Dua buah kendaraan beroda empat memasuki kawasan yang dapat dibilang daerah terpencil, di pelosok terdalam di dekat kaki gunung bromo. Mobil berwarna hitam dan diikuti mobil berwana silver dibelakangnya mulai melewati jalan sempit berbatu dengan pohon rindang di sekitarnya. Sebuah palang besar bertuliskan selamat datang terpampang jelas disana.
'Selamat Datang di Desa Suka Maju'
"Pfftt... Suka maju? Gue yakin, penduduk di sini gak suka mundur," gumam Yuta yang sedari tadi memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Omong-omong, hanya dia dan Johnny saja yang masih terjaga di dalam mobil hitam. Sedangkan yang lainnya sedang bermimpi indah tanpa memperdulikan mereka berdua.
Mobil hitam memasuki kawasan terlebih dahulu. Saat akan memasuki palang selamat datang, Jungwoo yang melihat sebuah papan yang sudah hampir hancur karena lapuk oleh air hujan, menyipitkan matanya agar dapat memperjelas apa yang ia lihat. "Sepertinya tidak mungkin.." gumamnya kemudian.
Baru beberapa meter mereka memasuki kawasan, tiba-tiba saja terdapat kendala yang membuat mereka mendecak'kan lidah. Ban mobil milik Taeil bocor dan menimbulkan suara ledakan yang cukup membuat semua yang sedang terlelap merasa terkejut.
DWARRRRRRR!!!
"Sial!" kesal Johnny.
Taeyong, Doyoung, dan Kun terbangun saat mendengar suara ledakan itu. Sedangkan yang lain hanya sedikit terusik dan kembali terlelap.
"Le, Sung, bangun.. ban mobilnya meledak," kata Kun, membangunkan kedua anak itu dengan cara mengguncang tubuh mereka pelan.
Di bangku tengah, Taeyong juga membangunkan Yuta dan Mark. Sedangkan Doyoung membangunkan Lucas yang berada didepannya. Iya, Yuta tidur beberapa menit sebelum ban mobil pecah.
"Yut.. Mark.. Bangun.. Ban mobilnya bocor," Taeyong mengguncangkan-guncangkan Mark dan Yuta, namun baru Mark yang sudah terbangun dengan setengah sadar.
Sudah beberapa kali Doyoung memanggil, meneriaki, mengguncang, bahkan menggelitiki anak remaja bertubuh besar di depannya itu, namun entah dia mati atau hanya tertidur, nyatanya Lucas susah sekali dibangunkan. Sedangkan di mobil silver, alias mobil Winwin, Jaehyun orang pertama yang turun dari mobil dan ikut melihat keadaan mobil Taeil. Jungwoo yang sedari tadi memang terjaga, membangunkan Ten yang berada di sampingnya. Sedangkan Jeno sudah terbangun saat mendengar ledakan itu terjadi.
"Ten.. Bangun.." Ten memutar badannya menghadap kaca mobil sebelah kanannya. Sungguh ia masih mengantuk, dan Jungwoo membangunkannya. Mengganggu mimpinya yang sedang berdansa dengan Joy redkarpet saja!
"AHHHHHH!!!" sekonyong-konyong, pria bernama lengkap Eten Marketem berjerit dengan lengkingan hang luar biasa memekakkan telinga. Membuat yang lain terkejut bukan main.
"Ada apa?" tanya Jungwoo ikut terkejut saat Ten teriak secara tiba-tiba.
Mendengar jeritan Ten yang melebihi kencangnya suara jeritan princess Prilly pemain GGS, semua terbangun. Dan segera menatap Ten dengan wajah sayu baru bangun tidur.
"Kenapa kak?" tanya Renjun.
Ten masih tampak terkejut dan menunjuk-nunjuk kaca di sebelah kanannya. Jaemin yang memang berada di belakang Ten langsung mencondongkan badannya melihat apa yang membuat Ten ketakutan.
"HWAHHHH!!!" kali ini bukan Ten, melainkan Jaemin. Anak bernama lengkap Jaemin Ramadhan, terkejut akan apa yang muncul di sana, hingga membuat kepalanya beradu dengan mobil bagian atas. "Awhh.." ringisnya kemudian.
Sosok anak seumuran Yian, alias adeknya Kun, menampakkan diri dengan wajah hitamnya yang penuh dengan luka serta lumpur di kaca mobil Winwin. Anak itu mulai mengetuk-ketuk kaca mobil cowok itu.
Tok.. Tok.. Tokk..
"Tolong.. Tolong aku..." gumam anak itu dari luar sana.
Winwin mencondongkan tubuhkan ke arah semua pandangan orang yang duduk di kursi belakang dirinya, "Ada apa sih??" tanyanya penasaran.
"Tolong... Kumohon tol—akhhh... Lepas!! Ini sakhhh.."
Wushhhhh..
Semua mengerjapkan matanya sesaat. Mereka tidak mengerti akan situasi ini. Semua masih mematung untuk mencerna apa yang baru ia lihat. Itu terlalu cepat, bahkan Johnny yang buang air kecil saja tak secepat itu.
"DI MANA ANAK ITU?!!" jerit Ten terkejut. Matanya membola tak percaya saat anak tadi hilang bagaikan terhempas angin.
Jaehyun menghampiri Johnny dan Taeil yang sedang memeriksa keadaan ban mobil milik pria Jawa. Bisa Jaehyun lihat, Johnny tampak kesal dan memukul keras ban mobil saat ia bertanya kepada Taeil apakah ada ban cadangan, dan ternyata tidak ada.
"Ada apa?" tanya Jaehyun.
"Hufhh.. Tengok! Bagaimana pula kita akan cabut dari sini?! Kesal awak tau!"
Taeil melipat kedua tangannya di depan dada, "Hey batak! Kalau tak da nih mobil, kamu juga ndak bakal bisa liburankan! Salahkan dirimu yang memiliki badan besar, sehing—"
"AHHHHHH!!"
Ucapan Taeil terhenti saat mendengar teriakan Ten yang sangat melengking, hingga membuat Lucas dan Yuta yang masih tertidur di mobil, terbangun dan terpentok mobil bagian atas.
"Kenapa tuh anak?" mereka bertiga (Taeil, Johnny, Jaehyun) berlari ke arah mobil silver berada.
15.00
Matahari mulai terbenam. Padahal waktu masih menunjukan siang hari. Tidak seharusnya mentari terbenam lebih awal. Delapan belas anak di sana memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di tempat mereka berhenti sekarang. Untung-untung ada warga yang akan membantu mereka."Ah, payah!" kesal Chenle melempar asal ponsel canggihnya.
"Kenapa, Le?" tanya Jeno menepuk pundak anak itu.
"Sumpah, ini tuh di mana si?!" wajahnya memerah, menandakan seberapa kesal dirinya.
"Di Indonesia-lah.. Di mana lagi, memangnya? " Yuta melewati kedua anak yang sedang bercengkrama tanpa melihat kedua anak itu.
Chenle menghembuskan napas berat, "Hufhh.. Kalo itu lele juga tau. Tapi yang pengen lele tanya, ini sekarang kita ada di mana??" tanyanya lagi lalu menatap Jeno yang ada di sampingnya.
Jeno mengangkat bahu tanda ia tak tahu. Tidak lama kemudian, Kun dan Jungwoo datang membawakan air mineral untuk kedua anak itu. "Minum?" Jungwoo memberikan botol air mineral ke Jeno, dan Kun memberikannya ke Chenle. Mereka menerima dengan senang hati dan meneguknya hingga hampir habis.
"Laper ga? Mau abang buatin makan?" tanya Kun ke kedua anak itu. Matanya bergulir bergantian arah.
Kedua anak itu mengangguk. Sebenarnya mereka sudah lapar sejak satu setengah jam lalu, namun mereka enggan mengeluh karena mereka tahu, mereka sedang dalam keadaan sulit. Jadi mereka tidak ingin merepotkan. Emangnya Lucas dan Haechan yang sedari tadi merengek kelaparan.
"Emang Kun mau buat apa? Terus.. Emang ada kompornya??" tanya Jungwoo.
Kun tampak berpikir. Yang Jungwoo katakan benar. Tidak ada stok bahan makan dan tidak ada api di sini. Akan tetapi, jika api mungkin mereka bisa buat, yang menjadi permasalahannya, mereka tidak mempunyai stok makanan.
"Laper? Gue bawa roti tuh di tas. Ambil gih sana. Jaemin sama Haechan lagi makan juga di mobil, " Doyoung datang menepuk pundak Jeno dan Chenle. Seketika kedua anak itu tersenyum senang.
"Yeyyy!!" pekik keduanya dan berlari kecil ke arah mobil silver.
Setelah kepergian kedua anak itu, Kun menatap Doyoung yang masih berada di sampingnya, "Apa Winwin tidak mempunyai ban ganti?" tanya Kun kepada Doyoung.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴾᵉʳᵗᵉᵐᵘᵃⁿ ᵀᵉʳˡᵃʳᵃⁿᵍ || ᵒᵗ¹⁸
Teen Fiction[TAMAT] "We all ready to definition!!" Sekumpulan remaja dari berbagai daerah yang dipertemukan di sebuah Vila. Tampang dengan asli tidak menutup kemungkinan untuk mereka takut kepada hantu. Sebuah pertemuan yang tidak sengaja itu pun mulai diputus...