Soundtrack:
Zedd ft. Echosmith - Illusion============================
"Hai,guys!" sapa Febyanka pada ketiga lelaki yang tengah bersulang minuman.
Ketiga lelaki itu menghentikan aktivitasnya dan kembali meletakkan gelasnya ke meja.
Mereka menatap kedatangan Febyanka dengan hangat."Eh,Feby! Sini gabung!" ajak Nate menepuk sofa sebelahnya.
Febyanka duduk disofa bersebelahan dengan Nate.
"Gilaaa, that's so fantastic!"
Puji Axel yang diacungi jempol oleh George dan Nate.
Febyanka terkekeh pelan.
"Gimana performa cowo gue?" tanya Febyanka menaiki turunkan alisnya.
"Good! Boleh dong kenalan sama cowok lo yang bule itu,Feby." jawab George.
"Nanti aja deh. Jangan sekarang!" balas Febyanka menunduk.
George mengerutkan alisnya begitupun Axel dan Nate. Heran.
"Lah,kenapa?" tanya Nate.
"Gue...takut dia curiga sama hobby gue yang super liar itu." balas Febyanka.
"Jadi,dia belum tau kalau lo itu pembalap?" tanya Axel.
"Ya,gitu deh. Makanya,kalian jangan kenal sama dia." jawab Febyanka gugup.
"Hah?" tanya George tak mengerti.
"Eh..bukan gitu maksud gue. Jangan salah paham. Maksud gue, kalian boleh aja kenalan sama dia tapi jangan depan gue. Yah,untuk sementara ini jangan anggap gue sebagai temen kalian. Ya,intinya kalian privasiin indentitas gue ke cowok gue. Jangan sampe dia tau kalau gue itu pembalap." jelas Febyanka panjang lebar.
Ketiga lelaki itu mengangguk kepala pelan.
"Tapi kenapa lo gak mau dia tau? Lumayan kan, bisa jadi penyemangat lo di pertandingan final nanti." ucap Nate.
"Gue dah bilang tadi. Kalau dia tau gue ikutan balapan, ya dia marahlah. Dia takut gue kenapa-napa." jawab Febyanka.
"Oh,gitu." balas Axel,Nate dan George dengan kompak sambil mengangguk paham.
"Gue harap, pas pertandingan nanti gue udah lulus. Beberapa bulan lagi, gue UN." ucap Febyanka.
"Oh,iya bener. Baru inget gue kalau lo masih anak sekolahan." balas George terkekeh pelan.
"Setelah lulus SMA,lo mau terusin kuliah?" tanya Nate.
"Hmm,ya." jawab Febyanka menyandarkan kepalanya disandaran sofa.
"Kuliah dimana lo,nanti?" tanya George sambil menuangkan beer kedalam gelas kecil.
"Gak tau. Entah gue balik ke Berlin atau terusin kuliah disini. Tapi,gue pengen tetap disini." jawab Febyanka.
"Yaudah, ikutin kata hati lo." ucap Nate mengusap puncak kepala Febyanka.
"Gue kesana lagi,ya. Ke toilet terus nyamperin cowo gue. Takut cowok gue di jabel pelakor." pamit Febyanka tertawa kecil.
"Yaudah." balas ketiga lelaki itu.
Febyanka beranjak dan melenggang menuju toilet belakang.~
"Chatty, aku ke toilet bentar ya." ucap Feb setelah minum banyak minuman. Ia mencoba tetap sadar meskipun pandangannya sedikit berbayang akibat terlalu banyak minum alkohol.
"Mau aku antar?" tanya Chaterine sedikit khawatir dengan kondisi Feb.
"Ah,tidak perlu. Aku bisa sendiri." tolak Feb berdiri dan berjalan meninggalkan Chaterine disofa klub dengan langkahnya yang sedikit sempoyongan.
Chaterine hanya mengangguk."Feb mau kemana? Tuh orang udah oleng gitu. Mabuk,ya?" tanya Manuel yang baru saja duduk didekat Chaterine.
"Ke toilet katanya. Iya,dia mabuk." jawab Chaterine kemudian menyesap vape nya.
"Kenapa lo gak suruh dia berhenti?" tanya Manuel sinis.
"Itu kemauannya. Mana bisa gue larang dia." jawab Chaterine datar.
"Pacar macam apa lo? Cowonya udah sempoyongan gitu bukannya paksa berhenti minum. Kalau dia belum sampe pingsan lo gak bakal hentiin dia,gitu?" tanya Manuel kesal.
Chaterine memutar bola matanya.
"Cewe goblok lo." umpat Manuel dengan kasar pada Chaterine.
Chaterine mendengus kesal dan ia pergi menuju bartender.Jack dan Alice menghampiri Manuel yang sedang jelas mengepalkan kedua tangannya hingga buku jarinya memutih.
"Woi! Kenapa lo?" tanya Jack yang sudah duduk berhadapan bersama Alice disebelahnya.
"Tuh cewe malah bikin Feb makin ancur. Kita sebagai sahabatnya harus bisa kendaliin dia ke arah positif." ucap Manuel
"Emang kenapa?" tanya Alice masih tidak mengerti.
"Feb mabuk. Dan si cewe iblis itu yang sekarang statusnya sebagai kekasih dari pembalap Febzka Markovic,malah ngebiarin kekasihnya mabuk berat. Bukannya disuruh berhenti,kek,eh malah terus nambahin minuman alkohol ke si Feb." jelas Manuel detail.
Jack dan Alice menggelengkan kepalanya tal habis pikir.
"Perasaan,sewaktu sama Feby,Feb gak gitu deh." ucap Alice.
"Maka dari itu. Gue juga bingung. Bagaimana cara bikin Feb sadar kalau sekarang dia berada dijalan menuju neraka. He loves Hell,maybe." ucap Manuel jengah.
"Terus kemana si Feb?" tanya Jack.
"Ke toilet katanya." jawab Manuel.
"Yaudah,kita susulin dia kesana. Gue takut dia kenapa-napa." ajak Alice penuh khawatir.
"Jangan! Kalau dia lagi keadaan gitu,dia gak mau di ganggu." sergah Jack menahan pergelangan Alice agar tak pergi.
Alice menghembuskan nafasnya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS or Love
Romance'Kita', mungkin panggilan itu terlalu akrab untuk waktu sekarang yang telah membuat semuanya terasa asing. Tidak seperti dulu yang penuh dengan cerita tawa. Karena disini aku yang terlalu perasa. Terlalu egois bahwa kau adalah seutuhnya milikku. Hin...