"Halo! Kamu di mana, leana?" Tanya yascha begitu panggilan ketujuhnya benar-benar tersambung. Meskipun begitu, tidak ada suara apapun yang terdengar selain isakan kecil di sebrang telpon sana.
"Leana, jangan pergi kemanapun. Kumohon, pulanglah kerumah. Kita harus bicara."
Leana tidak menjawab, sebisa mungkin ia menstabilkan suaranya agar tidak bergetar ketika berbicara. Wanita bodoh! Menahan tangis saja tidak bisa, lalu bagaimana selama ini ia tahan dengan mencintai yascha dan rasa sakit yang diberi pria itu?
"Leana, kamu mendengarku? Jangan pergi kemanapun sebelum aku tiba di rumah." Masih belum ada respon. Setidaknya yascha berharap mendengar suara leana agar perasaannya menjadi sedikit lebih tenang.
Yascha ikut terdiam, cukup lama sampai ia memutuskan untuk memberi penjelasan atau bisa di sebut pembelaannya. Ini sebuah kesempatan. Jika tidak sekarang, yascha takut ia tidak akan pernah bisa menjelaskan hal ini langsung pada leana.
"Aku akan menjelaskan semuanya. Apa yang kamu lihat itu kesalahpahaman. Aku..."
"Jangan terus-menerus membohongiku!" Suara pertama yang dikeluarkan leana terdengar tenang, penuh penekanan dan kental dengan nada kekecewaan.
"Aku tidak berbohong leana. Kumohon percaya padaku, kali ini saja."
"Aku selalu percaya padamu, tapi kamu yang mengkhianatinya. Saat aku sendiri sadar kamu berbohong, aku terus menipu diriku dengan mengatakan berulang kali kalau itu hanya kesalahpahaman. Lalu dengan bodohnya aku berharap sebuah penjelasan yang tidak pernah ingin kamu berikan." Leana mengambil jeda untuk menghapus air mata yang sedari mengalir deras menjelajah pipinya. Ia juga menarik nafas dalam, menyiapkan diri untuk mengungkapkan berbagai pertanyaan yang selama ini hanya bisa ia pendam.
"Kamu lebih memilih mengatar wanita itu dari pada menemuiku di sea world, tapi aku tidak pernah menyalahkanmu. Kamu meninggalkanku di saat-saat terberatku kehilangan bapak, kamu tidak pulang dan memilih menginap dirumahnya. Saat aku tau, kamu pernah berjanji untuk berhenti menemui wanita itu, tapi kamu sendiri yang mengingkari janji itu dengan terus mempedulikannya. Ketika itu terjadi, aku tidak mencoba menghakimimu." Kenang leana sambil terisak. Lukanya bertambah dua kali lipat saat mengorek kembali semua kesakitan yang selama ini ia sembunyiakn oleh sebab rasa takut kehilangan. Ia tidak ingin hubungan yang manis itu berubah karena pertengkaran. Tapi sepertinya saat ini leana sadar hanya dirinyalah satu-satunya orang yang selalu berusaha mempertahankan ikatan itu.
"Kamu salah menyebut namaku, lalu menyembunyikan tentang kemeja itu, aku juga bisa memaklumi. Ketika aku menolongmu dari preman itu, yang pertama kamu tanyakan adalah lia. Sadarkah kamu, saat aku hanya menatap kamu, kamu berpaling dan memilih menatap wanita itu. Aku masih berusaha kuat."
Dari mana leana tau semua itu? Anggap saja ia berubah menjadi cenayang yang mampu menebak segala sesuatu tentang pria yang dicintainya. Dengan mencintai, perasaan seseorang menjadi sangat peka terhadap objek utamanya. Ditambah kecerdasan leana, sangat mudah mendebak gerak-gerik dan maksud yacha.
Dulu, saat yascha berkata akan terlambat datang ke sea world, disitu leana mendengar suara seorang wanita. Betapa terkejutnya leana saat pertama kali bertemu lia, ia tau saat pertama kali mendengarnya jika lia adalah wanita yang sama yang dulu bersuara saat yascha menelponnya. Dan satu lagi, saat yascha tidak pulang untuk pertama kalinya, ada sebuah pesan yang tak sengaja di baca leana. Pesan berisi rajukan lia karena meninggalkannya sebelum ia bangun tidur. Leana masih bisa menerima karena yascha berusaha untuk bisa sekedar menemaninya sarapan.
Sekarang, semuanya telah usai. Leana tidak sanggup menahannya barang hanya untuk sedetik saja. Ia ingin terbebas dari rasa sakit yang sangat menyiksa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry With Crazy Jerk
RomanceRasanya di jodohkan saat punya pacar itu, seperti dihimpit dari dua sisi. Tidak bisa bilang karena takut pacarmu marah, juga tidak bisa menolak karena perintah ayah. Satu-satunya jalan tengah yang bisa dipilih adalah kabur dari rumah sampai ayahmu m...