Part 25 - Scouts in Action! [1]

1.4K 84 0
                                    

"Gue maafin dengan satu syarat."

"Apa?" tanya Bagas serius.

"Jangan bahas itu lagi!" ketus Nisa, ia semakin mempercepat langkahnya, tak mau Bagas melihat pipinya yang bersemu saat ini.

Bagas hanya bisa melihat punggung Nisa, ia tertawa pelan.

Dasar lucu!

Sepanjang perjalanan, Nisa mengamati rute menuju hutan perkemahan tersebut. Sekilas memang jalannya agak rumit namun beberapa kali ia melihat pohon dengan tanda yang sama menuju tempat tersebut.

Syukurlah kalau ada tandanya.

Nisa manggut-manggut sendiri, hal itu membuat Bagas mengernyit. Dia akan menanyakan hal itu tapi nanti setelah mereka beristirahat.

"Minum," Bagas menyerahkan sebotol mineral kepada Nisa. Gadis itu pun langsung menerima dan meneguknya hingga hanya menyisakan seperempat isi botol.

Seorang lelaki dengan tubuh kekar menghampiri mereka. Tatapannya tajam seperti tidak suka, dingin, dan menohok. Nisa tak menghiraukannya.

"Lo Nisa?" tanyanya dingin.

Nisa menatap orang itu, potongannya seperti bukan anak SMA. Mungkin dia koodinator atau seorang yang penting di acara ini, berasal dari kalangan mahasiswa atau sudah bekerja.

"Hmm," jawab Nisa tak kalah datar.

"Bisa bicara sebentar?"

Bagas merasa dirinya harus pergi dari sana, ia beranjak namun dicekal oleh Nisa.

"Ngomong aja," kata Nisa dingin. Bagas pun duduk, ia merasa tak enak pada orang tersebut.

"Oke, sepertinya temen lo juga harus tahu," ketus orang itu sembari menatap tajam kedua anak di depannya.

@@@

Persiapan kemah pun benar-benar sudah matang. Hari ini adalah hari dimana upacara pembukaan oleh Ketua Umum Gerakan Pramuka Indonesia. Lebih dari lima ratus orang yang berpartisipasi dalam kegitan tersebut.

Semua orang berpakaian rapi nan gagah terlihat, tak terkecuali ratu onar SMA Nusa Bangsa. Tampilannya paling mencolok karena diantara panitia perempuan, hanya dirinyalah yang memiliki banyak tanda pada bajunya.

Bagas pun awalnya tak percaya dengan seragam kebanggaan Nisa yang kini sudah melekat pada tubuhnya. Ia tak menyangka gadis ini sudah lebih berpengalaman darinya. Bahkan tanda di bajunya masih belum sebanding dengan dirinya.

Siapa mengira dia masih kelas sepuluh?

"Selamat pagi!" sapa seseorang dari tengah lapangan. Menyapa seluruh peserta kemah akbar nasional tersebut.

"Pagi! Pagi! Pagi! Luar biasa!" jawab mereka serempak.

"Mari kita jadikan acara ini sebagai pengikat tali persaudaraan dan menjunjung tinggi nilai kepramukaan, mari bersama kita lebih mengenal arti sebenarnya dari tiga kata, praja muda karana. Salam pramuka!!" teriaknya menggebu-gebu.

Cih! Kalimatnya aja sok bijak, persetan dengan aslinya!

Nisa bersikap tak acuh, ia tak suka orang munafik.

Munafik?

Ya, Teguh namanya. Mahasiswa semester 5 yang sedari dulu gila akan pramuka. Tapi kegilaannya tersebut membuat dirinya buta dan menghalalkan segala cara untuk terus berjaya dalam pramuka.

Licik, kan?

Tak berbeda dengan Bagas, namun lelaki itu tetap bersikap cool sebagaimana Bagas semestinya. Orang memang selalu mempunyai cara yang berbeda untuk membenci sesuatu bukan?

Scout in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang