Seperti biasanya, leana turun ke lapangan untuk memantau pekerjaannya. Namun kali ini berbeda karena yascha terlihat sangat serius memerhatikannya. Setelah menikah dengan leana, yascha seperti tidak lagi mengutamakan pekerjaannya. Saat ini saja, masih jam kantor dan yascha sudah menyambangi istrinya. Padahal tidak lebih dari tiga jam setelah mereka berpisah.
"Yas, mengapa ke sini?" Leana menghampiri yascha yang sedari tadi menyandarkan tubuh kekarnya pada mobil di belakangnya.
"Menjemputmu."
"Bukankah kamu sedang bekerja?"
"Aku bisa meninggalkannya untuk mu."
"Tapi aku juga sedang bekerja."
Bukannya menanggapi ucapan leana, yascha justru membukakan pintu mobil untuk istrinya. Dari wajahnya, leana dapat memastikan jika ada hal serius yang tengah dipikirkan suaminya itu. Karena pekerjaannya juga hampir selesai, leana memutuskan untuk masuk ke dalam mobilnya. Ia rasa yascha lebih membutuhkannya sekarang.
"Ada masalah?"
"Apa?" Tanya yascha tak mengerti. Pertanyaan leana terdengar ambigu, ia tidak dapat mengartikan itu sebuah pertanyaan atau pernyataan. Jika pernyataan, berarti leana mencoba memberi taunya kalau ia sedang dalam masalah. Tapi jika itu pertanyaan, bukankah itu ditujukan untuknya?
"Wajahmu terlihat muram." Tambah leana memberi keterangan pada pertanyaan sebelumnya.
Yang leana rasakan, gurat wajah yascha menyimpan lelah. Tatapan kerasnya begitu terbaca jika dipandang siapa saja. Tapi bagi leana, di dalam kepala yascha ada sesuatu yang disembunyikan dengan begitu dalam, entah apa. Begitu rapi sehingga tak satupun mampu mengendus isi hatinya.
"Itu hanya perasaanmu saja." Sangkal yascha.
"Apa karena laptopmu yang kurusak? Lalu ada masalah dengan proyekmu?" Tebak leana.
"Tidak leana. Tidak ada hal seperti itu."
"Lalu kenapa?"
"Aku hanya sedang merindukanmu." Lontar yascha seraya meraih tangan leana, menggenggam lalu mengecupnya dengan lembut. Untuk saat ini hanya leanalah pelepas penat dan perontok masalahnya. Hanya dengan melihat senyum itu yascha kembali merasa kuat. "Kamu mau makan apa?"
"Rawon."
"Rawon?" Ulang yascha. Jenis makanan apa itu? Pikirnya.
"Iya rawon, kenapa?" Tanya leana saat mendapati wajah terkejut yascha.
"Tidak, ayo kita makan rawon."
"Memang kamu suka?" Tanya leana curiga.
"Aku akan menyukainya."
Terdengar jelas jika yascha belum pernah memakannya.
"Jangan terlalu berusaha yas. Kamu tidak harus memaksakan diri untuk melakukan semua yang aku sukai. Aku tidak butuh kita sama, aku butuh kamu melengkapiku. Jadilah dirimu sendiri."
Apa yang di dengarnya barusan adalah kalimat paling indah yang diterimanya. Leana selalu berhasil membuat damai perasaannya, lalu bagaimana ia tidak berusaha keras untuk membalas semuanya dengan melakukan segala yang terbaik untuknya.
"Aku tidak berusaha untukmu leana, aku melakukannya untukku."
Karena kebahagiaanmu, kebahagiaanku juga leana. Tambah yascha di dalam hatinya.
🌻🌻🌻
"Aku akan menjemputmu sepulang kerja. Jaga dirimu sayang." Yascha pamit untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With Crazy Jerk
RomanceRasanya di jodohkan saat punya pacar itu, seperti dihimpit dari dua sisi. Tidak bisa bilang karena takut pacarmu marah, juga tidak bisa menolak karena perintah ayah. Satu-satunya jalan tengah yang bisa dipilih adalah kabur dari rumah sampai ayahmu m...