Arthur mengangguk. "Jadi, apa kamu memiliki informasi tentangnya?"
"Tidak banyak. Aku akan mencarinya nanti," jawab Jasper. "Mungkin aku bisa memberikannya padamu besok atau lusa."
Arthur terlihat lega. "Itu bagus. Sebenarnya, aku tidak begitu menyukainya. Kamu tahu, kan, orang-orang hebat tidak sederhana."
Jasper tersenyum miring. "Begitu pula denganmu."
Arthur hanya tersenyum kecil mendengar ini.
Mereka tidak berbicara lagi dan hanya fokus memakan makanan yang sudah disajikan tadi.
Saat Arthur kembali ke kantor, dia melihat Lucia yang sedang menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut, terlihat tidak begitu baik.
"Kamu akan cepat tua kalau terus mengerutkan kening seperti itu," komentarnya.
Lucia menggosok keningnya lalu mendesah. "Aku rasa aku butuh liburan," ucapnya.
Arthur mengangkat salah satu alisnya. "Kamu sudah berlibur selama empat tahun di luar negeri. Apa itu masih belum cukup?"
"..." Liburan kepalamu.
Arthur kebingungan saat melihat Lucia yang menatapnya dengan tatapan tajam. Uh, apa aku salah bicara? Bukankah gadis ini memang menghabiskan sebagian besar waktunya di luar negeri untuk bermain-main?
Ya, dia bermain-main... dengan kematian.
Lucia menarik napas lalu menghembuskannya berkali-kali, berusaha menenangkan emosinya supaya tidak melakukan kekerasan pada Arthur. "Darimana saja kamu?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.
Tubuh Arthur membeku. "U... uh, ada apa?"
"Seseorang mencarimu," ucap Lucia. "Entah. Aku rasa mereka dari perusahaan cabang."
Arthur menghela napas lega. "Oh. Aku akan melihatnya nanti."
"Apakah Lucia ada di dalam?"
Arthur dan Lucia menoleh ke pintu masuk saat mendengar seseorang di luar menyebut nama Lucia.
"Tu... Tuan, kamu tidak bisa masuk!" seru suara yang mereka kenal sebagai milik Anna.
"Aku temannya!" sahut orang lainnya.
Detik berikutnya, pintu dibuka dengan kasar, menunjukkan sosok pria dengan wajah yang sudah tidak asing lagi bagi mereka.
"Kamu, bajingan kecil! Aku mencarimu kemana-mana sejak kemarin," ucap pria itu dengan kesal. "Kamu tidak memberiku alamatku dan juga tidak membalas pesan-pesanku!"
"Ethan?" Lucia mengerutkan kening.
Ethan menyeringai. "Ya, ini aku! Sekarang kamu tidak bisa menghindar dariku lagi!"
Dia duduk di samping Lucia dan alisnya saling bertautan saat melihat sosok Arthur yang berdiri di seberangnya. "Siapa dia?"
Arthur memijat pelipisnya. Satu lagi pembuat onar yang dikenal Lucia...
"Kamu pikir ini kantor siapa?" Arthur balik bertanya.
"Kamu Arthur?" tanya Ethan dengan sembrono.
"Kamu Ethan?"
Lucia: "..." Teruslah bertanya. Aku rasa tidak ada yang akan menjawab.
Ethan menyipitkan matanya. Dia bergeser semakin dekat dengan Lucia. "Apa dia membuat masalah untukmu?" bisiknya.
Lucia melirik Arthur terlihat pusing. "Aku rasa aku yang membuat masalah baginya."
Ethan: "..." Yah, dengan kemampuan gadis ini, itu agak sulit untuk membuat masalah dengannya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lucia kemudian.
Ethan cemberut. "Aku jelas-jelas menemuimu, oke?"
"Maksudku, apa kamu memiliki urusan denganku?"
Ethan berdecak. "Apa kamu belum mendengar kabar? Pria gila itu sudah kembali!" ucapnya. "Aku di sini untuk melindungimu!"
"Aku sudah bertemu dengannya."
"Ak... apa?!"
"Aku sudah bertemu dengannya," ulang Lucia sekali lagi.
Ethan menatap Lucia dari atas ke bawah dengan cemas. "Apa yang dia lakukan? Apa dia membuat masalah untukmu?"
"Eh, tidak. Maksudku, belum," jawab Lucia yang terlihat gugup.
Mata Ethan memicing saat melihat kegugupan Lucia. "Apa yang kamu lakukan?"
Lucia tertawa, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Apa?"
Ethan melirik ponsel Lucia yang diletakkan di meja dan segera mengambilnya.
Lucia yang bereaksi kurang cepat hanya bisa memasrahkan ponselnya dibuka Ethan.
Ethan membuka pesan-pesan dari Sean dan dahinya berkerut saat melihat pesan yang baru saja masuk.
[1 pesan baru]
Sean: Sayangku, aku kekasihmu~ Bersikaplah lebih manis, oke?~Ethan menatap Lucia dengan horor. "Kalian pacaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan and Demon [SUDAH DIKONTRAK]
Romance"Aku sudah menyelamatkan nyawamu. Jadi, bayar aku... dengan tubuhmu." Lucia: "..." "Nona, apa kamu yang menyelamatkanku? Kalau begitu, biarkan aku membayar dengan tubuhku." Lucia: "!!!" *** Lucia dibuang oleh keluarganya, ditinggalkan kekasihnya , d...