Part 20: Good action

38 9 0
                                    

Soundtrack:
Avicii-Waiting for Love

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

******************************

Febyanka berdiri didepan kelasnya. Dahinya berkerut.
"Kok pintunya ditutup." gumam Febyanka dalam hati.
"Kok kelasnya sepi?" tanya Alice yang ikut bingung.
"Ya udahlah. Masuk aja yuk." ajak Febyanka yang langsung membuka pintu kelas dan pandangannya seketika terfokus pada dua orang yang tengah bermesraan.
Kedua orang itu langsung menghentikan aktifitasnya itu dan bersikap seolah tidak terjadi apapun.
Alice pun melihat aksi itu. Febyanka berdiri mematung masih pada posisinya.
"Maaf ganggu. Lagian ini sekolah. Bukan klub malam. Jika kalian ingin berciuman,pilih tempat yang aman." ucap Febyanka pada kedua orang itu namun pandangannya mengedar ke arah lain.

"Feby,keluar lagi,yuk. Gue gak tega sama lo." ucap Alice lirih.
Febyanka tertawa pelan.
"Gak tega gimana maksudnya? Astaga,Alice! Lo terlalu berlebihan,sumpah." ucap Febyanka menuju bangkunya diikuti Alice.

Alice tersenyum kikuk.
"Ferry kemana?" tanya Alice
"Dia ngurusin daftar anggota futsal." jawab Febyanka santai.

Feb dan Chaterine tak peduli dengan keberadaan Febyanka dan Alice dikelas.
"Ayo,ke kantin. Aku lapar." Chaterine merengek manja sambil menyender di bahu Feb.
"Yaudah, ke kantin." Feb berdiri dan menggandeng tangan Chaterine. Mereka berdua keluar dari kelas.

Tanpa sadar, airmata Febyanka menetes keluar.
Alice melihat itu.
"Yah,nangis kan ujung-ujungnya mah. Berlaga so' kuat padahal nyatanya lemah. Lo gak cape acting gitu terus? Gue mah udah depresi akut kali kalau kayak gitu." Alice memutar bola matanya jengah dan langsung merangkul bahu Febyanka seraya memeluknya.
Febyanka menangis tanpa suara dalam pelukan Alice.
"Gue gak nyangka persahabatan kalian yang terbilang udah sangat jauh ini, ternyata hancur hanya karena hadirnya si cewek iblis itu." ucap Alice lirih sambil mengusap punggung Febyanka penuh sayang.
Febyanka kembali duduk tegap lalu mengusap airmatanya.
"Kalau Chris tau lo nangis,dia gak akan terima." ucap Alice.
Febyanka mengangguk pelan.
"Makanya,lo jangan kasih tau Chris." ucap Febyanka sedikit parau.
Alice mengangguk.

********************
Jam sekolah telah berakhir pada pukul 2.15pm.

Ferry menemui Febyanka di kelas.
"Hai,ke studio gak?" tanya Ferry lembut.
"Hmm,sorry Fer gue gak bisa kesana sekarang. Gue ada urusan yang gak bisa gue tunda lagi." tolak Febyanka lirih.
"Oh,yaudah,gapapa. Pulang ke rumah jam berapa?" Ferry tersenyum.
"Ga tentu juga. Yang pasti,nanti gue kabarin lo kalo gue udah nyampe rumah. Lo gak usah khawatir." ucap Febyanka tenang.
"Oke. Jadi,sekarang kita pulang bareng atau lo mau bareng sama Chris?" tanya Ferry.
"Sama Chris. Ga apa-apa kan?" Febyanka meminta ijin takutnya ada kesalah pahaman.
"Ya. Tenang aja. Ya udah, gue mau langsung ke studio aja. Nanti bisa chat an,kan?" tanya Febyanka.
"Gue gak akan nyalain ponsel kalau urusan gue belum selesai. Maaf banget,Ferry." ucap Febyanka lirih.
"Oke. Fine. Ikut gue bentar yuk. Ke mobil." Ferry menggandeng tangan Febyanka menuju parkiran.

Ferry dan Febyanka berada didalam mobil.
"Ada apa? Ada yang mau dibicarain?" tanya Febyanka penasaran.
"Gak ada." jawab Ferry singkat.
Febyanka mengerutkan dahinya bingung.
"Terus?" tanya Febyanka bingung.
"Gue khawatir sama lo. Gue takut lo kenapa." ucap Ferry penuh khawatir.
Febyanka tersenyum.
"Ini urusan kecil,sayang. Ga usah khawatir. Ini gak ada sangkut pautnya sama Feb ataupun Chaterine." ucap Febyanka tenang. Ia paham kemana tujuan Ferry bicara.
Ferry mendekatkan wajahnya pada Febyanka.
"Yakin?" tanya Ferry ragu.
"I-i-iya." jawab Febyanka gugup karena posisinya tak jauh dari wajah Ferry.
Degupan jantung Febyanka sangat cepat tak terkendali saat posisi yang sedekat ini dengan Ferry.
Pandangan Ferry sayu dan menatap lurus kedua bola mata coklat Febyanka.
Semakin mendekat, Ferry mengecup dahi Febyanka singkat.
Febyanka masih terkejut karena perlakuan Ferry padanya.

"Lo,hati-hati ya. Maaf,ciuman dadakan." Ferry tersenyum.
"Iya. Gapapa." balas Febyanka.
"Kapan lo pergi?" tanya Ferry
"Hmm, selesai ganti seragam. Gue langsung pergi." jawab Febyanka tersenyum.
"Take care,babe." ucap Ferry dengan nada khawatir.
"Ya. Don't worry." balas Febyanka yang langsung membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil.

Chris,Jack,Manuel dan Alice sudah berkumpul di parkiran motor.
Chris menopang dagunya. Dari kejauhan,Febyanka berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya.
"Hai." sapa Febyanka ramah.
Chris langsung menegakkan tububnya begitu Febyanka datang.
"Eh,lo gak pulang sama Ferry?" tanya Alice mengerutkan dahinya.
Febyanka menggelengkan kepalanya pelan.
"Gue pulang sama kakak aja." jawab Febyanka lalu menatap Chris dan tersenyum manis.
"Wiiiih,kakak Chris." Manuel tertawa pelan.
"Cieee, kakak." ledek Jack terkekeh geli.
Febyanka melotot pada Jack.
"Apa lo? Sirik ya?" Febyanka berkacak pinggang.
"Makin hari nih bocah makin gemesin." Chris mencubit pipi Febyanka.
"Aaaaarrgh. Sakit,onta." ringis Febyanka yang langsung meninju lengan Chris.
"Udah berani cubit-cubitan." ledek Manuel bersidekap dada.
"Sirik aja lu jones. Makanya cepat-cepat dapat cewek." omel Febyanka.
"Cariin." balas Manuel ketus.
"Dih, tampang cakep masa gak bisa nyari cewek. Sayang tuh sama kecakepan lo." ucap Alice.
"Kalian ga usah sibuk ngatain gua jones. Liat aja nanti, tau-tau undangan udah nyebar." ucap Manuel tersenyum miring.
"Ah,bacot lo,Manuel." ucap Chris yang langsung menyalakan motornya. Febyanka naik di jok belakang.
"Gue duluan. Mau anterin dede manja dulu." ucap pamit Chris yang langsung ditoyor oleh Febyanka dari belakang.
Jack dan Manuel seketika tertawa lepas.
"Makanya. Jangan terlalu alay,kakak. Jadinya ditoyor sama dede sangar." ucap Jack disela sela tawanya. Mengucapkan kalimat 'kakak' dan 'dede' dengan nada manja.
"Heh. Apa lo kata? Mau gue jitak juga kepala lo?" Febyanka melotot horor pada Jack dan Manuel.
"Jangan gitu dede, kakak takut." ucap Manuel meniru suara khas anak kecil lalu tertawa lepas.
"Nueeeeel. Kok lo jadi nyebelin juga kayak si curut Jack,sih." Febyanka mendengus kesal.
"Chris. Cepet pergi dari sini ah. Gue bisa darting kalo di hadapin sama dua curut got ini." ucap Febyanka kecut.
Chris langsung melajukan motornya menuju rumah Febyanka.

Mereka sampai di rumah Febyanka.
"Chris, thanks ya. Lo boleh balik langsung deh. Gue harus pergi nyelesain sesuatu yang kecil." Febyanka tersenyum kikuk.
Chris sejenak berpikir dan langsung mengangguk.
"Bye.!" Febyanka masuk kedalam rumahnya.
Chris sedikit menjauhi rumah Febyanka. Ia penasaran dengan sesuatu yang di maksud Febyanka.

Febyanka membersihkan tubuhnya segera. Setelah selesai mandi,ia berpakaian kaos hitam polos yang dibalut jaket levis warna dark army,dan celana jeans hitam dengan sobekan kecil dikedua lututnya,tak lupa ia memakai sepatu vans nya dan langsung saja memakai helm dan membawa kunci motornya.

Febyanka menghidupkan motornya dan langsung saja pergi meninggalkan rumahnya.
Chris melihat Febyanka yang berlalu memakai motor ninja nya dengan kecepatan penuh. Chris segera mengejar Febyanka,sengaja ia mengejar dengan jarak yang cukup jauh.

10 menit Febyanka habiskan dalam perjalanan menuju tempat latihan race nya.
Febyanka sampai di tujuannya. Ia memasuki sebuah arena khusus latihan balapan sambil melepas helm full-face nya.
Ya,tempat latihannya bersama timnya.
"Hay" sapa Febyanka riang sambil berlari menghampiri kumpulan timnya yang didominasi berjenis kelamin laki-laki semua. Disana juga terparkir banyak motor balap.
"Whoooaaa. Jagoan kita datang juga akhirnya." sambut seorang pria yang lebih tua diantara yang lainnya sambil merentangkan tangannya menyambut Febyanka ingin memeluknya seperti seorang ayah yang lama tak jumpa dengan gadisnya.
"VJ pasti datang,om Bryan." ucap Febyanka yang langsung memeluk pria itu yang dipanggilnya dengan sebutan 'Om Bryan'.

"Kamu bisa latihan mulai minggu ini sampai pertandingan final nanti. Kamu latihan sama Nate,oke?" ucap om Bryan yang melepas pelukan Febyanka.

Febyanka melirik pada Nate yang tersenyum hangat lalu kembali menatap om Bryan dan langsung mengangguk.
"Oke. Ready."

Chris mendengar semua ucapan Febyanka bersama orang-orang disana. Kerutan didahinya semakin tebal.
"What? Febyanka... dia... She's a racer girl?" tanya Chris dalam hati.

____________________________________
Dj,Racer pula.
Woww gitu😁😂

Feby mau jadi DJ apa Racer?

Febyanka: Jadi Racer aja, Ca.

Sukses terus.

VOTE,COMMENT.
THX❤😌

FRIENDS or Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang