Part 24 - Embarrassing Thing

1.2K 76 0
                                    

Suasana di dalam auditorium yang cukup luas itu masih hening, Nisa melirik arlojinya, masih pukul setengah sepuluh. Ia pun menghela nafasnya panjang.

Bagaimana bisa ia berangkat setengah jam lebih awal dari yang lainnya?

Bahkan ia juga meninggalkan Bagas.

Ia sangat malu mengingat kejadian kemarin saat ia tiba di apartemen sementaranya. 

Falshback On°°

Sore itu setelah jalan-jalan mengitari kompleks sekitar apartemen, Nisa langsung ingin beristirahat karena memang dirinya sudah sangat lelah.

Ia menaiki apartemen dengan lift, kamarnya terletak di lantai 4, lantai yang sama dengan kamar Bagas. Sama seperti di kost, mereka juga bertetanggaan di apartemen ini.

Hal yang tak terduga pun terjadi, Nisa tak ingat berapa nomor kamarnya. Sedangkan di sakunya ada dua kunci kamar, nomor 35 dan 36.

Sesekali ia mengingat bagaimana ucapan Bagas sebelum memasrahkan kedua kunci itu padanya. 

Arrggh!!! Kenapa gue jadi pikun gini sih?

Dua pintu sudah terpampang nyata di depannya. Pasalnya, sesampainya disana ia tak langsung menuju apartemen, tapi memilih untuk jalan-jalan untuk mencari udara segar. 

Tiga lima atau tiga enam?

Mengikuti instingnya, ia langsung membuka salah satu kamar. Disana ia melihat ransel di atas ranjang dan itu miliknya. 

Ah! Instingmu memang benar!

Nisa tersenyum lebar dan menghempaskan tubuhnya di ranjang kamar, ia menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Benar-benar kenyamanan yang haqiqi, pikirnya.

Ia pun memejamkam matanya untuk berharap bahwa dirinya akan mendapat mimpi indah. 

Entah sudah berapa jam ia tertidur, melihat langit yang sudah gelap dari jendela kamarnya ia yakin pasti ini sudah malam. Ia lalu menyibak selimutnya.

"Aaaaaaa!!!!" Nisa menjerit karena terkejut melihat seseorang tidur dengan pose melipat kedua tangan di tubuh bagian depan orang itu.

Orang itu pun membuka matanya dan ikut terkejut mendengar teriakan Nisa. 

"Lo ngapain di kamar gue?" tanya Bagas kaget. 

"Bukannya ini kamar gue?" balas Nisa tak mau kalah. 

"Kamar lo tuh nomor 36, bukan 35!" teriak Bagas. 

"Tapi ransel gu--" belum sempat ia selesaikan kalimatnya, ia langsung beranjak dan berjalan menuju lemari apartemen.

Benar saja, disana hanya ada pakaian Bagas!

Nisa pun segers menyambar ranselnya dan keluar dari kamar Bagas tanpa permisi. Ia sangat malu saat melihat keadaan Bagas tanpa baju dengan hanya memakai bokser yang tidur di sampingnya.

Bodohnya ia juga kenapa memilih menutup seluruh tubuhnya dengan selimut hingga tak kelihatan oleh Bagas saat itu? 

Sedangkan Bagas masih ternganga melihat sikap Nisa barusan.

Scout in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang