Part 1

3.1K 123 5
                                    

Gadis berambut sebahu berjalan di trotoar menuju sekolahnya yang baru. Ia memakai sepatu putih di hari Senin, rok abu-abu sebatas lutut berbentuk leter A dan baju OSIS yang tidak dikancingkan, ia memakai kaos di dalamnya. Benar-benar tampilan yang sangat tidak mengenakkan. Ia hadir pukul 8.30 WIB, dan itu adalah waktu yang sudah cukup siang.

Anisa Verranino masuk ke lobi dan mendapat tatapan yang tidak mengenakkan dari guru maupun siswa yang sedang lewat.

"Anisa Verranino, ikut bapak ke kantor!" suara berat yang tiba-tiba mumcul dari arah pintu masuk. Nisa segera mengikuti orang yang ia yakini sebagai guru BK di SMA Nusa Bangsa.

"Kamu tahu apa kesalahan kamu?" tanya Pak Gilang ketika mereka sudah duduk di sebuah ruangan dengan papan 'Bimbingan Konseling'.

Nisa menggeleng tak acuh.

Pak Gilang yang enggan meladeni murid pindahan tersebut langsung beranjak. Ia keluar dari ruangan dengan tatapan yang menahan amarah.

Selang beberapa menit, Pak Gilang datang dengan seorang siswa di belakangnya.

"Galih, tolong awasi dia ketika membersihkan ruangan ini! Dan antar dia ke kelas barunya, X IPA 3," Pak Gilang pun langsung melenggang meninggalkan Nisa dengan Galih, si ketua OSIS yang terkenal dingin.

"Jadi, sekarang ambil sapu disana dan--"

"Gue tahu!" potong Nisa cepat. Ia tak memandang Galih sedikitpun dan langsung menyambar sapu di belakang pintu masuk.

Nisa menyapu dengam asal-asalan. Baginya, yang penting cepat selesai dan ia akan segera ke kelas barunya.

"Lo bisa nyapu bener nggak sih?" tanya dingin seorang yang sedari tadi bersamanya. Nisa hanya menatap tajam orang itu.

Mungkin bagi siswa biasa, tatapan itu adalah tatapan mengerikan, namun tidak untuk seorang Galih Satya, ketos yang terkenal garang dan dingin ini.

"Gue nggak takut sama bocah macam lo!" kata Galih lagi. Karena gerah mendengar celotehan Galih, Nisa pun menghampiri lelaki tersebut dengan tatapan tak kalah dingin. Ia menggenggamkan sapu di tangan kanan Galih.

"Mending lo aja yang nyapu," Nisa pun keluar dengan menenteng tasnya tanpa mempedulikan panggilan Galih yang terkesan memarahinya.

Nisa berjalan menyusuri lorong sekolah, ia sudah melihat denah di papan pengumuman. Kelasnya terletak di lantai dua, berhadapan dengan kelas IPS. Sungguh ia merasa keberuntungan sedang tak memihak kepadanya.

Nisa menendang pintu kelas, ia lupa jika masih ada KBM. Seluruh siswa menatap ke arahnya, Nisa langsung mencari bangku yang terlihat masih kosong. Ia kemudian duduk tanpa menghiraukan tatapan aneh dari anak-anak di kelas.

Untung saja sedang jam kosong, jadi ia tak perlu mendengarkan ocehan tidak penting dari guru yang sedang mengajar.

"Lo Anisa Verranino, kan? Siswi pindahan dari SMA Elang," seorang siswi dengan tatanan rambut dan seragam yang rapi mendekati tempat duduk Nisa.

"Gue Shellina, ketua kelas X IPA 3," gadis bernama Shellina yang bernotaben ketua kelas tersebut mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

Nisa menatap uluran tangan tersebut dan tersenyum miring, ia kemudian beralih menatap seseorang yang baru saja menyapanya.

"Lo bener, gue Anisa, siswi baru di kelas ini. Dan gue juga mau ngasih tau ke elo, jangan sok akrab!" ucap Nisa pelan.

Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan membuka Mobile Legend yang sempat ia pause saat di perjalanan.

Anak-anak memandang tidak suka atas sikap Nisa yang terkesan tidak mempedulikan orang yang selama ini mereka hormati sebagai ketua kelas.

Shellina pun menarik kembali tangannya, ia kembali duduk di tempatnya dan kembali membuka catatan yang sempat terjeda karena kedatangan siswi baru tersebut.

°°°

Bel berbunyi tanda istirahat. Sebagian besar siswa langsung menuju kantin untuk mengisi gizi dan energi mereka, sebagian siswa yang tergolong pandai langsung menuju perpustakaan, sebagian siswa organisasi langsung menuju basecamp-nya sendiri, sebagian siswa yang nakal langsung menuju parkiran siswa untuk menongkrong.

Hanya Nisa yang setia berkutat dengan ponselnya di kelas untuk sekedar bermain ML.

Dua orang siswi masuk ke kelas, mereka menatap Nisa sekilas dan langsung duduk di tempat duduknya. Mereka membawa makanan yang baru saja mereka beli di kantin.

"Eh, tadi malem Pak Johan lihat hantu di atap sekolah," kata seorang siswi mulai bergosip.

Pak Johan adalah satpam yang sudah setia pada SMA Nusa Bangsa selama 10 tahun. Gosip seperti ini sudah tak asing lagi bagi siswa siswi di sekolah ini.

"Hantu apa?" tanya siswi yang satunya.

"Katanya lihat putih-putih bergelantungan!" histeris siswi yang memulai gosip tersebut. Mereka terlihat bergidik ngeri.

Nisa tak tahan lagi mendengar ocehan yang mengganggu konsentrasinya dalam bermain game.

BRAK!

Scout in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang