Part 19: You and me?

39 8 0
                                    

Soundtrack:
Close to Me

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°°•°•°•°•°•

Febyanka masih tertegun dengan ucapan Ferry. Bahkan hari ini berasa miliknya sendiri. Senyum yang terus merekah dibibir Febyanka menambah kesan manis dan cantik dalam diri Febyanka. Alice yang menyadari itu merasa ada yang aneh. Kemarin kemarinnya Febyanka menekuk wajahnya 7× lipat. Sekarang, wajah kusut itu sudah rapi setelah di setrika,mungkin.
Ah,tapi Alice sangat bersyukur bahwa sedikit ada perubahan mood dalam hati Febyanka.
"Lo kenapa senyum senyum gitu? Jadi takut gue,Vebyna." ucap Alice sambil sedikit menjaga jarak pada Febyanka.
Febyanka kembali berekspresi datar sambil menatap Alice dari sudut matanya.
"Gue cemberut,salah. Gue bahagia,salah juga. Mati aja kali gue,ya." ucap Febyanka datar.
"Ya,bukan gitu maksud gue." balas Alice mengerucutkan bibirnya.
"Terus?" tanya Febyanka dengan tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada Alice sehingga gadis itu terpekik kaget berteriak.

Pelajaran Sejarah yang tadinya hening dan tenang kini semua murid dalam kelas tertuju pada Alice yang berteriak. Febyanka malah menahan tawanya.

"Ada apa,Alice?" tanya guru Sejarah itu penasaran.
"Eh,e-eng-engga,bu. Ini di gigit semut,bu." jawab Alice terbata sambil menyikut Febyanka.
"Di gigit semut aja kok teriak histeris gitu." ucap Sabrina sewot.
"Apa sih Sabrin?sewot aja." balas Alice ketus.
"Sudah,lanjutkan kegiatan kalian." ucap guru Sejarah melerai.

**********************
Bel istirahat berdering pada pukul 10.00am.

"Kok elo aneh gini sih,Veby? Gak biasanya lo kayak gini. Jail. Kalo gue sawan gimana?" omel Alice kesal.
Febyanka merangkul Alice.
"Maaf,ya,maaf."

"Ya,terus lo kenapa jadi gini? Berubah drastis,uh." tanya Alice sebal.

"Gue?berubah?ya,you know it lah. Cause,i'll never be the same."
Ucap Febyanka santai.

Febyanka melihat Chaterine mulai mendekat ke arah Feb yang tertidur pulas.
"Cowok munafik" bisik Alice pada Febyanka.
"Maksud?" tanya Febyanka berbisik.
"Lo inget gak waktu pertama kali si Chatty jadi murid baru,Feb bicara sama lo kalau dia gak tertarik sama si belut belang itu. Malah sampe mendecih. Eh,kok dia jilat ludah sendiri,ya?" ucap Alice berbisik namun sangat menusuk siapapun yang mendengarnya.
Ya,begitulah Alice. Bicaranya sangat pedas dan menohok.
Febyanka hanya tersenyum miring.
"Emang gue peduli,gitu?" ucap Febyanka tertawa hambar.

"Ke kantin yuk! Gerah gue diem di kelas. AC ada tapi gak mempan kalau buat nyejukin hati. Nih AC nya pasti rusak. Keluar yuk Feby,emang lu gak sumpek,huh?" cerocos Alice yang sebenarnya menyindir Chaterine yang sedang mencoba membangunkan Feb yang tertidur pulas dimeja.
"Ah,gue udah biasa. Malahan gue mah nonton secara LIVE." tegas Febyanka menekankan kalimat 'Live' dengan kuat.

Chaterine yang merasa disindir langsung berdehem.
"Tenggorokan lo kering,Chatty?" tanya Alice so' perhatian.
Chaterine menggeleng cepat tanpa menoleh barang sedikitpun.
"Feby,kalau tuh orang gak ngerasa sama sekali mah berarti tuh orang urat malunya udah putus." ucap Alice ketus.

Feb terbangun setelah Chaterine mengguncangkan lengannya.
"Eh,Chatty. Kenapa gak istirahat?" tanya Feb hangat.
Febyanka memutar bola matanya saat mendengar suara Feb.

"Pengen istirahat bareng kamu,yang." ucap Chaterine manja.

Seketika Alice ingin muntah mendengar suara manja Chaterine.
"Howeeek..." Alice menepuk tengkuknya sendiri.
"Keluar yuk,ah. Lo tahan amat nonton drama gak guna gini. Baru mulai aja gue udah pengen muntah depan pelakunya." ucap Alice yang langsung menarik tangan Febyanka agar cepat-cepat keluar kelas.

FRIENDS or Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang