernya. Menyatukan kembali tatapan mereka, lalu membawa bibir Fajar kembali dalam pautan. Fajar mengangkat tubuhnya sehingga posisinya kini berada di atas Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Friends? [Completed]
FanfictionRead me first, please! Untuk mengiringi kehaluan ku tentang mereka. Just for fun ya gengs! Semoga kapal JoTing dan Fajri terus berlayar!! 🚨🚨BoyxBoy 🚨🚨