Part 16 - Small Pieces About Art

1.4K 76 0
                                    

VOTE 🌟
COMMENT 👣

Happy Reading
.
.

^°°°^

"Karena saya ada banyak waktu hari ini jadi tolong kumpulkan tugas rumah kalian," kata Pak Tito seraya membenarkan letak kacamatanya. 

Anak-anak di kelas X IPA 3 mendesah gusar, ada sketsanya yang masih belum selesai. Ada yang alasannya tertinggal padahal sebenarnya belum menggambar. 

°°°

"Contohlah Shellina, dia sudah selesai dengan gambarannya," Pak Tito memamerkan gambaran sketsa Shellina yang terlihat bagus dan tepat arsirannya.

Gambar itu adalah sketsa SMA Nusa Bangsa dari depan, terlihat gagah dan mewah. 

"Saya nggak yakin siswa terakhir ini menyentuh kertas gambarnya, jadi saya tidak perlu memanggilnya, kan? Anisa Verranino?" sindiran pedas dari Pak Tito

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya nggak yakin siswa terakhir ini menyentuh kertas gambarnya, jadi saya tidak perlu memanggilnya, kan? Anisa Verranino?" sindiran pedas dari Pak Tito.

Nisa pun merasa kalimat barusan sangat menyakitinya. Ia beranjak dari tempat duduknya, suasana di kelas mendadak dingin dan menegangkan. 

Nisa membanting buku gambar A3 nya yang sudah usang ke meja guru, tepat di hadapan Pak Tito. 

"Berpikirlah sebelum berkata!" sindir Nisa tak kalah tajam. Ia langsung berlalu meninggalkan kelas masih dengan perasaan kesalnya. 

Pak Tito terkejut mendapat sikap tak pantas dari siswanya, baru pertama kali ini beliau mendapat perlakuam demikian. Namun ia harus bersikap profesional, dibukanya buku gambar A3 di depannya. 

• Lembaran pertama •

View of Bromo Mountain 

Sebuah sketsa gunung Bromo yang terlihat sangat cantik dan hidup meski hanya menggunakan pensil. Di bawah sketsa, ada tulisan latin A.Ve.

Ve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Scout in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang