Note: itu visualnya Febyanka ☝gimana?cocok gak? Bebas sih mau bayangin siapapun😉
Usahakan vote sebelum baca deh biar gk lupa.
============================
Febyanka berusaha membuka matanya,saat matanya telah terbuka sempurna yang pertama ia lihat adalah rahang tegas seorang pria dengan mata yang terpejam sempurna dengan ketampanan sempurna yang membuat mata siapapun enggan mengabaikannya. Tampak damai dengan tidurnya ini.
Febyanka merasakan sesuatu yang berdetak kencang tak terkendali didalam sana. Bagaimana tidak, posisinya sekaranglah yang membuat dentuman keras didalam sana beralunan tak teratur.
Ia berada diatas tubuhnya yang hangat dengan tangan kekarnya melingkari pinggangnya.Haruskah ia membangunkan pria es dibawahnya yang sedang tertidur lelap?
Ia bukan wanita munafik. Ia sendiri merasa nyaman dengan posisi ini. Enggan untuk bergerak sedikitpun.
Tapi jika ia tetap bergeming seperti ini, dapat dipastikan jantungnya akan meledak beberapa saat lagi.
Perlahan ia mengelus rahang tegas itu sambil mengulum senyum.
'Kalau gue ingkarin janji itu, karena sebuah perasaan lebih, lo bakal tetap disini atau sebaliknya?' ucap Febyanka dalam hati.
Jujur saja, ia mulai jatuh cinta pada pria es yang sedang memeluknya. Perasaan itu semakin membesar setiap waktu berganti.
'Gue tau,disini cuma gue yang punya perasaan lebih. Lo, lo lakuin seperti ini hanya karena menjalankan peran lo sebagai sahabat. Dan gue yakin,lo sendiri gak punya perasaan lebih sama gue. Gue yakin itu.' Febyanka meneteskan airmatanya tanpa ia sadar membasahi pipinya dan reflek membasahi leher pria es itu.Feb merasakan sesuatu membasahi lehernya. Matanya belum terbuka, kesadarannya masih belum terkumpul sempurna.
'Hujan?Astaga!' ia bergumam dalam hati saat tetesan demi tetesan membasahi lehernya semakin deras, Reflek ia membuka matanya dan melihat ke langit yang berwarna jingga ke emasan.Senja yang cerah. Langit tak mendung. Lantas apa yang membasahi lehernya.
Feb menurunkan tatapannya dan mendapati bahu Febyanka yang bergetar seperti terisak. Feb heran, ia berpikir keras.
Apakah Febyanka mimpi buruk?
Apa yang membuatnya menangis?
Kenapa ia menangis?padahal sebelumnya ia biasa saja!Ya,kurang lebihnya seperti itulah pikiran Feb.
Perlahan,ia menggerakkan sebelah tangannya dan mengelus punggung Febyanka.
Febyanka mematung, menahan isak tangisnya.
Febyanka mulai berpikir dan merutuki dirinya.'Astaga!Feby,sejak kapan air mata lo keluar dan bikin si manusia es ini bangun? Mampus,lo!Bodoh!Sialan,airmata lu jatuh gitu aja dipelukkan si es'
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS or Love
Romance'Kita', mungkin panggilan itu terlalu akrab untuk waktu sekarang yang telah membuat semuanya terasa asing. Tidak seperti dulu yang penuh dengan cerita tawa. Karena disini aku yang terlalu perasa. Terlalu egois bahwa kau adalah seutuhnya milikku. Hin...