Chapter 5

212 19 0
                                    

Faris sedari tadi hanya memantul-mantulkan bola basket yang ada ditangannya tanpa berniat memasukkannya ke dalam ring.

Saat ini dia sedang kepikiran dengan Reta. Entah apa yang membuatnya bisa memikirkan gadis itu. Dan satu lagi, dia peduli pada gadis itu. Tidak seperti biasanya, dia akan cuek dan bahkan tak peduli pada setiap perempuan. Kecuali seorang gadis, yang saat ini sedang tertidur panjang.

Faris membuang bola itu kepinggir lapangan, dia menuju tepi lapangan dan duduk dibangku kayu yang ada disana. Dia menarik napasnya dan menghembuskannya dengan kasar.

Suara langkah kaki mendekat ke arahnya dan dia merasa ada tepukan di bahunya "Lo kenapa Ris? Dari tadi gue liat lo kayak kusut gitu?" suara Ikzan dari sampingnya

Hening. Tak ada jawaban dari Faris.

"Reta ya?" tebak Ikzan

"Dia ternyata pernah jadi Kapten basket waktu masih disekolahnya" entah mengapa Faris tiba-tiba mengatakan apa yang sedang dipikirannya

Faris melanjutkan ucapannya "tapi dia gak mau daftar lagi di tim basket. Katanya dia gak bisa kalo gak ada Papinya. Iya gue tau tentang Orang tuanya yang ternyata udah meninggal. Entah kenapa gue berkeinginan buat bantu dia bangkit dari keterpurukannya" Jelas Faris

"Lo suka dia?"

"Suka? Gak lah" balas Faris ketus

"Terus ngapain coba lo harus sampe repot-repot mau bantu dia gitu? Dan dari hasil pengamatan gue beberapa hari ini, lo suka merhatiin dia dari jauh. Dan tadi lo nyamperin dia" Ujar Ikzan dengan penuh antusias

Faris mendelik ke samping kearah Ikzan "Salah apa gue mau nolongin orang lain? Dan lo juga tau gue gini karena gue ngerasa dia itu mirip banget sama Dera"

"Jadi lo mau lampiasin semua yang lo pendem ke Dera pada Reta maksut lo?" tanya Ikzan dengan sinis

"Gue gak sebrengsek itu sampe mau jadiin anak orang pelampiasan gue Zan!" ujar Faris dengan penuh penekanan

"Ok gue terima alesan lo. Lalu Kisya? Apa lo lupa sama dia? Lo gak takut apa yang bakal terjadi setelah ini? Lo tau seberapa terobsesinya Kisya sama lo bro" Ikzan menjeda kalimatnya "Gue cuma gak mau lo nyesel untuk ke dua kalinya"

Faris hanya terdiam, tapi tak lama dia buka angkat suara "Gue gak bakal biarin lagi semua itu terjadi" Faris mendelik tajam. Setelah itu pergi ninggalin Ikzan.

---

Siang ini setelah pulang sekolah Reta dan Kisya makan siang bersama dengan Mama. Karena hari ini Mama sedang tidak ada kerjaan di kantor.

"Tadi Oma kalian nelfon Mama" ucap Mama memecah keheningan

"Oma kenapa Ma?" tanya Kisya

"Katanya Oma kalian mau kesini" ujar Mama sambil menyendok makanan ke mulutnya

Reta yang mendengar hal iti sontak kaget dan gembira "Mama serius?" tanya Reta dan mendapat anggukan dari Mama

Reta bersorak gembira dalam hati, dia sangat merindukan Omanya. Terakhir ketemu saat pemakaman orang tuanya, itupun Oma hanya sebentar karena Opa saat itu sedang sakit.

Suara Mama membuyarkan lamunan Reta "minggu depan mungkin Oma ke sini. Katanya mau ketemu sama cucu-cucunya"

"Itu Oma aku! Bukan dia! Jadi cucu Oma cuma satu, cuma aku!" Kisya berdesis sinis memandang Reta

Mama hanya menggelengkan kepalanya heran "Oma itu Ibunya Papi kalian. Kalian anak Papi jadi kalian Cucunya Oma semua" lanjut Mama "dan mama minta pada mu Kisya mulailah perlakukan Reta selayaknya adik mu sendiri"

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang