Part 29: End of an explanation

38 6 0
                                    

Soundtrack :
Justin Bieber - Sorry

**HAPPY READING**

Ferry dan Febyanka sedang berada di cafe.
"Feby,kamu mau pulang sekarang? Ini udah malam banget. Nanti Feb khawatir sama kamu." ucap Ferry lembut.
Febyanka memutar bola matanya jengah.
"Apasih,Fer? Feb peduli apa sama aku?" ucap Febyanka kesal.
"Bukan gitu,Feby. Aku gak mau hubungan antara kalian semakin jauh." jelas Ferry mengusap kepala Febyanka pelan.
"Udahlah,Fer. Lama-lama juga aku muak kalo tujuan pemikiran kamu itu bersangkut sama Feb lagi dan lagi. Dia udah punya dunianya yang baru. So,please! Don't talk about him again. I don't wanna hear it." ucap Febyanka jelas dengan gurat kesalnya.
Ferry menghela nafasnya sambil menatap Febyanka lamat-lamat.
Febyanka menatap sekilas Ferry lalu memutuskan kontak matanya dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
Kesal bercampur marah dalam hatinya. Mengapa kekasihnya ini selalu berpikir seakan semua tentang dirinya ini bersangkutan dengan Feb,padahal sudah beberapa kali ia menegaskan untuk tidak menyangkutkan dirinya dengan Feb. Itu membuatnya muak dan marah.
"Feby,oke aku minta maaf." ucap Ferry dengan wajah menyesal dan meraih dagu Febyanka untuk dihadapkan padanya.
"Fer, aku pengen kamu jangan lagi bahas dia kalau kita lagi berdua gini. You're mine,and i'm yours. There's nobody can between us." Febyanka menangkup rahang tegas Ferry.
Ferry hanya mengangguk pelan dan dengan cepat memeluk Febyanka dengan erat.
"Maaf,sayang. I'm really sorry." ucap Ferry penuh penyesalan. Febyanka mengangguk singkat.
"Aku gak mau pulang ke rumah. Biasanya kalau aku pulang larut malam dia selalu tiba-tiba ada dikamar terus nanya-nanya ini itulah." ucap Febyanka setelah menguraikan pelukannya, memasang wajah cemberutnya.
"Terus kamu mau nginep di cafe?" tanya Ferry.
Febyanka mendengus kesal.
"Gak peka! Aku pengen sama kamu malam ini." rengek Febyanka membuat Ferry gemas ingin sekali menggigit bibir Febyanka yang memajukan bibirnya.
Ferry tertawa pelan dan mengangguk.
"Baiklah. Terserah kamu. Ayo!" balas Ferry sambil mengajak Febyanka untuk keluar dari cafe dan pulang.

.

Selama perjalanan didalam mobil, Febyanka sudah tertidur pulas dengan dengkuran halusnya. Ferry memarkirkan mobilnya di garasi setelah sampai dirumahnya.
Ferry mengangkat tubuh Febyanka dengan hati-hati agar gadisnya tidak terbangun dan ia membawanya ke kamarnya lalu membaringkannya di kasur
King-size nya. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Febyanka menggeliat pelan dan mulai membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam netra birunya.
Ia menjelajahkan pandangannya ke setiap sudut.
"Gue dimana? Ferry juga kemana?" tanyanya pada diri sendiri.

Cklek...

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Ferry yang sudah memakai baju santai dan terlihat segar setelah mandi.
Febyanka melirik ke arahnya dan tersenyum.
"Fer,kita dimana?" tanya Febyanka.
"Dirumahku." jawabnya sambil keluar kamarnya menuju dapur.
Febyanka mengikuti langkah Ferry.

"Kamu mau makan apa?" tanya Ferry saat sudah sampai didapur.
"Terserahmu saja,Fer." jawab Febyanka sambil duduk dikursi meja makan.
"Sebaiknya kamu ganti dulu pakaian kamu." ucap Ferry sambil menyiapkan bahan-bahan untuk masak.
"Aku tidak membawa pakaian." balas Febyanka.
"Pakai saja kaos dan trainingku." ucap Ferry santai.
Febyanka beranjak meninggalkan dapur menuju kamar Ferry.
Sampai disana,ia menuju walk in closet milik Ferry dan memilih kaos yang terlihat sudah kecil dan mungkin saja pas untuk tubuhnya. Febyanka mengambil kaos hitam bergambar tengkorak dengan tulisan
'Avenged Sevenfold'.

FRIENDS or Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang