Pintu terbuka lebar dan langkah kaki yang pelan tapi penuh keyakinan terdengar menggema.
"Sampah, keluar!" perintah orang itu saat melihat ruangan yang sepi.
Ace, Peirre, dan Lucia mendengus sebal lalu berdiri dan kembali ke tempat semula, tidak memperhatikan orang yang baru saja datang.
"Oh, sayangku, aku tidak berbicara denganmu tapi berbicara dengan dua pria itu. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau," ucap Sean saat melihat Lucia yang juga keluar dari tempat persembunyian.
Ketiga orang yang mendengar itu memutar bola mata mereka secara bersamaan.
Sean melihat ini dan berhenti tersenyum. "Kenapa kalian memulainya lebih awal dari biasanya?" tanyanya terlihat kesal.
Ace: "..." Tak tahu malu.
Pierre: "..." Ah, makhluk ini selalu menyebalkan! Dia terlambat dan menuduh kalau kami memulainya lebih awal!?
Lucia: "..." Seperti biasanya...
"Sayangku, selamat tahun baru!" ucap pria itu sambil menyeringai lebar.
Piere: "Apa dia sedang mabuk?! Orang gila ini..."
"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Setan saat merasa ada yang tidak benar.
"Merindukan Ivan," ucap Ace.
Kilatan berbahaya muncul di mata Setan meskipun hanya sekilas. "Ah, begitu."
"Dimana hadiahmu?" tanya Pierre.
"Hadiahku kejutan, dibuka terakhir," ucap Setan bangga.
Mereka bertiga mengangguk apa adanya. Biarkan pria itu melakukan apa yang dia mau. Kita tidak akan bisa menghalanginya kalau dia menginginkannya.
Pertama, Lucia membuka hadiah dari Ace. Semua orang memasang wajah penasaran, kecuali Ace yang memang selalu berwajah datar. "Tas."
Peirre terdiam. "..." Ah, sesuai tebakanku. Itu terlalu kebetulan.
Lucia membuka tasnya dan semua orang tercenung.
Sebenarnya, itu bukan hanya sekedar tas... Itu penuh dengan uang!
"Aku tidak tahu apa yang kamu suka. Belilah sendiri," ucap Ace sambil menyesap tehnya. "Kamu bisa datang padaku kalau kamu merasa kurang."
Semuanya terdiam. Aku merasa adegan ini tidak asing... Bukankah ini seperti percakapan ayah kaya raya dan anak gadisnya?
Lucia tiba-tiba mengingat sesuatu. Su... sugar daddy!
"Terima kasih, Senior Pertama," ucap Lucia sambil terkekeh pelan.
Ace mengangguk serius.
"Ah! Ah! Ayo, buka hadiahku!" seru Peirre buru-buru. "Aku ahli menangkap hati gadis. Kamu pasti menyukai hadiahku!"
Lucia tak mengatakan apapun dan langsung membuka kotak hadiah di depannya.
"Ini..." Lucia menatap isi kotak di depannya. Aksesoris, gaun, alat kecantikan... Semua ini barang-barang khas gadis dan semuanya serba berwarna merah muda!!
"Little Junior, biarkan aku berkata jujur padamu kali ini saja! Kamu cantik asalkan kamu menghapus sampah di wajahmu dan akan lebih cantik lagi kalau kamu berdandan seperti gadis normal," ucap Pierre sambil menekan setiap kata.
Ruangan sunyi sejenak. Itu benar. Lucia cantik asalkan dia melakukan hal-hal yang dilakukan orang normal. Tetapi, kenyataannya, keadaan tidak memungkinkannya untuk menjadi normal. Dia diharuskan berkelahi, melakukan transaksi gelap, bahkan membunuh untuk bertahan hidup. Sampai Lucia lupa bahwa dia juga seorang gadis.
"Senior Kedua..." Lucia menatap Peirre dalam-dalam.
"Ah?"
"Terima kasih."
Peirre merasa tubuhnya mati rasa saat melihat mata Lucia yang biasanya dingin tiba-tiba berkabut.
"Ah, ya, ah, bukan masalah," ucap Pierre sambil menyentuh hidungnya kikuk.
"Sudah?" Suara serak Setan memecah keheningan.
Pierre mendengus. Perusak suasana ah!
Kemudian Sean menepuk kedua tangannya dan pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria yang berdiri tegap.
"Jangan katakan kalau hadiah untuk Little Junior itu dia?" Peirre menatap Empat belas, salah satu tentara elit Setan, yang masih berdiri. Apa Setan mau memberi Lucia seorang... budak?
Ace menatap Peirre dan mengetahui apa yang dia pikirkan. "Gunakan otak kecilmu itu."
Empat belas tak menghiraukan Peirre dan langsung menghampiri Setan untuk menyerahkan koper di tangannya.
"Berikan padanya," perintah Setan sambil menunjuk Lucia yang duduk di seberangnya dengan dagunya.
Lucia: "..." Hei, apa kamu benar-benar ingin memberiku hadiah? Dimana letak ketulusanmu, hah?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan and Demon [SUDAH DIKONTRAK]
Romance"Aku sudah menyelamatkan nyawamu. Jadi, bayar aku... dengan tubuhmu." Lucia: "..." "Nona, apa kamu yang menyelamatkanku? Kalau begitu, biarkan aku membayar dengan tubuhku." Lucia: "!!!" *** Lucia dibuang oleh keluarganya, ditinggalkan kekasihnya , d...