Woojin duduk di tepi ranjangㅡmengamati Hyungseob, panasnya sudah agak turun dan pria itu tidur seperti bayi.Entah kenapa dan sejak kapan dia merasa kalau kelinci kecil ini menjadi begitu penting baginya. Mungkin karena kedekatan mereka selama ini, Woojin tidak pernah membiarkan orang lain sedekat ini dengan dirinya.
Tiba-tiba bunyi getaran disamping ranjang mengejutkan Woojin, ponsel kecil itu bergetar dan Woojin mengernyitkan keningnya.
Ponsel milik Hyungseob?
Dia baru pertama melihatnya, karena Hyungseob tidak pernah menggunakannya di depannya.
Dan yang terlintas pertama kali di otak Woojin ketika melihat ponsel itu adalah, dia harus membelikan Hyungseob ponsel yang lebih baik.
Ponsel itu terus bergetar, rupanya penelepon di seberang sana tidak mau menyerah.
Woojin meraih ponsel itu karena tidak mau getarannya mengganggu Hyungseob yang sedang tertidur lelap.
Perawat Park?
Woojin mengernyit membaca nama penelepon di ponsel ituㅡsebelum mengangkatnya.
"Hyungseob?" Suara diseberang telepon langung menyahut cemas, "Maafkan aku karena menelepon, aku cemas karena kau sudah dua hari tidak kemari dan tidak ada kabar sama sekali darimu, padahal kau tidak pernah melewatkan satu haripun, apakah kau baik baik saja?"
Jeda sejenak, Woojin ragu untuk bersuara. Tapi kemudian dia bersuara.
"Maaf, Hyungseob sedang tidur."
Ketika Woojin bersuara, dia mendengar suara terkesiap diseberang sana. Sepertinya lawan bicaranya sangat terkejut mendengar dia yang menyahut.
"Oh... maaf...." Jihoon tampak kehilangan kata-kata.
"Hyungseob sedang sakit, dua hari ini dia demam tinggi, mungkin besok saya akan memberitahunya kalau anda menelepon." Lanjut Woojin tenang dan tanpa memperkenalkan dirinya, tentu saja dia tidak berniat memperkenalkan dirinya.
"Oh, baiklah, terimakasih." Suara diseberang terdengar sangat gugup, lalu telepon ditutup dengan begitu cepat sehingga Woojin mengernyit.
Ada yang aneh, orang diseberang itu memang kaget mendengar suaranya, tetapi tidak ada kesan bertanya-tanya mendengar suara Woojin yang menjawab telepon.
Apakah orang diseberang itu mengetahui siapa Woojin? Dan apa yang dimaksud dengan datang setiap hari dan tidak pernah melewatkan satu haripun? Datang kemana? Untuk apa?
Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala Woojin dan membuatnya menyadari bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang Hyungseob.
****
Daehwi sedang duduk di bar bersama dengan Jinyoung, lalu mengernyit, "Menurutmu apakah bos kita itu sudah main hati?"
Jinyoung menyesap minumannya, "Apa maksudmu?"
"Pria kecil itu, Hyungseob."
Hening sejenak dan Jinyoung menyesap minumannya lagi.
"Menurutku Woojin sudah gila." Gumamnya dengan nada tidak setuju. "Dia sudah bertindak di luar kehati-hatiannya yang biasa menyangkut pria itu."
Daehwi menolehkan kepalanya ke Jinyoung dengan penuh rasa ingin tahu, "Sebenarnya aku sangat penasaran dengan hubungan mereka, menurutku Woojin menyimpan perasaan yang dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Illusion • Jinseob
FanficA Romantic Story About Serena (Jinseob Ver) Dalam hidupnya, impian Hyungseob hanyalah ingin menjadi seseorang yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Guanlinㅡkekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise l...