Chapter 7

183 19 0
                                    

Saat ini Kisya sedang berada di Kafe. Dia membolos sekolah setelah insiden tadi. Dia merasa malu dengan semua orang saat tadi Faris datang mencekal tangannya dan menarik Reta dari hadapannya.

Di benar-benar marah saat ini, jika ada yang mau membantu Reta mengapa bukan Egril saja? Agar Reta bisa semakin dipermalukannya

"Aah...Sialan!" gerutu Kisya

Dia menangkupkan wajahnya diatas meja kafe. Dia sedang berada dalam mode badmood saat ini.

Selang beberapa menit, Kisya merasa ada seseorang yang menempati kursi dihadapannya. Kisya mendongakkan kepalanya.

"Siapa lo?" tanya Kisya pada orang dihadapannya

"Eh, maaf mbak mejanya penuh semua. Jadi saya mau menumpang dimeja ini" ujar lelaki itu

Kisya mengedarkan pandangannya. Benar saja, meja kafe saat ini penuh semua. Kisya memutar bola matanya malas "Terserah lo" ucapnya datar

Kisya mengambil Handphone-nya dan menscroll diakun instagram nya. Tak sengaja ia melihat rekaman di akun Rumpi sekolahnya, aksinya tadi terhadap Reta.

Kisya menggeram kesal, pasalnya jika Mamanya tau dan melihat nya ini bisa menjadi masalah besar.

"Shitt!" umpatnya.

Mendengar umpatan Reta, lelaki yang berada di depannya menoleh menatap Reta.

"Perempuan gak baik mengumpat gitu" ucap lelaki itu

Kisya mengalihkan pandangannya pada lelaki itu, dan menaikkan sebelah alisnya "Bukan urusan lo! Dan gak usah sok kenal!"

Lelaki itu tersenyum tipis "Kenalin gue Harsen. Biar gue gak dikatain sok kenal. Dan lo?" ujar lelaki bernama Harsen itu

"Dasar aneh!" setelah itu Kisya beranjak meninggalkan kafe tersebut.

Sedangkan Harsen dia hanya tersenyum tipis menatap kepergian Kisya "Jakarta sama Bandung memang beda. Orang-orangnya aja beda" gumam Harsen.

---

Saat ini jam menunjukkan pukul 13:45. Sudah waktunya pulang jam sekolah. Areta membereskan semua bukunya dan memasukkan didalam tas.

Abel dan Olin sudah pergi sejak bel berbunyi tadi, pasalnya Abel yang minta ditemani ke toilet pada Olin. Awalnya Olin menolak, tapi karena paksaan Abel dia terpaksa menemaninya.

Saat hendak melangkahkan kakinya keluar kelas, ada cekalan pada tangan Reta. Reta berbalik dan melihat orang yang mencekal tangannya. Ternyata Egril.

"Eh kak Egril? Ada apa ya?" tanya Reta

"Maaf" cicit Egril

Reta nampak bingung saat Egril mengucapkan kata maaf padanya.

"Maaf untuk apa kak?"

"Gue gak bisa nolongin lo tadi saat dikerjain sama Kisya" ujarnya

Reta paham. "Kenapa harus minta maaf? Kak Egril gak salah apa-apa kok" ucapnya "lagi pula Reta gak kenapa-napa kok" Reta tersenyum manis.

"Syukurlah kalo gitu" Egril menghembuskan nafas lega "Tadi gue dipanggil wali kelas di kantor. Makanya gak tau kejadian itu, dan baru tau sekarang"

Egril berbohong pada Reta, dia tak dipanggil wali kelasnya. Ia ingin sekali menolong Reta saat dikerjai oleh Kisya. Tapi tidak, Egril tak ingin membuat Kisya berpikir Egril akan lebih memilih Reta. Egril begitu pe-de mengemukakan opini itu.

"Iya gakpapa. Em, Reta pamit ya kak"

"Bareng gue aja" tawar Egril

Reta tersenyum tipis "Reta bawa mobil kak"

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang