02

981 194 18
                                    


Woojin tampak sangat bersemangat dengan tawarannya sehingga tidak memperhatikan ekspresi terkejut Hyungseob.

"Kau hanya perlu melayaniku di ranjang, memuaskan aku," Suaranya menjadi rendah dan merayu, "Dan kau tak perlu kuatir akan rugi. Kau tahu aku kekasih yang murah hati, aku akan membelikanmu apartemen mewah sehingga kau bisa pindah dari tempat kost kecilmu itu, dengan begitu aku bisa leluasa mengunjungimu setiap malam, dan aku akan menanggung biaya kehidupanmu, apapun yang kau inginkan akan kuberikan. Mobil mewah, perhiasan mahal, baju-baju rancangan disainer terkenal, perawatan di salon terkemuka. Aku tahu kau menyukainya karena gaya hidupmu sepertinya sangat mahal sampai-sampai kau harus berhutang puluhan juta pada perusahaan. Bahkan mungkin kalau kau bisa menyenangkanku, hutangmu itu akan kulunasi. Bagaimana Ahn Hyungseob? Aku akan memenuhi semua permintaanmu dan kau hanya harus ada saat aku membutuhkanmu."

Ketika Woojin mengakhiri pidatonya, Hyungseob sudah begitu pucat sampai tak bisa berkata-kata. Tawaran itu memang amat sangat menggodaㅡapabila ditawarkan pada pelacur atau seseorang yang tidak punya harga diri, tapi lelaki itu menawarkan kepadanya??! Kepadanya!! Berani-Beraninya lelaki itu! Berani-beraninya dia merendahkannya sampai seperti ini!

"Kenapa kau diam saja? Kau tak perlu sok malu-malu atau sok suci, aku tahu orang seperti apa dirimu, dibalik sikapmu yang sok menjunjung moralitasㅡ"

PLAAAKKK!!!

Tamparan itu begitu keras sampai kepala Woojin terlempar ke belakang. Suara tamparan itu menggema di ruangan yang luas itu.

"Berani-beraninya anda!!" Napas Hyungseob terengah-engah, "Berani-beraninya anda menawarkan sesuatu yang begitu menjijikkan kepada saya!! Anda pikir saya manusia macam apa?? Anda benar-benar sesuai dengan apa yang saya pikirkan, lelaki tak bermoral, bejat, menjijikkan danㅡ" Suara Hyungseob terhenti melihat ekspresi Woojin.

"Menjijikkan katamu?" Jika tadi Woojin tak marah karena tamparan Hyungseob, sekarang dia benar-benar marah, "Jika menurutmu aku menjijikkan,"

Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya sampai buku-buku jarinya memutih, "Jika menurutmu aku menjijikkanㅡ"

Entah bagaimana Hyungseob mengetahui kapan kendali diri lelaki itu lepas, dengan panik dan takut Hyungseob setengah berlari menuju pintu.

Tapi terlambat, Woojin bergerak secepat kilat menerjangnya. Hyungseob berhasil membuka pintu sedikit ketika dengan kasar Woojin mendorongnya untuk kembali tertutup.

Lelaki itu menghimpitnya dipintu. Desah napas mereka bersahutan, yang satu ketakutan, sedangkan yang lain bergairah,

"Le-lepaskan saya!! Atau saya akan berteriak dan menuntut anda atas pelecehan!"

Woojin tak peduli, lagipula ruangan itu kedap suara.

Dengan gerakan impulsif, dibaliknya tubuh Hyungseob. Bibir Woojin mencari-cari bibir Hyungseob, tubuhnya semakin menekan Hyungseob ke pintu.

Hyungseob menggelengkan kepala, menghindar dengan membabi buta hingga bibir Woojin hanya menempel di rahangnya. Ia mencoba meronta melepaskan diri. Tapi tubuh Woojin menghimpitnya ke pintu dan tangannya mencengkeram kedua tangan Hyungseob dikiri dan kanan kepalanya.

Mereka bergulat beberapa saat, tetapi Woojin tak mau menyerah dari perlawanan Hyungseob. Sampai kemudian ketika Hyungseob membuka mulut untuk berteriak, Woojin memagut bibir itu.

Ciuman itu dari awal sudah sangat sensual karena bibir mereka terbuka. Woojin melumat bibir Hyungseob seolah sudah tak ada lagi hari esok. Mulutnya sangat liar dan lapar mengecap, melumat dan menikmati bibir Hyungseob yang selembut madu.

Hyungseob terpana merasakan ciuman yang sangat intim ituㅡyang baru pertama kali dirasakannya. Dan hal itu memberi kesempatan Woojin untuk menciumnya semakin dalam. Seluruh tubuhnya menempel ditubuh Hyungseob, semakin mendorong Hyungseob ke pintu, setelah menjelajahi dan mencicipi seluruh rasa bibir Hyungseob, lidah Woojin mulai mencecap dan mencoba-coba untuk membelai masuk ke dalam bibir Hyungseob.

Romantic Illusion • JinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang