Chapter 26

127 10 0
                                    

Tak ada yang lebih menyakitkan dari menghilangnya orang yang kita sayang

---

Happy Reading:)

Sedari tadi, Reta tak henti-hentinya tertawa. Bagaimana tidak, dia masih saja terbayang wajah kedua temannya tadi. Wajah cengo mereka masih saja melintas di benak Reta.

"Suka lo ye, gatau apa kita hampir jantungan" sebal Olin.

"Abisnya kalian lucu deh, mau-mau aja Reta bohongin" lagi tawa Reta pecah, dia tak peduli tatapan orang-orang kantin.

Saat ini mereka memang sedang berada di kantin, setelah melewati 4 jam pelajaran hitung-hitungan.

"Udah puas bu ketawanya" sinis Abel

"Ye, biarin Reta jarang-jarangkan bikin kalian sama Readers jantungan"

"Lo mah, gatau apa tadi si Abel hampir mati berdiri denger lo nyebut nama Gabriel"

"Apansih kok gue? Gak kok b aja" elak Abel.

"Emang Abel kenapa Lin?" tanya Reta "Oh atau jangan-jangan benerkan Abel suka Gabriel? Reta sih udah nebak ya, Reta sengaja tadi cerita ngawur pake nama Gabriel buat mancing reaksi Abel. Dan ternyata benar" ujar Reta bangga.

"Kebangetan lo"

"Gak kok, Reta gak suka sama Gabriel. Sumpah deh Bel. Reta tadi cuma mau ngetest Abel aja, soalnya Gabriel pernah cerita katanya dia suka sama cewek. Tapi dia gakmau kasih tau, tapi akhirnya setelah Reta rayu dengan wajah puppy eyes Reta yang unyu-unyu ini.." Abel dan Olin memasang wajah seperti ingin muntah. "... Dan akhirnya Gabriel cerita deh. Dia nyuruh Reta buat cari tau tentang perasaan Abel. And then, ternyata benar, Abel juga punya perasaan yang sama dengan Gabriel".

"Kan Bel, gue bilang juga apa. Sepupu gue yang satu onoh, walaupun sukanya ngintil sama kita, dia itu normal kok. Buktinya dia suka cewek, dia suka lo lagi. Terbalas dong perasaan lo" Olin menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih udah deh. Lagian kita dari pagi tadi bahasnya Reta-Faris deh. Bukan gue sama Gabriel" Abel berusaha mengalihkan pembicaraan.

Olin menatap Reta "Iya yah, kan lo sama Faris lebih penting, soalnya belum ada kepastian"

Reta menghembuskan nafasnya berat "Kita tunggu aja nanti, Reta gak bisa memperkirakan perasaan Faris"

"Kok gitu?" tanya Abel.

"Reta juga gatau, rasanya masih ada yang mengganjal di diri Faris"

Baru saja Abel mau buka mulut, tapi sudah didahului oleh seseorang yang tiba-tiba datang ke meja kalian.

"Lo Reta ya?"  tanya orang tersebut.

"Iya"

"Lo disuruh menghadap ke pak Budi diruangannya" ujar si lelaki.

"Ada apa ya, kok pak Budi panggil aku?" tanyanya.

Orang tersebut mengendikkan bahunya "Gue gatau, yaudah gua cabut"

"Makasih ya"

"Yo'i"

Reta menatap Abel dan Olin "Ada yang bersedia menemani Reta?" tanyanya dengan wajah puppy eyes.

Abel dan Olin saling pandang lalu menghadap Reta lagi "Gak!" jawab mereka serentak.

"Dih, gak asik" rajuknya "Yaudah, Reta pergi sendiri. Bye"

"Udah sana, gak balik lagi juga gapapa" ujar Olin lantang. Reta berbalik menatap tajam Olin "Awas aja" setelah itu dia melanjutkan langkahnya.

---

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang