Sepertinya perjuangan yascha tidak benar-benar buruk, tidak juga keputusan yang tepat. Mengapa tidak buruk karena taman nasional karimun jawa benar-benar sebuah surga yang memanjakan mata. Yah walaupun ia harus mempertaruhkan nyawanya dengan menaiki kapal laut. Namun kenapa itu bisa menjadi keputusan yang tidak tepat karena ia tidak benar-benar bisa menikmati pemandangan itu.
Hari pertama bulan madu yascha dan leana di habiskan di dalam kamar. Seharian leana tidak turun dari tempat tidur selain untuk mengambil minum, makan atau ke kamar mandi. Sedangkan yascha, ia sudah coba menghilangkan kebosanannya dengan bermain di pantai, mengobrol dengan warga, atau bermain bola dengan orang asing. Namun tidak ada satupun yang berhasil menghiburnya.
Untuk sekedar informasi, leana bersungguh-sungguh tentang penginapan mereka. Mereka tidak menginap di resort, meski tidak benar-benar rumah warga juga. Leana memilih sebuah paviliun yang minimalis yang di kelola dan di sewakan oleh warga lokal.
"Ayo leana! kita ke pantai." Rengek yascha ketika ia sendiri baru kembali dari pantai.
"Aku lelah, kamu saja yang pergi. Aku akan di kamar membaca buku." Ucap leana tanpa mengalikan pandangannya dari buku yang ia baca.
Hari kedua juga tidak berjalan mulus karena lagi-lagi leana hanya berdiam diri di tempat tidur. Yascha sendiri sudah bingung apa yang harus ia lakukan untuk membuat leana bangkit dari ranjang itu. Semua hal sudah ia coba tawarkan untuk leana, tapi sepertinya tidak ada satupun yang membuat leana tertarik. Sungguh, ia lebih baik bergelut dengan berkas-berkas rancangan di kantor dari pada mati bosan hanya dengan berdiam diri tanpa melakukan apapun. Ia juga sudah bergerak kesana dan kesini, bernyanyi dengan suara falsnya, ia bahkan sempat membawa bola voli ke dalam kamarnya untuk bermain, tapi yascha solah tidak ada bagi leana. Karena itu tetap tidak mengganggunya.
"Ayo leana, kita main di luar. Kemarin kamu sudah menghabiskan waktu di kamar ini. Apa kamu tidak bosan?"
Yascha menyerah, ia butuh leana untuk menghiburnya. Tujuan bulan madu mereka adalah untuk membangun kemistri, tapi jangankan dapat kemistri, untuk mengobrol saja leana tidak punya waktu. Dia seolah-olah tenggelam dengan dunianya sendiri dan yascha seolah-olah tidak pernah ada bersamanya.
"Di luar ramai, aku tidak suka. Aku akan di di sini saja." Jawab leana masih serupa dengan ucapannya kemarin.
Hari ketiga yascha tidak akan membiarkan leana menang. Ia harus melakukan apapun untuk memaksa leana keluar. Setidaknya ia sudah menyiapkan beberapa hal yang mungkin akan leana suka. Pagi-pagi sekali, yascha sudah bersiaga di depan kamar mandi, menunggu leana keluar dari dalamnya.
"Ayo leana, kita main di luar. Aku mohon jangan menolak. Kamu sudah dua hari tidak keluar dari kamar ini. Apa kamu tidak bosan? Kata kamu suka pantai, kita di pantai." Bujuk yascha seraya mengekor leana hingga ke tempat tidur, singgasana leana dua hari terakhir ini.
"Aku harus menyelesaikan bacaanku." Jawab leana datar.
Leana mengambil buku yang sedari dulu menjadi saingan yascha. Tubuhnya ia sandarkan pada dipan sebelum kembali membuka buku, membacanya, lalu mengabaikan keberadaan yascha. Leana hanya butuh ketenangan, dan seperti itulah caranya tenang.
"Kamu bisa menyelesaikannya di pantai. Kamu akan suka, tempatnya sangat indah." Rayu yascha.
"Di pantai terlalu ramai."
"Kita akan ke tempat yang sepi, yang lebih privat, yang tidak akan ada orang lain yang akan masuk selain kita kecuali dengan izinku."
Ucapan yascha terdengar meyakinkan, kalimat itu bahkan dapat mengalihkan perhatian leana meski hanya beberapa detik saja. Tapi itu tidak cukup menggoyahkan hati leana yang memang datang hanya untuk bermalas-malasan. Ia tidak menginginkan kemistri atau apapun dengan yascha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With Crazy Jerk
RomanceRasanya di jodohkan saat punya pacar itu, seperti dihimpit dari dua sisi. Tidak bisa bilang karena takut pacarmu marah, juga tidak bisa menolak karena perintah ayah. Satu-satunya jalan tengah yang bisa dipilih adalah kabur dari rumah sampai ayahmu m...