"Jadi, terima aku!" ucap Dimas serius.
Otak Lucia berputar selama tiga detik sebelum menjawab, "Ini tidak sesederhana seperti yang kamu pikirkan. Aku mencintainya, dia juga mencintaiku. Hanya saja, karena identitasnya yang istimewa, dia tidak bisa sering muncul."
"Kita sudah putus tapi aku benar-benar mencintainya. Kamu tidak akan bisa mengubah perasaanku." Lucia menatap Dimas serius.
"Benarkah?" Dimas ragu.
Lucia mengangguk yakin.
"Kalau begitu, baiklah." Dimas mendesah. "Tapi aku akan tetap berusaha mengejarmu."
Saat Dimas pergi, Lucia ingin membenturkan kepalanya ke tiang sambil menangis sejadi-jadinya.
Sial! Dari sekian banyak orang, kenapa aku harus menggunakan Setan sebagai alasan?! Aku menyesal! Seratus persen menyesal ah!!
Jadi, saat Arthur menemukan Lucia selepas acara, dia melihat seorang gadis depresi yang sejak tadi memikirkan bagaimana cara memutar waktu.
"Ayo, pulang!" ajak Arthur.
Lucia mengangguk pasrah lalu mengikuti Arthur.
Saat akan membuka pintu mobil, Lucia melihat sesosok pria yang tidak asing.
"Bisakah aku menumpang? Mobilku mogok dan aku harus segera pergi ke kantor." Dimas memasang wajah bermasalah. "Kebetulan jalan kita searah."
Lucia ingin tertawa dalam hati. Jaman sekarang, siapa yang akan mempercayai alasan klise seperti itu? Bodoh!
"Benarkah? Itu buruk! Masuklah, aku akan mengantarmu!" Arthur mempersilahkan.
Lucia: "..."
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Arthur bingung saat melihat Lucia.
"Kak, kamu berhasil mengubah pandanganku tentang dunia ini," ucap Lucia pelan sebelum masuk ke mobil.
Arthur ditinggalkan kebingungan dengan maksud ucapan Lucia.
"Apa ini milikmu?" tanya Lucia saat melihat kotak besar yang ada di kursi mobilnya.
Dimas menggeleng. Arthur juga menggeleng. Lucia bingung.
"Milik siapa ini?" Lucia mengamati kotak itu hati-hati dan menemukan surat yang tersembunyi di atas kotak.
"Siapa itu Lucy?" tanya Arthur saat melihat nama 'Lucy' yang tertera di bagian atas amplop.
Lucia mengerutkan dahi. Dari sekian banyak orang, hanya orang-orang dari organisasi yang memanggilku dengan nama Lucy. Jangan-jangan...
"Milikmu?" tanya Dimas.
Lucia mengangguk ragu. Aku merasa ada yang salah...
"Bukalah! Aku juga ingin melihatnya!" ucap Arthur.
Dimas yang duduk di belakang juga tertarik dan mendekatkan diri.
Lucia membuka surat dan wajahnya memucat seakan-akan darahnya tersedot habis oleh vampir.
Arthur membaca tulisan singkat di surat itu pelan-pelan. "Sayangku, bukalah! Kamu pasti akan menyukainya meskipun itu tidak sebaik aku menyukaimu!"
Lucia mengutuk pelan. "Makhluk ini..." Sejak kapan dia bisa mendapatkan kata-kata bagus seperti itu?
"Uh, Lucia, dari siapa itu?" tanya Arthur sambil menunjuk simbol '$' yang ada di pojok bawah surat.
"Kamu tidak perlu tahu. Ini tidak penting," kilah Lucia.
Arthur: "..." Apa kamu pikir aku idiot? Itu penting!
Setelah membaca surat itu, Lucia merasa enggan untuk membuka kotak di pangkuannya. Sial! Aku yakin ini bukan hal yang baik.
Tapi karena terus mendapatkan tatapan penasaran yang intens dari Arthur dan Dimas, Lucia mau tak mau harus membukanya.
"Saat aku membukanya, lindungi dirimu." Dan hatimu dari serangan ini.
"Kenapa?" tanya Arthur tak mengerti.
"Kamu pasti tidak akan bisa menebak isinya. Mungkin saja kamu mati karena terkejut," ucap Lucia sembarangan.
Arthur masih tak mengerti tapi dia mengangguk.
Lucia menarik napas dalam-dalam sebelum dengan hati-hati membukanya.
Byar!!
Serbuk kerlap-kerlip tiba-tiba memenuhi mobil.
Lucia yang sudah menyiapkan dirinya masih tertegun saat melihat isinya. Apalagi Arthur dan Dimas yang awalnya tidak mengerti. Sekarang mereka berdua tahu apa makna sesungguhnya dari terkejut sampai mati.
Di dalam kotak itu ada berlian sempurna sebesar telapak tangan Lucia dan kertas merah muda dengan tulisan tangan yang sama jeleknya dengan surat sebelumnya.
Lucia menatap kertas itu seakan dia sedang melihat orang yang mengirimkannya.
Kertas itu bertuliskan: Kejutan!! :P Aku akan segera menculikmu! Tunggu aku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan and Demon [SUDAH DIKONTRAK]
Romance"Aku sudah menyelamatkan nyawamu. Jadi, bayar aku... dengan tubuhmu." Lucia: "..." "Nona, apa kamu yang menyelamatkanku? Kalau begitu, biarkan aku membayar dengan tubuhku." Lucia: "!!!" *** Lucia dibuang oleh keluarganya, ditinggalkan kekasihnya , d...