Chapter 17

160 18 0
                                    

Aku memang wanita. Tapi aku bukan barbie yang bisa didapetin lalu dimainin!

Areta Syakinara Archandra

---

Egril berdiri di depan kelas Reta sejak pagi-pagi tadi. Dia sengaja datang sepagi itu hanya untuk menanti seorang Areta Syakinara Archandra.

Bagaimana bisa perempuan itu bak hilang di telan bumi sejak kemarin. Seharian Egril menghubunginya dan tak ada jawaban. Saat Egril datang ke rumahnya, penjaga rumahnya bilang dia sedang tidak ada dirumah.

Egril terus menanti dengan harap-harap cemas. Dan akhirnya penantian Egril tak sia-sia. Yang ditunggu akhirnya menampakkan dirinya, dia berjalan ke arahnya. Lebih tepatnya ke arah kelasnya.

Egril terkesiap melihat Reta yang tertawa. Dia terlihat semakin cantik.

Sedangkan Reta masih tak menyadari ada Egril di depan kelasnya. Dia sedari tadi tak henti-hentinya tertawa bersama kedua sahabatnya. Entah apa yang di tertawakan.

Olin yang sadar lebih dahulu jika ada Egril di sana, memberi kode pada Reta. "Ta, ada kak Egril tuh" bisik Olin "Samperin sana, kita duluan ya" Olin pergi menarik Abel yang berada di sebelah kanan Reta.

"Pagi kak Egril" sapa Abel

Egril mendadak kikuk karena sedari tadi menatap Reta "E...eh, pagi" dia tersenyum kikuk.

"Kita duluan ya" pamit mereka berdua.

Setelah kepergian Olin dan Abel, Reta melanjutkan langkahnya dan mendekat pada Reta.

"Kenapa kakak disini?" tanya Reta

"Gue mau minta maaf sama lo" ujar Egril

Reta terkejut "Maaf?" tanyanya

"Iya maaf, untuk kejadian kemarin" tampak Egril begitu menyesal.

"Aku gak pernah mempermasalahin itu kok. Emang kenapa kak Egril harus minta maaf? Kak Egril gak salah kok" katanya

"Tapi Ta..."

Reta memotong ucapan Egril "Dan soal perkataan kakak di Pasar malam itu. Maaf kak, Hati aku kembali beku untuk menerima sosok lelaki asing dihidup ku. Dan kalaupun aku jawab 'iya', aku yakin hati kakak bukan buat aku juga. Jadi, ya sudahlah" Reta menghapus air matanya yang tak sengaja mengalir

"Reta pamit" setelah itu Reta benar-benar berlalu dari hadapan Egril.

Dua kata terakhir Reta mampu membuat seorang Egril tertegun. Hanya dua kata, tapi maknanya sangat mendalam.

Dan lagi ditambah pengakuan Reta yang mau membalas pernyataannya kala itu.

Tapi Egril tak percaya semuanya menjadi serumit dan sesakit ini. Padahal dia melakukan pendekatan dengan Reta hanya mengikuti kemauan Kisya. Tapi mengapa hatinya seperti tergores luka mendengar pernyataan gadis itu.

"Reta..." lirihnya. Egril tak mampu berkata-kata lagi.

Dia merasa gagal menjadi lelaki sejati. Dia hanya bisa membuat seorang gadis yang tak bersalah menangisinya.

Tepukan di bahu Egril menyadarkan dia dan berbalik menghadap orang itu. Ternyata Faris.

"Gue harap, gak ada penyesalan setelah ini. Jauhin dia, gue gak mau lo terus jadiin dia bahan mainan" ucap Faris.

"Dan hentikan permintaan bodoh dari Kisya!" tambahnya dengan suara pelan tapi penuh penekanan.

---

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang