Chapter 32

104 10 2
                                    

Jerman 07:42 AM

Faris terbangun dari tidurnya karena cahaya yang masuk melalui jendela. Ada seseorang yang sengaja membukanya untuk mengusik tidur Faris.

Faris membuka matanya perlahan, karena silau cahaya matahari. Siluet bayangan seorang gadis nampak di indera penglihatannya.

"Dera"

Seorang gadis yang dipanggil Dera itu tersenyum manis. Sungguh, siapapun yang melihatnya akan terpikat akan senyuman itu.

Faris membalas senyuman gadis itu. Dera. Ya, memang Dera sudah sadar sejak beberapa hari yang lalu. Sungguh benar-benar keajaiban dari Tuhan.

Setelah hampir satu tahun lebih Dera terbaring koma, akhirnya hari itu Tuhan mengizinkannya membuka mata kembali. Dan Faris beryukur akan hal itu.

Saat itu, Faris sedang berpergian dengan sang Ibu. Saat perjalanan pulang, Qidra menelfon Faris. Dia memberi kabar bahagia. Dera sudah sadar.

Dan hari itu pula Faris, menyiapkan keberangkatannya yang bisa dikatakan mendadak. Bahkan dia lupa untuk berpamitan pada seseorang.

"Kamu kebo banget ih, bangun sana"

Faris masih terpaku diatas sofa rumah sakit, tempatnya tidur. Dera masih dirumah sakit , dan Faris menemaninya disini.

"Iya gue bangun. Mau mandi ini" ujar Faris, lalu bangkit dari sana. Tapi langkahnya bukan menuju kamar mandi, tapi menuju Dera.

"Lo ngapain berdiri disini aja? Lo belum benar-benar pulih. Sana naik lagi ke kasur" titah Faris pada Dera.

"Aku mau nikmatin cahaya matahari pagi, udah lama gak bisa ngerasain gini" ujar gadis itu.

Faris mengangguk, membenarkan ucapan Dera. "Yaudah. Gue mandi dulu ya"

Faris melangkahkan kakinya menuj kamar mandi, kamar rawat inap ini. Kamar ini tidak bisa dikatakan kecil, ini adalah ruang VVIP. Jadi Faris bisa saja tidur disini dengan membawa kasur.

"Faris" suara Dera mengintrupsi Faris untuk berhenti.

Faris berbalik, menatap penuh tanya pada Dera. "Apa?"

"Aku mau kita segera pulang ke Indonesia"

Indonesia.

Negara itu, Faris lupa akan disana. Sudah hampir seminggu dia disini dan melupakan semua yang disana. Ini efek dari bahagia dia karena sadarnya Dera. Bahkan dia melupakan gadis tercintanya.

Sudah lama rasanya tidak mendengar ocehan gadis itu, kira-kira sedang apa dia disana. Tapi Faris tidak bisa mengabarinya, handphone nya hilang saat dia di perjalanan ke Jerman. Jadi, dia belum bisa menghubungi gadis itu dan juga teman-temannya.

"Faris" panggil Dera sekali lagi, karena lelaki itu hanya diam terpaku di tempatnya.

"Eh iya, nanti kita akan segera pulang ke Indonesia" ujar Faris, yang membuat Dera bersorak kegirangan.

'Gue juga mau segera menemui Reta'

---

Indonesia 12:42 PM

Oma tidak main-main dengan ucapannya. Dia benar-benar akan membawa Reta pergi dari tanah air, demi kesembuhan Reta.

Saat ini, oma sedang sibuk mengurus keberangkatan Reta. Dia akan memberikan yang terbaik agar cucunya selamat.

Sedangkan di kamar inap Reta ada Ariani, teman-teman Reta dan juga ada Kisya. Dia memasang topeng kesedihan didepan semua orang, dia selayaknya ikut terpukul. Padahal itu hanya topeng.

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang