51 - Truth

1K 64 5
                                    

Cittt!!

Gadis dengan rambut sebahu itu menginjak rem mobilnya mendadak ketika melihat dari kejauhan sebuah mobil hitam yang masuk ke halaman rumahnya.

"Kenapa dia kemari?" gumam Nisa sendirinya.

Setelah dirasa jarak mereka cukup jauh, Nisa kembali menjalankan mobilnya menuju rumah yang baru-baru ini ia datangi.

Gadis itu mengernyit ketika di mobil hitam tadi benar-benar berhenti di depan rumahnya. Dia penasaran sekaligus mempunyai perasaan yang sangat tidak tenang melihat itu.

Apakah papa sakit?

Nisa menampar pipinya sendiri. Baru saja secara tidak langsung dia mengkhawatirkan Deandro, ayahnya. Dan Nisa menyesali hal itu.

"Eh, neng Nisa sudah pulang," sapaan hangat dari siapa lagi kalau bukan Mbok Darmi.

"Iya, Mbok. Papa lagi ada tamu?"

"Iya, neng. Tapi Mbok nggak tahu siapa," jujur Mbok Darmi.

"Nisa masuk dulu ya, Mbok?"

Tanpa menunggu jawaban dari Mbok Darmi, Nisa masuk begitu saja. Dia sangat ingin tahu alasan kenapa wanita itu datang kemari.

Langkah gadis itu berhenti di depan ruang kerja Deandro. Ruangan di mana Deandro ketahuan selingkuh dengan sekretarisnya, ruangan yang selalu Nisa benci seumur hidupnya. Namun hari ini, Nisa tidak boleh egois.

Tujuannya pulang adalah untuk mengembalikan kepingan masa lalu yang sudah tercecer ke sana kemari. Dan Nisa harus siap atas segala konsekuensinya.

Baru saja Nisa hendak membuka pintu kayu dengan ukuran khas Yogyakarta tersebut, telinganya sudah menangkap hal yang sama sekali tidak ia duga.

-----

Sesak!

Satu kata yang pantas menggambarkan perasaan Nisa saat ini. Niatnya pulang untuk mendapat pencerahan, namun detik ini, gadis itu malah kembali merasakan kekecewaan yang teramat sangat dalam, kepada Deandro, ayahnya, dan juga dua wanita yang ada di ruangan tersebut.

"Apakah benar yang dikatakan papa?" tatapan Nisa mengarah pada wanita dengan jas putihnya.

"dr. Widya, jawab saya!!" kini, Nisa mulai berani berteriak.

Dengan sekuat tenaga, gadis itu pun menahan air matanya untuk tidak jatuh. Hatinya sudah ia setting sekuat baja, namun kenapa mengetahui kenyataan pahit ini membuat persiapannya menjadi kacau sendiri.

dr. Widya melangkah ke arah Nisa, namun gadis itu malah melangkah mundur, seakan tidak ingin disentuh oleh wanita itu. Wanita paruh baya tersebut hanya bisa menahan isak tangisnya saat ini.

"Kenapa..." lirih Nisa.

"Kenapa Nisa harus jadi orang terakhir yang mengetahui hal ini?!"

Ketiga orang di hadapannya itu memilih untuk bungkam, mereka berpikir keras bagaimana cara yang tepat untuk berbicara dengan gadis yang sudah mereka kecewakan itu.

"Baiklah. Anggap saja itu permintaan mama. Tapi kenapa kalian membiarkan saya terus terjebak dalam pemikiran buruk ini? Kenapa?!"

Amarah Nisa meluap. Ya! Dibohongi dan hidup dalam sandiwara yang mereka buat sangatlah tidak menyenangkan.

Bayangkan saja. Nisa sudah menuduh Tante Vina sebagai selingkuhan Deandro. Bahkan dengan dr. Widya, gadis itu pernah bercerita betapa menyedihkan hidupnya selama ini.

Scout in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang