Chapter 34

107 11 2
                                    

Seorang gadis tersenyum senang diatas brankar. Dia Dera. Hari ini dia akan pulang ke Indonesia. Sesuai dengan apa yang dikatakan Faris, tepat hari ini mereka pulang.

Gadis itu sangat antusias dengan kepulangannya. Dia bilang, tidur setahun dan jauh dari tanah kelahiran bikin dia rindu.

"Faris ayok kita berangkat sekarang" rengeknya.

Faris yang sedari tadi duduk di sofa, tersenyum tipis. Dari tadi dia memperhatikan gadis itu. Gadis manja dan lugu. Dia tersenyum melihat tingka gadis itu.

"Kan nanti, kita tunggu Qidra dulu. Keberangkatannya masih 2 jam lagi" ujar Faris.

"Ih, bangQid mana sih. Aku udah gak sabar tau, aku udah kangen Indonesia. Aku kangen semua yang ada disana"

Faris tersenyum "Gue juga kangen Indonesia" dan kangen dengan seorang gadis disana. Lanjutnya dalam hati.

Jujur saja, Faris sudah tak sabar mau pulang ke Indonesia. Dia tidak sabar untuk menemui Reta, dan meminta maaf karena tidak pamitan dan mengabarinya. Sebagai gantinya, Faris akan memberikannya sebuah kejutan nanti.

Ya, Faris sudah menyiapkan hadiah dan juga kejutan lainnya untuk Reta. Dia tau, gadis itu pasti rindu padanya. Dia yakin itu.

Membayangkannya saja Faris sudah tersenyum senang. Reta, gadis itu benar-benar candu baginya.

"Faris..." panggil Dera.

"Eh, iya Ta"

"Ta?" tanya Dera bingung "Ta? Ta, siapa Faris?"

"Eh sorry salah gue"

"Ta itu siapa Ris?" tanya Dera mengulangi.

Sebenarnya Faris bingung mau menjawab apa. Jika dia berkata jujur, dia takut Dera tidak siap mendengar kabar ini. Dia ingat, bagaimana sikap Dera dulu terhadapnya.

Tapi, jika dia tidak jujur, bisa-bisa Dera salah paham nantinya saat mengetahui faktanya. Dia juga tidak mau menyembunyikan status hubungannya dengan Reta terus-terusan.

"Ris..." panggil Dera lagi.

"Eh, Ta itu nama panjang dari--"

"Hallo adikku!" sapa seseorang memasuki ruangan Dera.

"BangQid!" teriaknya antusias.

Dera segera berhamburan dipelukan Qidra. Satu-satunya keluarga yang dia punya. Dera dan Qidra yatim piatu sejak 3 tahun lalu. Orang tuanya kecelakaan saat berpergian keluar negeri.

"Baby, kamu kok bahagia banget sih?" tanya Qidra.

"Iya dong, kan hari ini kita mau pulang ke Indonesia" serunya.

"Kamu tuh ya, gak sabaran banget" Qidra mencubit gemas hidung Dera.

"Iya nih, Dera udah kangen sekangen kangennya sama Indonesia"

"Oh ya?"

"Iya bangQid!" serunya

Qidra tertawa renyah, begitupun Faris yang menyaksikan kedua kakak-beradik itu.

"Jadi?" tanya Qidra menaik turunkan alisnya.

"AYO KITA BERANGKAT!" Dera segera naik ke punggung Qidra.

"Dasar anak Tk" ejek Qidra.

"Eh! Bilang apa?" tanya Dera sengit.

"Dera cantik" elak Qidra.

"Baru sadar bang? Udah ah ayok jalan! Faris ayok!"

Faris dan Qidra hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Dera yang sangat childish, namun menggemaskan.

AretaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang