Soundtrack:
Zedd ft Hayley Williams-Stay the night.
~~~~~~Happy Reading~~~~~~
Febyanka tidak bisa fokus lagi dengan aktifitasnya, Ferry memang menyadari perubahan Febyanka. Ia terpaksa mengambil alih aktifitas yang Febyanka lakukan.
Ferry memutar playlist untuk puncak malam ini.
Ia memutar lagu
'Zedd ft Hayley Williams-Stay the Night dan Zedd-The Middle'Febyanka sudah tidak fokus pada alat DJ didepannya. Matanya hanya terpaku fokus menatap dua insan yang sepertinya sudah menggila dengan sentuhannya masing masing.
Matanya berkaca kaca. Ferry menatap Febyanka sekilas merasa bingung.
Ferry segera berbalik badan tanpa menghentikan tangannya yang masih aktif memainkan alat DJ. Ia memanggil Gerald dan Leonard untuk menggantikan posisinya dan Febyanka. Mereka berdua menghampiri Ferry sambil berbisik.
"What's wrong,dude?" tanya Leonard penasaran.
"Bisakah kau menggantikanku dengan Febyanka? Kami ingin bicara sebentar." ucap Ferry yang langsung diangguki oleh Leonard dan Gerald. Ferry cepat-cepat menarik Febyanka menjauh dari stage dan membawanya ke dekat toilet."Ada apa,Feby?" tanya Ferry sambil menghapus airmata Febyanka yang makin deras.
"Kenapa lo nangis,huh?" tanya Ferry kembali dengan nada khawatir.
Bahu Febyanka bergetar hebat dengan isakan tangis yang sangat pelan.
Tangisnya semakin pecah saat Ferry memeluk erat Febyanka.
Ferry tak akan bertanya lagi sampai Febyanka merasa tenang.
Ferry mengelus kepala dan punggung Febyanka dengan pelan hanya untuk memberinya ketenangan.Chris yang tadinya duduk di bartender kini menghampiri Feb dan Chaterine.
"Sorry,gue ganggu aktifitas kalian." Chris menepuk bahu Feb yang sedang melakukan aktifitas gilanya berdama Chaterine. Feb menoleh ke sumber suara dengan tatapan menusuk,matanya sayu dan merah.
"Chris?Lo,bukannya..." Feb berdiri dihadapan Chris.
Chaterine membenarkan pakainnya yang tersingkap.
"Gue gak jadi pulang. Gue perlu bicara sama lo..." ucap Chris pada Feb lalu menatap Chaterine.
"Dan,lo...tetep disini. Jangan sampe lo nguping apa yang gue bicarain sama Feb." ucap Chris serius sambil memicingkan matanya pada Chaterine.
Chris langsung menarik Feb keluar dari klub.Chris sampai di belakang klub bersama Feb.
"Ada apa sih,Chris?" tanya Feb penasaran.
Chris mengacak rambutnya kesal.
"Gak tau deh nasib tuh cewe gimana!" ucap Chris asal.
Feb mengerutkan alisnya bingung.
"Cewe mana yang lo maksud? Chaterine? Dia pacar gue. Siapa yang lo maksud?" tanya Feb semakin penasaran.
Chris membelalakkan matanya tak percaya.
"Lo?lo pacaran sama Chaterine?" tanya Chris memastikan
"Iya. Terus siapa yang lo maksud?" tanya Feb lagi.
"Febyanka." jawab Chris datar.
Feb mengangkat sebelah alisnya acuh.
"Terus?"
"Dia...ada.." ucapan Chris terpotong oleh suara ponsel Feb.
Feb segera menjawab panggilan tersebut.
"Halo?"
"Ya,aku akan kembali."
Feb segera mematikan ponselnya dan berlalu meninggalkan Chris yang masih menggantung kalimatnya.
"Bangsaaat lu,Feb. Daripada peduli sama perasaan Febyanka, lo malah peduli sama si cewe iblis itu." ucap Chris sambil menonjok tembok.
Chris kembali ke dalam klub hanya untuk memastikan keadaan Febyanka yang tadi sempat meninggalkan stage bersama Ferry.*********************
Febyanka mendorong Ferry yang sedang memeluknya. Ia berlari menuju bartender dan duduk disana sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing dan beberapa kali mengusap airmatanya. Ia butuh pelampiasan dan akhirnya ia memilih cara yang salah. Ia memesan minuman beralkohol tinggi. Padahal ia sangat alergi dengan minuman seperti itu. Mungkin pikirannya sedang gelap,ia nekat meneguk minuman yang ia pesan tadi. Ia tidak menghitung sudah berapa kali ia meneguk minuman itu hingga kepalanya terasa pening dan kerongkongannya terasa panas seperti terbakar.
Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk tetap sadar walaupun krpalanya berdenyut hebat. Saat akan meneguk minuman terakhirnya, seseorang menahan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS or Love
Romantik'Kita', mungkin panggilan itu terlalu akrab untuk waktu sekarang yang telah membuat semuanya terasa asing. Tidak seperti dulu yang penuh dengan cerita tawa. Karena disini aku yang terlalu perasa. Terlalu egois bahwa kau adalah seutuhnya milikku. Hin...