24

3K 170 4
                                    

"Sebenarnya aku adalah penggemarnya," ucap Sean cukup keras untuk didengar orang-orang di sekitar mereka. "Dia adalah juniorku yang paling cantik di perguruan. Bukan begitu, sayangku?"

"Uh, ya, begitulah," ucap Lucia kikuk.

Sesungguhnya dia tidak mengharapkan jawaban seperti ini dari Sean.

Meskipun begitu, pria ini tidak berbohong...

Dia memang junior paling cantik di organisasi. Tetapi, itu karena dia satu-satunya gadis di sana! Dia tidak bisa merasa bangga karena alasan itu.

Tuan rumah mengangguk paham. "Ya, gadis ini memang cantik. Nona, siapa namamu?"

"Lucia," jawab Lucia sopan.

"Nama yang cantik!" puji tuan rumah.

Matanya yang sipit melirik Arthur yang ada di belakang Lucia dengan tatapan menyelidik. "Omong-omong, apa kamu mengenal Tuan Arthur?"

"..." Pria tua ini, tidak bisakah kamu begitu lebih jelas lagi? Kamu jelas-jelas sedang menyelidikiku!

Arthur yang merasa terpanggil buru-buru maju sambil memeluk pundak Lucia. "Dia adikku."

Mata Sean dipenuhi dengan kilat berbahaya saat melihat tangan Arthur yang bersandar di pundak Lucia. Tapi itu segera menghilang tanpa disadari siapapun.

Tuan rumah mengangguk mengerti saat mendengar jawaban Arthur. Gadis ini... terlalu beruntung!

***

Di kejauhan, Alissa menatap Lucia yang asyik bercakap-cakap dengan tatapan membunuh.

Kenapa gadis itu begitu beruntung?! Dia tidak pantas menerima itu semua! Seharusnya semua perhatian itu untukku!

Tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar. Alissa mendengus kesal sebelum mengangkat panggilan telepon.

"Alissa."

Alissa memutar matanya saat mendengar suara serak Hana yang memanggilnya.

"Maafkan aku! Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. Tetapi, aku akan tetap membalaskan dendammu suatu hari nanti. Aku tidak akan membiarkan pelacur kecil itu hidup dengan tenang!"

"Aku rasa kamu tidak perlu melakukannya. Bagaimana pun juga, kami terikat hubungan darah." Alissa kembali ke sikapnya yang lemah lembut.

"Kamu terlalu pemaaf! Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa bertahan dengan kenaifanmu itu." Hana memarahinya dengan lembut.

"Tapi..."

"Tidak perlu berbicara lagi, aku akan melindungimu dengan segala cara!" ucap Hana tegas lalu langsung mematikan sambungan telepon.

"Sampah," gumam Alissa pelan.

***

"Apa yang kamu lakukan di sini?!" desis Lucia tertahan.

Sean tersenyum misterius saat menatap Lucia.

Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa mendapatkan kesempatan untuk bertanya tapi pria ini hanya tersenyum menyebalkan!

"Sayangku, apa begitu caramu berbicara dengan kekasihmu?" tanya Sean dengan suara rendah.

"Kita sudah putus!" ucap Lucia geram.

"Benarkah? Kapan itu?" Sean memasang wajah polos.

"Sehari setelah ulang tahunku," jawab Lucia dingin saat menatap dingin wajah tebal Sean.

"Aku tidak mau. Jadi, tentu saja kamu masih milikku!"

"..." Betapa tidak tahu malu!

Arthur yang terlupakan hanya bisa menatap dua orang di hadapannya yang berbisik-bisik. Kenapa aku merasa mereka terlihat sangat intim?

Dia menggelengkan kepalanya cepat. Tidak, itu mungkin hanya imajinasiku.

Sebelum Lucia bisa mengumpat, seorang pria dengan jas hitam ala bodyguard datang menghampiri Sean dan berbisik di telinganya.

"Ah, sayangku, aku pergi dulu. Sampai jumpa~" Sean tersenyum misterius ke arah Lucia sebelum berbalik pergi.

"..." Setan sialan, pergilah! Pergi sejauh mungkin!

"Lucia, apa kamu mengenalnya?" tanya Arthur cemas.

Bagaimana dia tidak cemas? Sean itu adalah pebisnis legendaris di negara ini dan salah satu orang terkaya di dunia. Orang hebat seperti itu pasti tidak sederhana. Dia berbahaya! Arthur tidak mau gadis manisnya terkotori orang jahat.

Seandainya Arthur tahu jika Lucia harus tinggal di asrama pembunuh bayaran dan selalu ikut bersama Sean ke pasar gelap untuk 'bermain'...

Satan and Demon [SUDAH DIKONTRAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang