Chapter 41

48 6 0
                                    

'Don't judged someone from cover, karena bisa saja dia yang berbentuk Malaikat ternyata Iblis yang sedang manyamar'

-Ikzan Aksada-

---

Dentingan suara garpu dan sendok beradu terdengar jelas diruangan ini. Diruangan makan dirumah Oma, tempat sekarang Reta berada. Mereka sedang menyantap makanan dengan tenang, tidak ada suara yang terdengar kecuali suara dentingan sendok. Diruangan ini ada Reta, Oma dan Opa yang berada dikursi roda.

Reta menatap sekilas pada Oma dan Opa nya, dia ingin berbicara pada mereka tapi dia ragu.

Tak berselang lama mereka selesai dengan kegiatan makan malam. Sekali lagi, Reta melirik takut-takut pada Oma dan Opa nya, akhirnya dia memberanikan diri angkat suara.

"Oma, Opa..." panggilnya pelan.

Oma menatap Reta, begitupun Opa "Ada apa sayang?" tanya Oma.

Reta menggigit bibir bawahnya pelan, lalu dia beranikan diri untuk bicara "Reta, mau pulang ke Indonesia, Oma, Opa" lirihnya pelan dengan wajah yang tertunduk.

"Nara, Opa tau kamu mau pulang ke sana. Tapi, nanti ya sayang bukan sekarang" kali ini Opa nya yang menjawab. Dan Nara itu adalah panggilan khusus dari Opa nya, yang diambil dari nama tengah Reta. Syakinara.

"Tapi Opa, apa ga bisa dipercepat sedikit? Nara kangen disana Opa" ujarnya pelan.

Opa nya hanya tersenyum maklum "Nara kan baru sebentar disini. Apa Nara gak kangen sama Opa? Kan udah lama gak ketemu sama Opa"

Reta menghembuskan nafasnya pelan, dia tidak bisa membantah jika Opa nya sudah memakai alasan ini. Reta mengeluarkan senyumnya "Iyadeh Opa, Nara bakal disini dulu. Nemenin Opa".

"Nah ini baru cucu Opa"

'Tahan sebentar lagi ya, Ta' batinnya

---

Getaran ponsel yang berada disaku celana Faris membuatnya terpaksa mengambil benda pipih itu. Saat ini dia sedang berada diminimarket karena Mamanya meminta temani membeli sesuatu.

Faris melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. Qidra? Tumben sekali Qidra mau menghubunginya, apa ada sesuatu yang terjadi?

"Hallo?"

"Lo dimana sekarang, Ris?" tanya Qidra diseberang sana dengan suara yang tampak cemas. Faris mengernyit heran.

"Gue lagi nemenin nyokap, kenapa?"

"Dera drop lagi, dia-" belum sempat Qidra menuntaskan ucapannya Faris langsung memotongnya.

"Dia dimana sekarang?" tanya Faris, dia terlihat cemas dari raut wajahnya.

"Di di Rumah sakit tempat biasa dia check up dulu. Gue belum bisa pulang sekarang, gue mohon-"

Lagi-lagi Faris memotong ucapannya "Gue kesana sekarang".

Setelah itu dia menutup panggilan tersebut. Mamanya yang dari tadi memperhatikan anaknya, bertanya heran.

"Siapa yang telfon, nak?" tanya Dina.

"Qidra bilang Dera drop, Faris harus segera kesana, Ma. Mama Faris tinggal gakpapa?" tanya Faris pelan.

Dina mengangguk "Gapapa, kamu temuin Dera sana. Mama khawatir sama dia, nanti biar Mama pulang sendiri"

Setelah berpamitan dengan mamanya, Faris segera keluar dari mini market tersebut lalu menyusuri jalanan menunu Rs.

Dia benar-benar kalu sekarang, Dera drop. Setelah berminggu-minggu Dera sehat, dia kembali drop.

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang