A TEEN FICTION STORY (END)
📍Agustus 2018 - Desember 2020
Seorang gadis yang kehilangan kasih sayang orang tuanya sejak memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama. Hidupnya sangat bergantung kepada kakak satu-satunya.
Hingga pada suatu kesempatan, T...
Sebelum sempat ia mengeluarkan obat itu dari tempatnya, pandangannya sudah kabur, kakinya semakin lemas dam tubuhnya semakin terhuyung.
Ia bisa saja jatuh jika tak ada seorang yang menyangganya dengan cepat seperti sekarang ini.
Ya, Bagas jatuh ke dalam pelukan seseorang di depannya.
°°°
Nisa dengan cepat menangkap tubuh Bagas yang sudah mau ambruk. Matanya membulat seketika melihat tubuh kekar itu jatuh ke dalam pelukannya.
Ia pun membantu Bagas untuk duduk di sofa tua dengan susah payah.
Nisa memberikan obat dan juga mineral. Bagas segera menghabiskannya dalam sekali teguk.
Bagas menyenderkan dirinya pada sofa yang memejamkan matanya, peluhnya masih setia menempel pada permukaan wajahnya.
Entah apa yang mendorong tangan Nisa, ia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan mengelap keringat yang bercucuran di wajah Bagas.
Meraskan sentuhan lembut itu, Bagas terus memejamkan mata dan menikmatinya. Sudah lama sekali ia tak mendapat perhatian begitu dalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Pict from Samchongsa film)
Ia memegang tangan Nisa cukup lama dan mengambil sapu tangan itu darinya. Lalu ia mengelap wajahnya sendiri.
Kadang Bagas bersyukur memiliki penyakit tersebut saat Nisa ada di depannya, karena ia sangat senang melihat raut wajah datar nan dingin itu bisa berubah menjadi kecemasan yang tiada tara.
"Makasih," ucapnya tulus.
Nisa pun sudah membuang muka dan menghadap ke depan dengan berusaha menetralkan kembali degup jantungnya.
"Lo nggak mau tahu gitu gue sakit apa?" tanya Bagas.
Nisa melihat ke arahnya dengan tatapan yang sudah berubah menjadi dingin.
"Nggak penting!"
"OK, semuanya memang nggak penting untuk seorang Verranino," ucap Bagas sambil mengangkat kedua tangannya, tanda ia menyerah.
