Happy Reading
Faris melangkahkan langkah kaki lebarnya dikoridor rumah sakit. Tadi setelah mengantar Reta, dia buru-buru datang ke rumah sakit. Wajahnya tampak kacau begitu pula penampilannya.Sedari tadi dirinya tak bisa tenang, bagaimana bisa dia tenang jika orang yang paling disayangnya harus berjauhan dengannya. Dia mendudukkan dirinya dan mengacak rambutnya prustasi. Tadi ada sebuah pesan dari seseorang yang telah lama tak dijumpainya.
Gue mau bawa dia berobat di Jerman.
Gue harap lo ngerti dan paham, dia
Gak bakal ada kemanjuan disini.
Minggu depan gue bakal bawa dia.
Jadi masih ada waktu buat lo.Qidra
Qidra, adalah sahabat Faris sejak dia SMP. Dia bersahabat sudah seperti saudara sendiri. Tak ada yang ditutupi oleh keduanya. Dan Qidra juga adalah kakak dari Dera, gadis yang hampir selama setahun ini dijaga, dirawat dan ditunggunya.
Dulu dia dan Qidra sedekat nadi, tapi sekarang mereka sejauh matahari. Semenjak hari itu mereka seperti ada jarak yang memisah. Bukan mereka, tapi Qidra.
Faris memasuki ruangan serba putih yang ada sedikit hiasan disudut ruangan dan beberapa foto seorang gadis terpajang disana. Faris sengaja melakukan itu, dia hanya ingin saat gadis itu sadar tak ada kesan monoton. Hanya akan ada senyum cerah.
Faris mendudukkan dirinya disamping brankar Dera. Dia mengamit tangan kanan Dera yang terbebas dari infus. Dia meneliti wajah cantik di hadapannya ini. Wajah cantik yang selalu menampilkan senyum indah. Senyum yang Faris sukai.
"Gue gak mau jauh dari lo... Please jangan tinggalin gue"
Hening.
Tak ada jawaban yang didapatkan Faris akan pernyataannya. Hanya suara mesin disamping brankar Dera yang terdengar, yang menyatakan jika jiwa gadis itu masih ada di dalam raganya.
"Bangun Der bangun! Gue udah cukup lelah Der! Qidra bakal pisahin lo dari gue dan gur gak mau itu!" Faris terisak dan memeluk tangan itu yang masih tak berdaya.
Tanpa Faris sadari, sudut mata Dera mengeluarkan air mata. Ya, hanya air mata. Tak ada pergerakan lain yang diberi sebagai respon.
"Lo dengerin gue Der, gue gak bakal maafin diri gue sendiri kalo sampe sesuatu yang lebih buruk terjadi sama lo Der" lirihnya
"Gue sayang lo Der" bisiknya di telinga gadis itu lalu mencium keningnya lama.
"Gue pulang dulu. Besok gue dateng lagi" pamitnya. Setelah itu dia berlalu pergi dari rumah sakit.
---
Hari ini Oma akan kembali ke Belanda. Bagaimana pun dia harus menjaga Opa yang sedang sakit di Belanda. Memang sejak 4 tahun lalu, semenjak Opa sakit-sakitan mereka memutuskan untuk tinggal di Belanda. Karena pengobatan disana lebih memungkinkan.
"Oma pamit ya sayang. Kalian baik-baik disini"
"Iya Oma"
Oma menatap Reta lekat "Jaga diri ya. Oma bakal rindu kamu sayang" lalu mengecup lama kening Reta dan memeluknya.
Kisya menggeram kesal. Mengapa omanya mendahulukan Reta? Padahal dia yang lebih dekat jaraknya dengan oma.
Setelah memeluki semuanya, Oma langsung masuk ke dalam mobil. Mereka terus melambaikan tangan hingga mobil yang ditumpangi oma telah hilang dari pandangan mata.
"Kalian mau langsung berangkat?" tanya Mama
"Iya Ma. Reta berangkat ya" pamit Reta
"Kamu naik apa Reta?" tanya Mama
KAMU SEDANG MEMBACA
Areta
Teen FictionSeorang gadis cantik bernama Areta Syakinara Archandra yang ditinggal mati oleh Orang tuanya dan harus tinggal bersama Mama dan Saudara tirinya. Seorang Areta yang tidak mengerti akan cinta, yang akhirnya merasakan pahit manisnya cinta. Akankah kis...