04. Jalan-Jalan ala DTJ

6.4K 887 66
                                    

"Young, mengapa kau betah kali di sini ha?!" niatnya si mau nanya, tapi Taeil ngiranya si Johnny mau ngajak berantem si Doyoung.

"Joni, kamu teh nanya apa ngajak ribut??" tanya Taeil yang duduk sambil bawa nasi goreng buatannya.

Johnny yang selera makannya besar, tergiur dengan nasi goreng spesial buatan Taeil.

"Mas, bolehlah kau bagi itu nasi gorengmu untukku? Lapar kali aku ini!" katanya sambil megang perutnya.

Emang dasarnya si Taeil itu orangnya baik, jadi dia masak nasi goreng untuk porsi banyak untuk Doyoung dan Johnny juga.

"Yo wes makan, di kuali sana masih ada," katanya sambil melahap suapan pertamanya.

Johnny yang kebetulan sudah sangat lapar akhirnya buru-buru ambil nasi goreng yang tersisa. Taeil buat 3 piring nasi, ya kira-kira 3 porsi nasi goreng pas buat mereka bertiga. Namun dugaannya salah. Johnny yang memiliki badan besar tentu makan lebih banyak.

"Mantap kali ini! Baik sangat memang mas Taeil itu. Tidak seperti si Oyong!!"

Seharusnya nasi yang ada itu sebagian untuk Doyoung juga, namun sama Johnny justru dimakan habis semua.

"Yong, kita mau kemana si??" tanya Yuta yang baru bangun dan pas dia bangun ternyata mereka masih dalam perjalanan.

"Gue mau ke rumah pakde gue di Jawa Yut. Kira-kira dua jam lagi sampai," kata Taeyong yang masih fokus nyetir.

"Ihhh Taeyong.. Masa kita liburannya di perdesaan si!! Ten gak layke ahh!!" kata Ten sambil manyunin bibirnya. Pengen banget kayaknya tuh anak dislepet bibirnya sama Yuta.

"Udah, lu pada katanya mau liburan 'kan? Mending nikmati aja tuh pemandangan!!"

Yuta memutar bola mata dan mengalihkan pandangannya ke arah kaca mobil. Benar saja, pemandangan senja yang cukup tenang dan sangat indah dengan udara yang tampak sejuk karena ia membuka sedikit kaca mobilnya, membuat hatinya menghangat.

Sedangkan Ten, pria yang tergolong tidak terlalu suka suasana desa, hanya mengerucutkan bibirnya sambil memakan snack yang sebelumnya ia bawa dari rumah.

"Kita tuh dimana?" tanya Yuta yang langsung memandang Taeyong yang berada di sampingnya.

Taeyong melirik sekilas ke arah Yuta, dan pandangannya kembali fokus ke arah jalan raya di depannya.

"Jawa. Jawa Tengah." Yuta memicingkan matanya. Taeyong tidak bilang sebelumnya bahwa mereka akan ke Jawa. Dan Yuta yang dapat dibilang cukup lama kenal dengan Taeyong, baru tahu bahwa Taeyong mempunyai keluarga di Jawa. Ia pikir semua keluarga Taeyong berada di Jakarta.

Lucas bangun dari tidurnya saat merasakan AC rumah Chenle sudah tidak berfungsi. Ia merasa kegerahan sekarang.

"Ih anjir! Kok panas banget si Le rumah lu?" keluh Lucas sambil membuka kaos oblong warna putihnya. Dan disitulah terekpos tubuh kekar berotot dengan bahu lebar yang ia miliki. Namun tidak ada yang peduli dan melihat, karena memang sangat-sangat gelap di sana sekarang. Bahkan pencahayaan saja hanya dari ponsel yang sedang Chenle pegang.

"Listrik padam. Sepertinya satu komplek ini semuanya padam," ucap Mark hendak berdiri untuk mencari lilin atau apapun sebagai pencahayaan.

"Di mana you menyimpan lilin, Le??" tanya Mark yang sekarang sudah berdiri dan hendak melangkah 'kan kakinya entah kemana.

"Aku tidak tahu. Aku tidak pernah mengurus itu sebelumnya. Ah sial, lagi pula mengapa listrik di sini padam?!" kesal Chenle sambil mengacak rambutnya frustrasi.

Mark berdiri dan hendak ke dapur. Mungkin saja di sana ada lilin, namun langkahnya terhenti saat ia tidak sengaja menginjak seseorang dan jadilah dia tersandung.

"ANJING... KAKI GUA!!!" teriak Dilan.. Eh.. Jaemin saat merasakan tulang keringnya cenat cenut kayak smash.

Di sisi lain ketujuh orang yang mendengar teriakan Jaemin hanya tertawa dan tidak ada yang peduli termasuk Mark. Ia langsung merebut ponsel Chenle dan berjalan hendak ke dapur tanpa mengubris teriakan Jaemin dan Chenle.

Setelah habis makan tiga bakul, Johnny sekarang sedang berleha-leha di bale milik Taeil yang diletakkan di teras rumahnya.

Rumah Taeil berada di Jawa. Namun bukan daerah pedalaman. Untuk ke kota hanya menempuh waktu kurang dari tiga puluh menit. Dan daerah di sini masih asri meski bisa dibilang sudah banyak proyek-proyek yang akan dibangun.

Doyoung yang baru selesai makan, duduk di samping Johnny yang sedang rebahan. Badan Johnny 'kan besar, dan dia mengambil semua lapak dari bale Taeil yang menghadap sawah miliknya.

Secara kasar Doyoung menghempas tubuh Johnny agar menyingkir tidak makan lapak lagi. "Awas apa!!" ketusnya sambil mendorong tubuh besar Johnny. Johnny yang merasakan bokongnya sakit akibat terjatuh dari bale, langsung bangkit hendak ngomelin siap gerangan yang telah mengganggu tidur siangnya.

"Alamak! Rupanya kau, sayur oyong! Songong kali kau sama abangmu! Tak aduin kau sama mamak bapakmu ya, Young!!"

Hendak terjadi peperangan antara daddy dengan kelinci, untunglah pakde datang menenangkan. Meski dia sendiri tidak tenang.

"APA.. APA.. MAU NGADU APAAN LO BANG? ADUIN AJA, NANTI GUE AD-"

"DASAR KAU SAYUR OYONG, TAK CINCANG-CINC-"

"OI DUA ANOA. CEPAT URUS PAKAIAN KALIAN. MAU IKUT AKU NDAK JALAN-JALAN??"

Mendengar kata jalan-jalan, akhirnya Joni dan oyong menghentikan perdebatan antara ngadu mengadu. Karena, kapan lagi seorang Taeil Aspriyadi ngajak jalan-jalan?

Tbc

Sudah direvisi
07-09-2019

ᴾᵉʳᵗᵉᵐᵘᵃⁿ ᵀᵉʳˡᵃʳᵃⁿᵍ || ᵒᵗ¹⁸ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang