Sirkuit Sepang,Malaysia...
Febyanka bersiap diatas motornya yang siap untuk ia lajukan dengan sekali tancap gas.
Saat selesai aba aba, semua peserta melajukan motornya dari garis start masing-masing dengan kecepatan penuh saling menyelinap untuk menempuh finish sebanyak lap yang telah ditentukan.
Dari layar pemantau masing masing team mereka semua fokus terhadap pesertanya yang sedang berjuang menempuh garis finish dalam 20 lap (5 tikungan kiri dan 10 tikungan kanan) di sirkuit Sepang,Malaysia.
Termasuk team Honda Repsol yang tak lain adalah tim dari Febyanka, mereka memantau kecepatan yang dikuasai Febyanka.
Febyanka berada di belakang tiga peserta lainnya.
Arena balapan begitu riuh dengan suara para supporter.Beberapa lap sudah terlewati.
Di sisi lain, Febyanka tengah berusaha menyusul peserta didepannya. Ia semakin menambah kecepatannya dan berhasil menyusul dua peserta.
Di lap terakhir ini, garis finish tepat 20 meter didepan matanya. Ia selalu konsentrasi, kecepatan motornya tidak pernah berkurang malah ia semakin menambah kecepatannya. Dan, ia berhasil menyusul peserta didepannya. Kini ia yang memimpin pertandingan. 10 meter lagi ia akan sampai di garis finish.
Namun, peserta yang sebelumnya memimpin balapan,berhasil menyusul Febyanka dan kembali memimpin balapan. Febyanka tak mau kalah,ia kembali menyusul peserta itu. Dari situ,terjadilah saling susul menyusul. Tampaknya peserta saingan Febyanka tidak dapat dengan mudah ia kalahkan. Ia terus berusaha keras mencari taktik untuk bisa menyelinap peserta itu. Febyanka tepat di sebelah peserta itu dan memberi kode 👌 seperti mengatakan
'Permainanmu bagus. Aku duluan.' Peserta itu melirik ke arah Febyanka. Tapi, Febyanka langsung menancap gas dan berhasil menembus garis finish dan selebrasi mengangkat kedua tangannya ke udara terlepas kemudi motornya.
Saat itu juga team nya bersorak saling ber- tos ria lalu berhamburan menyambut Febyanka.Febyanka berpelukan dengan seluruh team nya.
Setelah penghargaan diterima oleh masing masing pemenang.
Peserta yang tadi berhasil Febyanka kalahkan berjalan meninggalkan tempat pemberian penghargaan.
Febyanka menyusul peserta itu yang masih enggan melepaskan helm fullface nya."Tunggu!" Febyanka memegang erat sebelah tangan peserta tersebut hingga ia membalik menghadap Febyanka.
"Hmm,ini..gue,mau kasih sesuatu buat lo." Febyanka mengeluarkan sebuah kotak kecil.
Peserta itu terdiam kebingungan dan tak lama langsung menyambar kotak kecil ditangan Febyanka lalu tersenyum dibalik helm full-face hitamnya.
Setelah itu ia pergi keluar arena balapan.********************
2 hari setelah balapan disirkuit Sepang, Febyanka sudah kembali ke Indonesia.Febyanka berbaring diatas sofa dibalkon dengan ekspresi yang berseri-seri. Matanya terpejam mengingat perjuangan setengah mati beberapa hari yang lalu di arena balapan.
Ia berhasil menjadi juara bertahan selama ini.Seseorang menatap lekat wajah Febyanka dan menunduk mendekatkan wajahnya. Febyanka langsung membuka matanya dan tersentak kaget melihat wajah Feb tepat didepan wajahnya beberapa centi.
Reflek Febyanka menampar pipi Feb dengan keras. Feb meringis kesakitan dan segera menjauhkan wajahnya dari Febyanka dan duduk dipinggir Febyanka.
"Sakit,anj***!" ucapnya dengan umpatan sambil memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan mematikan Febyanka.
"Lo sih datang tiba-tiba kayak setan. Reflek gue tampar lo." ucap Febyanka kesal.
"Sakit,sumpah." ucap Feb yang menahan kesalnya.
"Maaf." ucap Febyanka lembut dan melepaskan tangan Feb yang memegang pipinya.
"Astaga. Separah itukah tamparan gue tadi? Pipi lo merah. Pasti panas juga,ya?" ucapnya dengan ekspresi menyesal.
"Tanggung jawab,lu! Tamparan lo ga beda sama tamparan singa." ucapnya ketus.
"Kayak yang pernah aja ditampar singa. Ya,maaf. Terus gue harus gimana?" tanya Febyanka bingung harus melakukan apa.
Feb memasang ekspresi es nya dan datar seperti tembok.
"Gitu aja marah. Gue udah minta maaf,tapi gak di maafin. Serba salah. Jawab! Gue harus gimana? Bukannya diem aja kayak patung gitu." Febyanka kesal dan raut wajahnya berubah drastis.
Feb menatap datar pada Febyanka dan kembali memalingkan wajahnya lurus ke depan.
Pipinya masih merah dengan cetakan telapak tangan Febyanka yang begitu jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS or Love
Romance'Kita', mungkin panggilan itu terlalu akrab untuk waktu sekarang yang telah membuat semuanya terasa asing. Tidak seperti dulu yang penuh dengan cerita tawa. Karena disini aku yang terlalu perasa. Terlalu egois bahwa kau adalah seutuhnya milikku. Hin...