30 menit Feb habiskan untuk mandi dan berpakaian. Ia memakai kaos pendek yang mengetat mengekspose otot lengannya yang terbentuk sempurna. Ia melapisinya dengan jaket kulit warna hitam dan celana jeans warna biru dongker dengan sobekan dilututnya dan sepatu Vans setinggi mata kaki dengan model rambut jambul yang diujungnya sengaja diacak dan bagian belakangnya yang rapi.
Feb langsung kembali menghampiri Febyanka yang sedang duduk diatas jok motor menghadap Feb yang berjalan menghampirinya.
Febyanka menatap Feb malas tak bersemangat.
"Sebentar ya,kan?" tanya Feb antusias
"Sebentar apanya,bego? Gue nunggu disini kelamaan. Gak semangat gue perginya juga." ucap Febyanka meluapkan kekesalannya.
"Perasaan cuman 15 menit." ucap Feb mengedikkan bahunya.
"15 menit pala lu peang,idiot dasar." ketus Febyanka memutar bola matanya.
"Hehe...maaf kakak." Feb tersenyum menunculkan gigi putihnya dan jarinya membentuk huruf "V".
" Ngapain aja sih lu sampe lama gitu?Hobby baru lo,ya bikin orang nunggu lama tanpa kepastian." ucap Febyanka seraya mengintrogasi Feb
"Bucin lo ah." jawab Feb singkat.
"Ya emang bener. Nunggu yang gak pasti tuh melelahkan,Feb." timpal Febyanka.
"Gue aja mandi sama dibaju gak sampe 30 menit. 15 menit juga gak nyampe." ketus Febyanka.
"Ya karena lo mandi kebo. Cuman asal kena air doang,abis itu lo keluar deh dari kamar mandi." timpal Feb seraya tertawa renyah.
"Goblok. Mampusin gue si anying" umpat Febyanka seperti berbisik.
Ia kembali menyalakan motornya dan bersiap akan melajukan motornya."Udah ah jangan kebanyakan nge bacot." tukas Feb seraya menghampiri jok belakang Febyanka.
Belum juga ia melenggangkan kakinya untuk menginjak step motor, Febyanka telah melajukan motornya hingga membuat Feb terjatuh dan pantatnya disambut hangat oleh aspal.
Sontak Febyanka mengerem motornya berbalik melihat kebelakang. Seketika itu pula,Febyanka tertawa sejadinya saat melihat Feb meringis kesakitan terduduk diaspal.
"Ngapain lu duduk disitu?" tanya Febyanka tanpa bersalah
"Jahat lu. Sahabat macam apaan sih? Belum juga naik,udah main nge gas aja." ucap Feb kesal.
"Hah?Lo, mau naik ke motor gue?Mau ngapain,bego?" tanya Febyanka tenang.
"Ya,ikut nebeng lah." jawab Feb enteng.
"Bawa mobil butut lo sana." timpal Febyanka masih tertawa.
"Bee,plis deh lo jangan ngatain mobil kesayangan gue dengan sebutan butut gitu." ucap Feb serius .
"Emang faktanya udah butut,masih aja pengen dikatain paling bagus. Buktinya suka mogok pinggir jalan." tukas Febyanka menghembuskan nafasnya berat.
"Mobilnya udah ga akan gue pake lagi. Gue mau beli yang baru yang lebih keren,yang lebih canggih." jawab Feb seraya mengangkat alisnya.
Feb masih betah dalam posisinya yang terduduk diaspal.
"Betah amat,babe duduk diaspalnya." ucap Febyanka sambil tertawa.
Feb langsung bangkit dan menghampiri Febyanka yang berada diluar halaman rumahnya. Tak lupa ia menutup pagar rumah Febyanka juga.
"Gue yang bawa motor lu, ya. Lo,gue bonceng. Oke?" ucap Feb sambil mengerlingkan matanya.
Febyanka segera mundur ke jok belakang yang tinggi dan Feb segera duduk dijok depan memegang stang motor,Febyanka melepas helmnya dan memasangkannya dikepala Feb.
Mereka segera pergi ke tempat tujuannya.👊👊👊👊👊
"Lu gak ngajak 3curut lo itu?" tanya Febyanka yang sudah turun dari jok belakang.
"Tau ah...sabodo...syukur dah kalo gak datang juga." jawab Feb ketus lalu turun dari motor Febyanka yang telah ia matikan dari tadi.
"Terus kesini mau ngapain?" tanya Febyanka polos
"Ngajak lu main lah,Veby." jawab Feb malas.
"Gue ga suka tempat ginian ah. Banyak bunga dimana mana.Terutama tuh banyak setan" ucap Febyanka datar menujukan pada banyaknya pasangan kekasih yang tengah memadu asmara.
Feb terkekeh pelan,"cuman karena itu doang?" tanya Feb disela tertawanya
"Iyalah..." jawab Febyanka memutar bola matanya.
Seketika itu pula,Feb langsung melingkarkan tangannya dileher Febyanka.
"Nah,mungkin kalo gini bisa keliatan kayak orang pacaran." ucap Feb langsung mengecup pucuk kepala Febyanka.Deg!Deg!Deg!Deg!Deg!
Begitulah suara iringan melodi detak jantung Febyanka yang tak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS or Love
Romance'Kita', mungkin panggilan itu terlalu akrab untuk waktu sekarang yang telah membuat semuanya terasa asing. Tidak seperti dulu yang penuh dengan cerita tawa. Karena disini aku yang terlalu perasa. Terlalu egois bahwa kau adalah seutuhnya milikku. Hin...