Chapter 6

206 22 0
                                    

Hari ini Reta berangkat pagi-pagi sekali, karena dia ada jadwal piket hari ini. Setelah memarkirkan mobilnya, Reta bergegas keluar dan berjalan menuju kelasnya. Karena mata pelajaran jam pertama ada ulangan harian, jadi dia harus membersihkan kelas dengan cepat agar nanti tidak terlalu capek jika setelah piket langsung ulangan.

Reta bergegas membersihkan ruangan kelasnya, karena teman piket lainnya belum datang. Tak berselang lama teman piket Reta pun datang dan membantunya piket.

Saat tugasnya hampir selesai, ada salah seorang teman kelasnya datang menghampiri dia.

"Reta, ada yang nyari kamu didepan" ujar orang itu

Reta menatap orang itu bingung "nyari aku? Siapa?" tanyanya

"Kakak kelas kita. Udah sana buru" tukasnya pada Reta

"Eh...iya makasih ya" setelah orang itu mengangguki ucapan Reta. Reta berlalu menuju keluar kelasnya

Reta celingak-celinguk mencari orang yang dimaksud temannya tadi. Pencariannya berhenti saat menangkap sesosok lelaki yang sedang menatap lurus kedepan didepan balkon kelasnya yang memang berada dilantai dua.

Reta mengenali sosok itu meski baru mengenalnya. Reta memberanikan dirinya menyapa orang itu

"Kak Egril" sapanya kepada lelaki itu yang ternyata Egril

Egril yang merasa namanya dipanggil, menoleh ke belakang.

"Oh. Hay Reta"

"Kakak nyari aku?" Reta to the point

Egril mengangguk cepat. "Lo inget omongan gue kemarin dikantin?" tanya Egril

Reta nampak bingung, omongan yang mana? Dia lupa

Egril yang mengerti keterbingungan Retapun, akhirnya menjelaskannya "Gue kan kemarin bilang kalo gue ketemu lo lagi. Gue bakal minta nomer hp lo. Jadi lo ngertikan maksud kedatangan gue?"

"Ah iya Reta ingat" ujarnya

"Nih" Egril menyerahkan Handphone-nya pada Reta

Awalnya Reta sedikit ragu, mengingat cerita Olin tentang Egril kemarin. Tetapi, dia tidak enak jika harus menolak permintaan kakak kelasnya ini.

Dengam sedikit ragu Reta menerima Handphone Egril dan menulis nomor-nya.

"Sudah kak" Reta menjulurkan Handphone itu kepada pemiliknya

Egril mengacak pelan rambut Reta "Makasih ya cantik" setelah itu dia pergi berlalu meninggalkan Reta yang masih terpaku ditempatnya.

'Usapan itu, seperti usapan manja Papi ke Reta' batinyya bergemuruh menahan haru dan tangisnya. Karena perbuatan Egril barusan mengingatkan dia pada Orang tuanya.

Tapi itu tak berlangsung lama, karena ada yang menepuk pundak Reta pelan. Reta menoleh kesamping, dan mendapati sesosok lelaki disana

"Kak Faris?"

Faris hanya menatap Reta datar, "Sejak kapan lo deket sama Egril?" tanya Faris

"Dekat?" Reta bingung apa maksud Faris

Faris berdecak jengah "terus ngapain lo ngasih nomor lo ke Egril?"

"Gak baik kalo aku nolak orang yang bersikap baik sama aku. Lagipula dia gak jahat kok, cuma minta nomor Reta aja" Sanggah Reta

"Ck, dasar polos" setelah itu Faris pergi berlalu begitu saja.

Dan lagi-lagi Reta hanya terpaku ditempatnya. Menatap kepergian Faris yang dirasanya cukup aneh

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang