Chapter 25

132 17 0
                                    

Pagi ini Reta telah siap didalam kamarnya. Dia menggerai rambutnya yang panjang, serta memakai bedak seadanya. Reta memang tak suka ber make-up, dia berfikir jika itu hanya akan merusak kulitnya.

Lagi pula wajah Reta sudah putih, mulus serta bibir merah jambu yang alami. Jadi dia tak perlu repot-repot menaburi wajahnya dengan bahan kimia dari make-up.

Tok..Tok..

"Non Reta... Sarapannya udah siap non" panggil si bibi.

Reta membuka pintu kamarnya "Iya bi, ini Reta udah mau turun ke bawah"

Bi Iyem, hanya menggeleng geli melihat tingkah Nona nya satu ini. Tapi dia bersyukur, karena sekarang Nonanya ini sudah tidak lagi sedih.

"Yaudah bibi kebawah dulu ya, non" pamitnya.

Reta mengangguk dan kembali mengambil tasnya. Dia segera turun ke bawah. Saat menuju tangga dia berpapasan dengan Kisya. Reta melemparkan senyuman pada Kisya, yang hanya di abaikan oleh Kisya.

Reta tak ambil pusing, dia harus mengerti watak kakaknya ini. Dia harus bersabar, dia yakin suatu saat nanti Kisya akan dapat menerimanya menjadi adik tiriya. Seperti didalam novel yang sering ia baca. Semoga.

"Pagi Ma" Sapa Reta.

"Pagi sayang, buruan sarapan gih"

Reta mengangguk dan mulai memakan sarapnnya. Keheningan menyelimuti meja makan, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

"Non, Reta ada yang jemput tuh" kata bibi yang baru saja tiba di ruang makan.

"Siapa bi?" Bukan Reta yang bertanya tapi Ariani.

"Itu Nya, Den Faris"

"Kenapa gak disuruh masuk dulu bi?"

"Udah Nya, tapi katanya gakpapa nunggu diluar aja"

Ariani hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum geli "Yaudah Reta buruan gih, kasiha Faris nya"

"Iya Ma ini Reta udah selesai kok"

"Cepet banget? Gak sabar mau pacaran ya?" ledek Ariani

Reta malu mendengar ledekan Ariani "Nggak Ma, Reta gak pacara sama Faris"

"Udah kamu gak usah bohong deh. Liat pipi kamu merah gitu"

Prang!

Reta yang awalnya ingin menjawab ucapan Ariani, tapi di urungkannya saat Kisya membantingkan sendok dan garpunya. Kisya bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi.

"Kisya! Kamu kenapa?" tanya Ariani

"Aku mau berangkat ma" jawabnya setengah berteriak, setelah itu dia sudah menghilang dibalik pintu.

Reta menata nanar saudarinya itu. Reta bodoh, kenapa dia membahas Faris dihadapan Kisya.

"Reta berangkat ya Ma" Reta menyalami tangan Ariani dan segera berlalu dari sana.

Ariani menatap kepergian Reta. Dia masih tak habis pikir dengan sikap Kisya, anak itu menujukkan sikap tak sopannya didepan dirinya.

'Apa Mama salah dalam mendidik mu Kisya?' batinnya.

---

"Faris" sapa Reta pada Faris yang membelakanginya.

Faris yang mendengar sapaan Reta, lantas berbalik menghadap Reta. "Oh, Hai. Yuk berangkat, nanti telat"

"Kok gak bilang mau jemput?" tanya Reta

"Bawel" Faris memakaikan helm paada Reta "Tinggal naik daan duduk manis aja pake nanya ini itu"

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang