Renjun masih menatap kalung yang berada di genggaman Haechan. Kepalanya mendongak melihat belakang Haechan yang di mana ada Lucas di sana, "Hm.. Sebenarnya..", "Dibelakang lu, bang, ada sosok perempuan yang daritadi merhatiin kalung yang ada di tangan lu, Chan." Mendengar perkataan Renjun, sontak semuanya nengok ke arah Renjun. Entah kenapa malam ini hawa hutan tiba-tiba menjadi dingin. Bukan dingin yang biasa, tapi seperti ada yang aneh setelah Renjun berucap demikian.
"N-Njun.. Njun.. Lu.. Lu, be-be-beneran?" Lucas tergagap, memegang leher belakangnya yang tiba-tiba saja terasa berat.
Renjun mengangguk tanpa mengalihkan pandangan ke arah Lucas yang di mana terdapat sosok tak kasat mata yang sedang menaruh dagunya di pundak Lucas. Yeh dasar setan, tauan aja mana yang cakep—inner saya:)
Haechan refleks menjatuhkan kalung yang ada di genggamannya dan menjaga jarak dari Lucas, hal itu pun dilakukan juga oleh Mark. Semua menjauh dari Lucas dan memandang aneh Lucas. Sedangkan yang dipandang jadi salah tingkah dan makin merinding, apalagi melihat tatapan Renjun yang datar.
"L-Lo.. Lo.. Lo pa-pada.. Ja-ja-jangan na-na-nakutin gu..gue..dong.." tubuh Lucas bergemetar, saat kini kedua pundaknya terasa berat, pun aura dingin yang sekonyong-konyong bertahan di sana.
Renjun melirik sekilas ke arah teman-temannya yang memandang Lucas ngeri. Sebenarnya, selama hidup mereka kenal Renjun, baru kali ini mereka tahu kalo Renjun adalah Indigo. Mereka kira hanya Jaemin yang kadang-kadang gak sengaja liat hantu cewek di sepan kamar mandi sekolah, eh ternyata Renjun juga. Bahkan lebih mengerikan dari Jaemin.
Arah tatapan Renjun kembali lagi ke arah Lucas yang tentu bikin jantung Lucas berpacu dua kali lebih cepat dari detak normal. Persendian rasanya tidak dapat digerakkan sekarang. Lucas benar-benar takut, hingga berkedip aja enggan.
"To-tolong..in.. Gu..e dong.." gumam Lucas tidak tahan akan situasi seperti ini. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya.
Semua masih sama, bahkan sekarang keenam anak yang lainnya sudah berpegangan erat di badan kecil Renjun, sambil memperhatikan sekitar.
"Kayaknya.. Kita harus masuk sekarang deh.." cicit Renjun setelah memalingkan pandangannya dari Lucas. Entah mengapa hawa sosok itu begitu kuat, begitulah yang dirasakan Rendy Junaidi.
"Terus bang Lucas gimana?" tanya Jisung, tubuhnya gemetar, tangannya mencengkram kuat lengan Jaemin yang mememang lengan Renjun, hingga anak itu meringis akan kuatnya genggaman Jisung.
"Ti-tinggalin aja udah.." ujar Haechan, memeluk belakang Renjun saking takutnya. Kalo lagi takut kayak gini, bisa-bisa Haechan ngompol dicelana.
"Se-serius?" tanya Jeno dan diangguki yang lain kecuali Renjun dan Lucas tentunya.
Jujur aja, Renjun baru akhir-akhir ini bisa melihat yang kayak gituan. Sebelumnya mah boro-boro. Itu juga pas pertama kali dia liat makhluk kayak begonoan, dia pingsan 3 hari 3 malem kayak orang mati. Bahkan keluarganya udah pengen nguburin aja rasanya, biar gak ada anak manja yang kerjaannya ngabisin makanan bunda Iis tapi gak gede-gede. Emang Savage banget keluarga mereka sih. Gak Renjun, gak Lucas, gak semuanya pokoknya sama aja.
"W-Woy!! Lu.. Lu.. pada ngomongin apaan njir!! Astagfirullah ini gue lagi e-embergensi.. Eh?? ASTAGFIRULLAH TULUNG GUE APA TULUNG!! HWAHHHH MAK SOIMAH TULUNG ANAK MU INI!! HWAHHHHH.. Huhuhuuuu.."
Lucas jerit kencang yang bikin ketujuh anak itu lari kenceng ngira Lucas kesurupan. Kalo dia kesurupan di rumahnya si gapapa, tinggal lempar pake batako mamak Soimah jadi. Lah ini, mereka berada di tengah hutan yang gak tau di mana.
"Hosshhh.. Hosshhh.. Hosshhh.." Semua langsung masuk secara tiba-tiba ke dalam mobil dan bikin mobil itu rasanya pengen jungker balik saking kepenuhan beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴾᵉʳᵗᵉᵐᵘᵃⁿ ᵀᵉʳˡᵃʳᵃⁿᵍ || ᵒᵗ¹⁸
Teen Fiction[TAMAT] "We all ready to definition!!" Sekumpulan remaja dari berbagai daerah yang dipertemukan di sebuah Vila. Tampang dengan asli tidak menutup kemungkinan untuk mereka takut kepada hantu. Sebuah pertemuan yang tidak sengaja itu pun mulai diputus...