Part 2

2K 121 11
                                    

"Hantu apa?" tanya siswi yang satunya.

"Katanya lihat putih-putih bergelantungan!" histeris siswi yang memulai gosip tersebut. Mereka terlihat bergidik ngeri.

Nisa tak tahan lagi mendengar ocehan yang mengganggu konsentrasinya dalam bermain game.

BRAK!

Pintu kelas dibuka secara kasar oleh seorang dari luar. Tiga siswi berpakaian ketat pun masuk ke kelas dengan wajah merah padam seperti orang marah.

"Jihan, Dinda, mana siswi baru di kelasmu?" tanya seorang yang terlihat seperti pemimpinnya.

Dua siswi yang tengah menyantap makanan pun menunduk dan menunjuk ke arah Nisa. Sedangkan objek yang sedang dicari masih berkutat dengan ponselnya.

Vanesa Anjasmara, siswi tahun terakhir yang sangat tergila-gila dengan Galih. Ia mendengar dari adik kelasnya bahwa Galih mendapat penghinaan mendapat perintah menyapu dari seorang siswi baru.

"Oh, jadi ini siswi yang udah nodain tangan suci laki gue!" bentak Vanesa setelah sampai di depan meja Nisa. Ia menggebrak meja dengan keras sehingga Nisa AFK.

Sialan bocah ini! umpat Nisa dalam hati.

Ia ikut berdiri dengan raut wajah yang dingin menatap Vanesa. Tangannya ia lipat ke dada dan berdecak seraya tersenyum miring. Ia tahu siapa yang dimaksud 'laki gue' tersebut.

"Ternyata pasukannya cewek, pecundang!" kalimat yang benar-benar sukses membuat rahang Vanesa mengeras.

Ia hendak menampar Nisa namun dengan cepat Nisa menangkap tangan lemah tersebut.

"Sorry, gue nggak sudi disentuh sama lo!" kata Nisa dingin. Ia menghempas tangan Vanesa dan bertepuk seakan menghilangkan debu dari tangannya.

Tubuhnya menerjang ketiga seniornya dengan kuat hingga mereka minggir dengan terpaksa.

Nisa berpapasan dengan Shellina yang sedang masuk ke dalam kelas. Tatapannya masih sangat dingin saat bertemu dengan mata ketua kelas tersebut.

Ada apa dengannya?

Shellina terkejut saat masuk melihat raut wajah Vanesa yang sangat buruk. Ia menduga bahwa kakak kelasnya ini baru saja perang melawan siswi kurang ajar tersebut.

Dasar bocah sialan! Beraninya dia mempermalukan gue! umpat Vanesa dalam hati.

Ia segera meninggalkan kelas laknat tersebut dan menuju ke toilet dan memastikan bahwa wajah cantiknya tidak ternoda gara-gara amarah pada siswi baru tersebut.

°°°

Jam pelajaran ke-5 dimulai, mata pelajaran Bahasa Inggris oleh Mr. Daniel, seorang ETA (English Teacher Association) dari USA dengan didampingi guru asli Bahasa Inggris sekoalh tersebut, Bu Hilda.

"Kenapa bangku itu kosong?" tanya Bu Hilda yang tatapannya mengarah pada selurh siswa di kelas.

"Nggak tahu, Bu," jawab anak-anak serempak.

Bu Hilda pun langsung menyuruh Shellina untuk mencari anak buahnya tersebut.

Ck! Menyusahkan saja!

Shellina pergi ke kantin namun nihil, ia pergi ke seluruh tempat yang ada di sekolah ini namun tak kunjung ia temukan batang hidung siswi baru itu.

"Permisi, Pak Johan?" Shellina menemui pak satpam untuk memastikan bahwa Nisa masih di area sekolah.

"Eh, neng Shellina. Ada perlu apa?" sapa Pak Johan ramah.

"Bapak lihat ada siswi yang keluar sekolah?" tanyanya to the point.

"Daritadi nggak ada siswa siswi yang ada di area ini, neng. Malah eneng yang pertama," jawab Pak Johan jujur.

Memang sejak tadi tidak ada seorang pun yang berkeliaran di sana.

Setelah berterimakasih, Shellina langsung pergi. Ia memaksakan kakinya untuk mencari siswi tersebut di perpustakaan. Ia menduga 99℅ kemungkinan bahwa Nisa tidak ada di dalam perpustakaan.

Benar saja, ia masuk dan tak menemukan seorang Verranino disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar saja, ia masuk dan tak menemukan seorang Verranino disana. Shellina memijat kepalnya yang agak pening gara-gara satu siswi tersebut.

BUK!

Oh tidak!

Shellina menabrak seseorang yang tengah mengembalikan buku ke perpustakaan.

"Sorry, nggak sengaja!" ucap Shellina seraya mengambilkan dua buku yang sudah jatuh ke lantai. Ia mendongak memberikan buku itu ke peminjamnya.

"K--kak Bagas?" mendadak Shellina langsung gagap melihat siapa yang ditabraknya.

Ya, Bagas Yovito, pradana yang ketenarannya mengalahkan seorang ketua OSIS.

Bagas tersenyum menerima buku dari tangan Shellina, ia mengangguk.

"It's OK! Sampai ketemu di hari Jumat mendatang. Ada hadiah khusus buat lo," Bagas tersenyum miring meninggalkan Shellina yang masih terpaku.

Sesaat Shellina lupa bahwa siapa saja yang mencari gara-gara pada orang satu ini akan mendapatkan balasan di latihan pramuka Jumat mendatang. Jika bukan karena Nisa, ia tak akan sesial ini.

Awas aja, lo Nis. Kalo sampe Jumat gue kena hukuman, gue nggak bakalan diem! tekad Shellina dalam hati.

Bagaimana seorang Shellina yang selama ini selalu menjaga martabatnya di depan siswa lain harus menjatuhkan harga diri di depan Bagas?

Bagaimana seorang Shellina yang terkenal berwibawa di kelas menjadi rendahan hamya di depam Bagas?

Sungguh, hari ini Shellina benar-benar menjadi orang lain.

Arghhhh!!!!

°°°

Jangan lupa vote dan comment yah? 🤠🤠

ILY from Merbabu Leg Mountain😂❤️❤️

Sarangheo😹

Scout in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang