HappyReading:)
---
Bel pulang berbunyi sekitar dua menit yang lalu. Reta langsung memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas dan menunggu buk Desi mengakhiri pelajaran. Tepat setelah buk Desi mengucapkan salam, Reta segera keluar kelas. Hal itu membutan Abel dan Olin bertanya-tanya, ada apa dengan Reta? Mau bertanya, tapi sudah tak sempat.
Dia segera menuju gerbang sekolah, dia harus cepat menemui Kisya. Ini kesempatan langka bagi Reta, jika Kisya mau memberitahunya tentang siapa itu Dera.
Perempatan, di ujung jalan dekat sekolah. Tidak terlalu jauh, jaraknya sekitar 400 meter dari sini. Reta putuskan untuk berjalan kaki saja, tidak akan memakan waktu lama.
Sekitar hampir sepuluh menit lebih, Reta akhirnya sampai di perempatan. Jalanan ini tidak terlalu ramai, karena ini bukan jalan utama. Tepat saat Reta sampai, ponselnya berbunyi. Ada panggilan masuk dari Kisya
"Ha-Halo kak, kakak dimana?" tanya Reta.
"Gue diseberang jalan, lo bisa lihat mobil gue kan?"
Reta menganggu setelah dia melihat mobil Kisya terparkir diseberang sana. Berjarak 50 meter darinya.
"Langsung kesini" ujar Kisya dan mematikan sambungan ponselnya.
Tanpa ada rasa ragu, Reta menyebrangi jalan yang tidak terlalu banyak kendaraan berlalu lalang. Reta menyebrangi jalanan itu, tanpa melihat kesamping kirinya. Sebuah mobil melaju begitu kencangnya. Dan dalam hitungan deting mobil itu menghantam tubuh Reta.
BRUK.
DUG.
Bagian depan mobil menghantam tubuh Reta dan juga kepalanya yang terbentur di mobil. Tidak hanya itu, tubuh Reta terpental ke sisi kanan jalan dan kembali kepalanya menghantam jalanan. Setelah itu, mobil itu menancap gas dan pergi dari sana.
Darah bercucuran dari kepala dan mulut Reta, badannya terasa sakit semua. Nafasnya semakin sesak. Dia melihat kesekitar dengan penglihatan yang tinggal sedikit.
Disisa kesadarannya, Reta melihat Mami dan Papi nya yang tersenyum hangat padanya. Seolah menguatkan dia. Dan selanjutnya, mata Reta sudah terpejam.
---
Deringan telfon rumah berbunyi. Oma dan Ariani sedang ada dirumah hari ini, mereka sedang berbincang tentang kejadian semalam.
Ariani berdiri dan mengangkat telfon, jarang sekali ada yang menghubungi telfon rumahnya.
"Halo"
"Apa benar ini dengan kediaman rumah Wijaya?"
"Iya benar, saya Ariani. Ada apa ya?"
"Kami dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah memberitahukan, anak Ibu bernama Areta mengalami kecelakaan dan sedang ditangani sekarang"
Deg!
Ariani melepas genggaman pada gagang telfon. Bahunya terasa merosot, air matanya mulai keluar mengalir deras.
Oma yang melihat Ariani menangis segera menghampirinya. Apa ada sesuatu yang terjadi.
"Ariani, kamu kenapa menangis? Ada apa?" tanya oma bingung.
"Re-Reta ma, Reta..." Ariani semakin histeris
Mendengar nama Reta, oma seketika ikut panik. Ada apa dengan cucunya itu. "Reta kenapa Ariani?"
"Reta kecelakaan, ma"
---
Ariani dan oma menanti cemas di depan ruangan IGD. Keduanya tak henti-hentinya menangis sedari tadi. Terutama oma, di perjalanan tadi oma benar-benar kalang kabut dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Areta
Fiksi RemajaSeorang gadis cantik bernama Areta Syakinara Archandra yang ditinggal mati oleh Orang tuanya dan harus tinggal bersama Mama dan Saudara tirinya. Seorang Areta yang tidak mengerti akan cinta, yang akhirnya merasakan pahit manisnya cinta. Akankah kis...