21

611 157 30
                                    


"Sakit...." Jinyoung mengernyit ketika Daehwi mengusap luka di bibirnya dengan kapas.

"Kau pantas mendapatkannya." Gumam Daehwi tanpa perasaan, malah semakin kasar mengusap luka itu.

Mereka baru pulang dari rumah sakit. Hidung Jinyoung patah, dan tiga tulang rusuknya retak hingga harus ditahan dengan perban. Belum lagi lebam lebam di tubuh dan mukanya. Mata Jinyoung sudah mulai bengkak membiru. Pukulan pukulan yang diberikan Woojin benar-benar brutal.

"Aku kan cuma membantu Woojin dengan
menunjukkan padanya kalau pria yang di peliharanya itu cuma jalang kecil." Jinyoung tampak kesusahan bicara, tapi ia masih membela diri.

"Jangan sebut dia jalang!!! Kau mungkin lebih kotor darinya!" Potong Daehwi marah, melemparkan kapas yang di celup alkohol itu ke samping, "Kau sudah bertindak kejam dan gegabah pada Hyungseob... Astaga! Kau pasti akan menyesal begitu mengetahui semuanya!!"

"Mengetahui apa?" Kali ini Jinyoung mulai cemas. Daehwi tampak begitu marah sekaligus begitu sedih.

Bertahun-tahun dia mengenal Daehwi, tak pernah Daehwi tampak begitu dikuasai emosi. Kecuali pada saat pemakaman Samuel....

"Aku mulai ketakutan." Gumam Jinyoung ketika Daehwi tidak berkata apa-apa, "Mengetahui apa, Daehwi?"

"Kebenaran tentang Hyungseob." Jawab Daehwi lirih lalu mendesah seolah-olah tak mampu melanjutkan penjelasannya, "Mungkin kau harus melihat ini dulu."




Daehwi mengambil bundelan artikel itu dari kotak putihnya, membukanya dan meletakkannya di pangkuan Jinyoung.

Begitu melihat foto yang menyertai artikel itu, Jinyoung terhenyak. Dan ketika membaca judul artikel itu yang ditulis dengan huruf besar-besar, keringat dingin mengalir di dahinya.





Begitu selesai membaca keseluruhan artikel itu, wajahnya benar-benar pucat pasi.

"Astaga....." Akhirnya Jinyoung mampu berkata-kata, suaranya lemah dan diliputi shock yang mendalam.

"Ah ya, astaga." Gumam Daehwi mengejek, "Sekarang kau mengerti kan kenapa aku begitu membela Hyungseob?"

Jinyoung memejamkan matanya, meringis merasakan matanya yang sakit. Hidungnya sakit, bibirnya sakit, sekujur tubuhnya sakit. Tapi yang paling sakit adalah hatinya. Penyesalan itu datang menghantamnya tanpa ampun hingga yang bisa dilakukannya hanya diam dan menahan sesak di dadanya.

Dia pantas mendapatkan ini!!!




"Jadi Hyungseob melakukan ini semua karena itu..."

Suara Jinyoung diwarnai kesakitan, lalu dia menatap Daehwi penuh harap, berharap kalau artikel ini salah. Sebab jika artikel ini benar, apapun yang dilakukan Jinyoung tadi benar-benar tak termaafkan.

"Apakah kau sudah memastikan kebenaran artikel ini?"

Daehwi menatap Jinyoung tajam, tampak puas dengan penyesalan Jinyoung.

"Aku sudah memastikan ke rumah sakit itu. Tunangannya, Lai Guanlin masih terbaring koma disana dan belum pernah sadarkan diri sejak dua tahun yang lalu. Kemarin Guanlin telah menjalani operasi ginjal yang aku tahu biayanya amat mahal, hampir mencapai tiga ratus juta rupiah."

"Operasinya sukses, tapi lelaki itu masih belum sadar." Daehwi memalingkan wajah. Matanya tampak berkaca-kaca menahan haru.

"Aku bertanya tentang Hyungseob kepada dokter-dokter di rumah sakit itu, dan rupanya kisah Hyungseob dan Guanlin seolah menjadi legenda sendiri di sana. Kisah seorang pria yang menunggu tunangannya terbangun tanpa putus asa selama bertahun-tahun."


Romantic Illusion • JinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang